KESENIAN SARONEN BUNGA AROMA DALAM KEGIATAN KEMASYARAKATAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP TAHUN 1975-2015
SARONEN AROMA FLOWER ARTS IN COMMUNITY ACTIVITIES IN TANJUNG SARONGGI VILLAGE SUMENEP DISTRICT 1975-2015
Penelitian ini bertujuan untuk membahas kesenian saronen kelompok Bunga Aroma dalam kegiatan kemasyarakatan di Kabupaten Sumenep, tepatnya di Desa Tanjung Kecamatan Saronggi. Salah satu seni tradisional yang ada di Indonesia adalah seni musik saronen. Musik saronen yang merupakan musik tradisional Kabupaten Sumenep terdengar, tidak hanya bagi masyarakat Sumenep dan Jawa Timur, namun mencakup ranah Nasional. Hingga saat ini, seni musik saronen tetap bertahan, walau di zaman modern ini keberadaannya terancam dengan musik modern, namun pada kenyataannya musik Saronen ini tetap digemari masyarakat.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat diambil rumusan masalah yaitu: 1 Mengapa musik saronen tetap diminati oleh masyarakat di desa Tanjung Kecamatan Saronggi Kabutapen Sumenep ? 2 Bagaimana perkembangan penyajian musik saronen dalam kegiatan kemasyarakatan di desa Tanjung Kecamatan Sumenep tahun 1975-2015 ?
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Terdapat empat tahap proses metode sejarah yakni proses untuk menemukan sumber-sumber Heuristik, dilanjutkan kritik sumber, Setelah dilakukan kritik terhadap sumber-sumber yang telah ada dan diperoleh fakta-fakta tersebut penulis melakukan tahap interpretasi , dan tahap terakhir yakni historiografi.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang faktor-faktor yang menyebabkan musik saronen tetap diminati oleh masyarakat Madura, yang padu dengan karakteristik dan identitas masyarakat Madura yang tegas, polos, dan sangat terbuka mengilhami penciptanya, iramanya dikemas menjadi dua nuansa yakni nuansa budaya dan nuansa agama. Dua nuansa tersebut akan dipilah kembali sesuai dengan empat kegiatan yang masih berdiri dan masih dikembangkan lagi di Madura. Disertai ciri-ciri alat musik saronen yang terdiri dari sembilan instrumen yang sangat khas, karena disesuaikan dengan nilai filosofis. Perkembangan pertunjukan yang dilaksanakan kelompok musik saronen Bunga Aroma dalam kegiatan kemasyarakatan dari periode awal yakni tahun 1975-1999 musik saronen masih bermain ditempat hanya dipanggung, hanya membentuk formasi U penonton. Periode pembenahan yakni tahun 1999-2015 alat musik saronen mengikuti rute upacara yang telah ditentukan seperti ikut ke tengah laut mengiringi larung saji.
This study aims to discuss the art of saronen in the Aroma Flower group in community activities in Sumenep Regency, precisely in Tanjung Village, Saronggi District. One of the traditional arts in Indonesia is the art of saronen music. Saronen music, which is the traditional music of Sumenep Regency, is heard, not only for the people of Sumenep and East Java, but also covering the national realm. Until now, the art of saronen music has survived, even though in modern times its existence is threatened by modern music, but in fact Saronen's music is still popular with the people.
Based on the description of the background, the formulation of the problem can be taken, namely: 1 Why is saronen music still in demand by the community in Tanjung Village, Saronggi District, Sumenep Regency? 2 How was the development of saronen music presentation in community activities in the village of Tanjung, Sumenep District, 1975-2015?
This study uses historical research methods. There are four stages of the historical method process, namely the process of finding sources (Heuristics), followed by source criticism. After criticism of existing sources and obtaining the facts, the writer takes the interpretation stage, and the last stage is historiography.
The results of this study explain the factors that cause saronen music to remain in demand by the Madurese, which is coherent with the characteristics and identity of the Madurese community which is firm, innocent, and very open to inspire its creators, the rhythm is packaged into two nuances, namely cultural nuances and religious nuances. The two nuances will be sorted again according to the four activities that are still standing and are still being developed in Madura. Accompanied by the characteristics of the saronen musical instrument which consists of nine very distinctive instruments, because it is adjusted to philosophical values. The development of performances carried out by the saronen music group Bunga Aroma in community activities from the initial period, namely 1975-1999, saronen music was still playing on the spot only on stage, only forming a U formation for the audience. The renovation period, namely 1999-2015, the saronen musical instrument followed a predetermined ceremonial route such as going out to sea to accompany the serving of food.