EVALUASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI HIPPAM TIRTO SEJATI BERBASIS PENGELOLAAN MASYARAKAT DI DESA PRAYUNGAN KECAMATAN SUMBERREJO KABUPATEN BOJONEGORO

Program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat merupakan inisiatif pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pembangunan infrastruktur guna memenuhi kebutuhan air minum dan sanitasi masyarakat. Pada tahun 2018, penerapan skema penyediaan air minum berbasis masyarakat yang disebut Pamsimas menghasilkan pembangunan fasilitas air bersih. Agar program Pamsimas dapat dikelola secara efektif dan berkelanjutan, maka dibentuklah Himpunan Pengguna Air Minum (HIPPAM). Program tersebut di atas telah dilaksanakan di Desa Prayungan selama lima tahun dan perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian program baik dari segi biaya, efektifitas, kecukupan, dan pencapaian tujuan. Selain itu, penting untuk menilai persepsi dan reaksi masyarakat terhadap skema penyediaan air minum yang berorientasi pada pengelolaan. Oleh karena itu, tujuan utama penelitian ini adalah untuk menilai efektivitas skema air minum yang diterapkan di Desa Prayungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik purposive sampling untuk memilih partisipan dan melakukan wawancara sebagai metode utama pengumpulan data. Kajian ini memusatkan perhatiannya pada evaluasi efektivitas, efisiensi, kecukupan, konsistensi, responsivitas, dan akurasi. Temuan menunjukkan bahwa penilaian terhadap proyek penyediaan air minum yang dikelola masyarakat sejalan dengan hasil yang diharapkan. Namun demikian, terdapat beberapa tantangan yang masih dihadapi, antara lain permasalahan terkait efisiensi distribusi air bersih, adanya salinitas dalam kualitas air, dan keterlambatan pengiriman air ke warga. Ketika mempertimbangkan efisiensi, penting untuk mengatasi potensi hambatan yang mungkin timbul dalam kecukupan pipa air. Selain itu, distribusi air mungkin tidak dapat diakses oleh seluruh warga karena keberadaan sumur yang ada. Selain itu, mungkin terdapat keterlambatan respons dalam menangani pengaduan. Namun, penting untuk mempertimbangkan berbagai manfaat yang diperoleh individu dari inisiatif ini, khususnya pemenuhan kebutuhan air bersih mereka. Beberapa rekomendasi dapat diusulkan untuk mengatasi permasalahan di atas. Hal ini termasuk melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat, menerapkan hukuman atas keterlambatan penyerahan diri, membangun fasilitas penyimpanan air tambahan, menggunakan teknik penyulingan untuk mengurangi permasalahan air asin, dan meningkatkan efisiensi layanan cepat tanggap.

Kata Kunci: Evaluasi, Fasilitas Air Bersih, HIPPAM