HABITUS MASYARAKAT PETANI DI KAWASAN WISATA AIR TERJUN PUTRI MARON TRENGGALEK

HABITUS OF FARMERS COMMUNITIES IN THE TOURISM AREA OF PRINCESS MARON WATERFALL TRENGGALEK

Penelitian ini membahas tentang habitus masyarakat petani di kawasan wisata air terjun putri maron Trenggalek. Mayoritas masyarakat yang berada di daerah tempat wisata tersebut bermata pencaharian sebagai seorang petani. Kebiasaan masyarakatnya sehari-hari mengelola pertanian. Adanya pembangunan wisata ini menimbulkan perlawanan dari masyarakat sekitar. Bentuk perlawanan itu berupa wacana yang diutarakan oleh masyarakat setempat. Wacana itu muncul setelah wisata putri maron resmi didirikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui habitus masyarakat petani di kawasan wisata air terjun putri maron Trenggalek. Penelitian ini menggunakan perspektif teori dari Pierre Bordieu mengenai habitus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini kualitatif dengan pendekatan struktural genetis. Lokasi penelitian bertempat di dusun Soko. Subyek penelitian yaitu lembaga yang memiliki keterkaitan dengan pembangunan wisata dan masyarakat petani yang tinggal di kawasan wisata air terjun putri maron. 

Hasil penelitian ini menunjukkan empat poin penting. Pertama kegiatan bertani tidak hanya dilakukan oleh masyarakat desanya, tetapi juga oleh perangkat desa yang dilakukan sebagai kegiatan sampingan. Hal itu menimbulkan adanya berbedaan yaitu terdapat petani subsiten dan petani non-subsiten. Kedua pada mula pembangunan wisata putri maron melibatkan beberapa tokoh masyarakat termasuk para petani. Awalnya masyarakat mengikuti segala jenis kegiatan yang ada di tempat wisata. Pemerintah mewacanakan bahwa pembangunan wisata meningkatkan perekonomian masyarakat dan belum dapat memberdayakan masyarakat secara luas. Ketiga wacana dari pemerintah tidak terlaksana, sehingga menimbulkan adanya bentuk perlawanan yang dilakukan masyarakat salah satunya adalah dengan tidak mengikuti kegiatan gotong royong. Keempat habitus masyarakat petani dipengaruhi oleh dua hal yaitu muncul dari dalam diri dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan (eksistensi).

Kata Kunci : Pariwisata, Habitus, Masyarakat Petani

This research discusses about the habitus of farmers communities in the tourism area of princess maron waterfall Trenggalek. The majority of people who live in that area of ​​tourism destination have  livelihood as a farmers. Habits carried out by the community is managing the agricultural sector. The existence of this princess maron tourism development raises resistance from the surrounding community. The form of resistance is in the form of discourse expressed by the local community. The discourse arose after the princess maron tourism was officially established. This study aims to determine the habitus of the farming community in the tourism area of princess maron Trenggalek waterfall. This study uses a theoretical perspective from Pierre Bordieu regarding habitus. The method used in this study is qualitative with a genetic structural approach. The research location is in Soko hamlet. The research subjects are institutions that have links with tourism development and farming communities who live in the tourism area of ​​princess maron waterfall.

The results of this study indicate four important points. First, farming activities are not only doing by the village community, but also by village officials which are doing this as side activities. This creates a difference, there are subsistence farmers and non-subsistence farmers. Secondly, in the beginning of the construction of the princess maron tourism, several community including farmers were involved. Initially the community participated in all types of activities in the tourism destination. The government discusses that tourism development enhance the community's economy and has not been able to empower the community at large. The three discourses from the government were not implemented, so that a form of resistance appear by the community, one of them was not participating in mutual cooperation activities. The four habitus of the farming community influenced by two things, which arise from personal and influenced by environmental factors (existence).

Keywords: Tourism, Habitus, Peasant Communities