ANALISIS PEMBINAAN SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB) USIA DINIĀ
WIDORO KANDANG TUBAN
ANALYSIS OF EARLY FOOTBALL SCHOOL DEVELOPMENT (SSB) WIDORO KANDANG TUBAN
Pada aktivitas lapangan sangat menyenangkan dan sederhana untuk dimainkan oleh berbagai kalangan. Untuk mengetahui pembinaan usia dini SSB Widoro Kandang Tuban adalah tujuna dari penelitian ini. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji, credibility, transferability, dependability, dan confirmability. Sampel penelitian ini sebanyak 40 pemain, 5 pelatih, 10 walimurid, dan 7 pengurus SSB Widoro Kandang Tuban. Hasil penelitian ini diantaranya pada SSB Widoro Kandang Tuban dalam merekrut pelatih tidak ada kriteria yang yang rinci tetapi dengan prinsip ada kemauan belajar yang tinggi untuk menjadi pelatih, dan mempunyai kemampuan pelatih untuk melatih dengan semangat, pelatih yang ada di SSB Widoro Kandang Tuban sudah ada yang memiliki lisensi pelatih tetapi hanya 1. Maka dapat ditarik kesimpulan pembinaan SSB Widoro Kandang Tuban pelatih dan pengurus serta pemain dapat berkomunikasi dengan baik, sarana dan prasarana yang dimiliki belum lengkap untuk menunjang latihan pemain, dan sumber daya manusia yang dimiliki oleh pelatih hanya 1 yang memiliki lisensi pelatih.
On the field activities are very fun and simple to be played by various circles. To know the early childhood development of SSB Widoro Kandang Tuban is the point of this research. Data validity tests in qualitative research include test, credibility, transferability, dependability, and confirmability. The sample of this study was 40 players, 5 coaches, 10 walimurid, and 7 administrators of SSB Widoro Kandang Tuban. The results of this study are at SSB Widoro Kandang Tuban in recruiting coaches there are no detailed criteria but with the principle there is a high willingness to learn to be a coach, and have the ability of coaches to train with passion, coaches in SSB Widoro Kandang Tuban already have a coach license but only 1. So it can be drawn conclusions coaching SSB Widoro Kandang Tuban coaches and administrators and players can communicate well, the facilities and infrastructure owned are not complete to support player training, and human resources owned by coaches only 1 has a coach license.