Abstrak
Inovasi layanan SIPANDU adalah inovasi yang di ciptakan oleh Pemerintah Kota Surabaya dalam
pelaksanaanya layanan berbasis aplikasi ini diamanahkan kepada Dinas Komunikasi dan Informatika
selaku penyedia layanan. Inovasi ini lahir pasca kejadian terorsime yang ada di Surabaya pada 13 mei
2018 lalu, hal tersebut membuat masyarakat yang terkena dampak terorisme menuntut Pemerintah Kota
Surabaya untuk memberikan solusi agar tindakan kejahatan tersebut tidak terulang kembali. Dan pada
tanggal 15 mei 2018 aplikasi ini lahir. aplikasi layanan ini lahir dari upaya pemerintah Kota guna
menjawab kegundahan yang menyelimuti warga Surabaya kala itu pasca kejadian terorisme, dengan
adanya apliksi ini diharapkan dapat menjawab semua kebutuhan masyarakat Kota Surabaya dalam
memulihkan kondusifitas Kota Surabaya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif dan menggunakan pendekatan kualitatif. Sementara itu, fokus penelitian ini adalah indikator
inovasi menurut teori Gebauer et al, Prahalad & Ramaswamy. Kemudian subjek penelitian ini ditentukan
dengan teknik Purposive Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara,
observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari kelima indikator inovasi
menurut teori Gebauer et al, Prahalad & Ramaswamy masih terdapat kelebihan dan kekurangan. Analisis
penelitian menunjukan bahwa Diskominfo Kota Surabaya dalem memberikan layanan ini sudah di
katakan sangat baik berbgai upaya di lakukan guna mengembalikan kondisi Kota Surabaya. Salah satu
upaya yang di lakukan adalah dengan melakukan sosialisai secara berkala dan promosi melalui media
online. Kekurangan dari inovasi layanan ini masih terdapat warga/pengguna yang belum melek teknologi
membuat layanan aplikasi ini belum berjalan maksimal. Adapun saran dari peneliti adalah diharapkan
Dinas Kominfo Kota Surabaya turut aktif mensosialisaiikan layanan SIPANDU ini kepada pemuda
Surabaya agar bisa diakses oleh semua kalangan pengguna layanan SIPANDU ini. Serta perlunya
pelatihan teknologi yang di adakan oleh Diskominfo Kota Surabaya untuk meningkatkan kualitas
masyarakat Kota Surabaya.
Kata Kunci : Pelayanan, Publik, Inovasi.
Abstract
SIPANDU service innovation is an innovation created by the Surabaya City Government in implementing
this application-based service mandated to the Office of Communication and Information as a service
provider. This innovation was born after the most recent incident in Surabaya on May 13 2018, which
made the people affected by terrorism demand the Surabaya City government to provide a solution so that
the crime would not be repeated. And on May 15 2018 this application was born. This service application
was born from the efforts of the city government to answer the anxiety that enveloped Surabaya citizens
at the time after the terrorism incident, with this application it was hoped that it could answer all the needs
of the Surabaya City community in restoring the conducive condition of Surabaya City. The type of
research used in this study is descriptive and uses a qualitative approach. Meanwhile, the focus of this
study is an indicator of innovation according to the theory of Gebauer et al, Prahalad & Ramaswamy.
Then the subject of this study was determined bytechnique purposive sampling. Data collection
techniques used were interviews, observation and documentation. Data analysis is done by collecting
data, reducing data, presenting data and drawing conclusions. The results of the study show that of the
five indicators of innovation according to the theory of Gebauer et al, Prahalad & Ramaswamy still have
advantages and disadvantages. Analysis of the research shows that Diskominfo Kota Surabaya in
providing this service has been said to be very good with various efforts made to restore the condition of
the city of Surabaya. One of the efforts taken is to conduct regular socialization and promotion through
online media. The disadvantage of this service innovation is that there are still people / users who have
not been tech savvy, making this application service not running maximally. The suggestion from the
researcher is that it is expected that the Surabaya City Communication and Information Service will
actively socialize the service of this guide to young Surabaya people so that it can be accessed by all users
of SIPANDU services. As well as the need for technology training held by Diskominfo Surabaya City to
improve the quality of the people of Surabaya City.
Keywords: Service, Public, Innovation.