Reyog Obyok Ponorogo sebagai Ide Penciptaan Seni Lukis
Reyog Ponorogo memiliki nilai tinggi di kalangan masyarakat di Ponorogo. Sebagai warisan hasil budaya yang telah mengakar, Reyog Ponorogo memiliki berbagai versi cerita asal usulnya dan bentukpenyajian pertunjukan. Pertunjukan Reyog Ponorogo memiliki versi festival dan versi obyok. Versi obyok memiliki nilai sosial yang tinggi, karena dalam praktik pertunjukannya versi ini lebih dengan dengan masyarakat melalui interaksi.Fokus penciptaan karya seni lukis ini terletak pada penari Jathil yang menampilkan gestur sederhana dan anggun serta penari Singo Barong atau Bujang ganong yang menampilkan gerakan romantis. Harapan perupa dalam menciptakan karya seni lukis yang dapat menyampaikan pesan moral seperti tidak membeda-bedakan orang, toleransi, dan berbagi. Tujuan dari penciptaan karya lukis ini adalah 1) ikut serta melestarikan kesenian reyog obyok Ponorogo melalui media seni lukis. 2) Memperkenalkan variasi model pertunjukan reyog obyok Ponorogo melalui media seni lukis. 3) Memvisualkan kejadian-kejadian yang sering terjadi dalam pertunjukan reyog obyok Ponorogo. Dari fokus penciptaan diatas menghasilkan lima buah karya dengan judul Buaian fantastika, Hegemoney, Analogi cinta, Gerak-gerak semu, dan Tanpa batas.
Reyog Ponorogo has a high value among the people in Ponorogo. As a deeply rooted cultural heritage, Reyog Ponorogo has various versions of its origin stories and forms of performance. The performance of Reyog Ponorogo has a festival version and an obyok version.The obyok version has a high social value, because in practice this version is more closely related to the community through interaction.The focus of the creation of this painting is on the Jathil dancer who displays simple and graceful gestures and Singo Barong or Bujang ganong dancer who displays romantic movements.The hope of the artist in creating works of art that can convey a moral value such as not discriminating between people, tolerance, and sharing. The purpose of the creation of this painting is 1) to participate in preserving the art of reyog obyok Ponorogo through the media of painting. 2) Introducing variations of the Ponorogo reyog obyok performance model through the media of painting. 3) Visualize the frequent occurrences in in the Ponorogo reyog obyok performance. From the focus of creation above, five works with the title Buaian fantastika, Hegemoney, Analogi cinta, Gerak-gerak semu, dan Tanpa batas.