MOTIVASI ATLET ATLETIK DALAM MENGIKUTI LATIHAN DI PERSATUAN ATLETIK SELURUH INDONESIA (PASI) KOTA BLITAR UNTUK MENUNJANG PRESTASI DI PORPROV JAWA TIMUR VIII

MOTIVATION OF TRACK AND FIELD ATHLETES IN INDONESIAN ATHLETICS ASSOCIATION (PASI) CHAPTER BLITAR TRAINING SESSION TO SUPPORT ACHIEVEMENTS IN EAST JAVA PORPROV VIII

Penelitian ini, menganalisis tentang permasalahan tingkat motivasi di atlet atletik PASI Kota Blitar dalam menunjang prestasi di PORPROV ke-VIII. Menganalisis bahwa PASI Kota Blitar mampu mengevaluasi atlet dan juga pelatih, serta mengetahui tingkat motivasi latihan dari masing-masing atlet. Motivasi dalam olahraga merupakan pondasi awal atau dorongan moral dalam melakukan olahraga. Motivasi dibagi menjadi 2, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Populasi ini sebanyak atlet atletik PASI Kota Blitar yang usia remaja berjumlah 35 atlet dan sampel sebanyak atlet yang dipersiapkan untuk ikut dalam PORPROV ke-VIII berjumlah 14 atlet dan yang sudah masuk limit sebanyak 8 atlet. Berdasarkan penelitian Faktor Ekstrinsik, hasil yang didapatkan adalah tingkat motivasi berkategori sangat tinggi 1 atlet atau 7,1, tinggi 3 atlet atau 21,4%, sedang 5 atlet atau 35,7%, rendah 4 atlet atau 28,6%, sangat rendah 1 atlet atau 7,1%. Sedangkan penelitian berdasarkan faktor intrinsik, tingkat motivasi yang berkategori sangat tinggi 1 atlet atau 7,1, tinggi 4 atlet atau 28,6%, sedang 4 atlet atau 28,6%, rendah 28 atlet atau 28,6%, sangat rendah 1 atlet atau 7,1%. Sehingga didapatkan kesimpulan bahwa bardasarkan faktor instrinsik semakin atlet memiliki tingkat kreatifitas yang tinggi maka semakin tinggi tingkat motivasi atlet dalam meraih prestasi. Faktor ekstrinsik indikator yang paling dominan adalah indikator komitmen. Karena sebelum menjadi atlet harus berkomitmen untuk latihan dengan giat, tanggung jawab dan disiplin karena hal ini dapat berpengaruh pada prestasi atlet. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat rekomendasi dan saran untuk PASI Kota Blitar yakni melakukan pemusatan latihan beberapa bulan sebelum PORPROV Jawa Timur selanjutnya, hal ini dilaksanakan agar pelatih dapat mengetahui perkembangan atlet yang sedang dipersiapakan.

This study analyzes the problem of the level of motivation in Indonesian Athletic Association (PASI) Blitar City athletes in supporting achievements at the 8th PORPROV. The main idea is that PASI Blitar City could evaluate their athletes and coaches and determine their training motivation level. Motivation in sports is the initial foundation or moral encouragement for doing sports. The motivation is divided into two types: intrinsic and extrinsic. The author will use a quantitative research method with the population of PASI athletes from Blitar City who are teenagers, totaling 35 athletes, and a sample of 14 athletes who are prepared to participate in the 8th PORPROV and eight athletes who have entered the limit. Based on extrinsic factors research, the results obtained were that the level of motivation was categorized as very high one athlete or 7.1, high three athletes or 21.4%, medium five athletes or 35.7%, low four athletes or 28.6%, deficient one athlete or 7.1%. Meanwhile, research based on intrinsic factors shows that the level of motivation in the very high category is one athlete or 7.1, high four athletes or 28.6%, medium four athletes or 28.6%, low 28 athletes or 28.6%, deficient one athlete or 7.1%. Thus, it was concluded that based on intrinsic factors, the more an athlete has a high level of creativity, the higher the athlete's motivation to achieve achievements. The most dominant extrinsic factor is the commitment indicator. Before becoming an athlete, the athletes must commit to training diligently, with responsibility and discipline, because this can affect the athlete's performance. Based on the research results, there are recommendations and suggestions for PASI Blitar City. They are holding a training camp several months before the next East Java PORPROV so that coaches can find out the progress of the prepared athletes.