Permasalahan utama dalam pengajaran berbicara
bahasa Mandarin adalah mengetahui cara agar siswa dapat menguasai dengan
sempurna dasar-dasar pengetahuan tentang fonologis bahasa Mandarin, ketepatan
lafalnya, kelancaran ujarannya, serta cara memperkuat kemampuan berkomunikasi
dengan siswa. Pada pemakaian sehari-hari, menguasai bahasa sering diartikan
sebagai mampu berbicara dalam bahasa itu, sehingga orang yang belajar bahasa
asing ditentukan dengan kemampuan berdialognya. Seorang pendidik harus memilih
metode yang sesuai untuk menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan dan
juga materi tersampaikan dengan sempurna. Oleh sebab itu, metode Cooperatif Learning tipe
Talking Stick diharapkan mampu membantu siswa dalam keterampilan berdialog.
Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan : 1) penerapan metode Cooperatif
Learning tipe Talking Stick dalam pembelajaran berdialog bahasa Mandarin
pada siswa kelas XI-Bahasa SMA Negeri 1 Cerme; 2) hasil penerapan metode Cooperatif
Learning tipe Talking Stick terhadap
pembelajaran berdialog dalam bahasa Mandarin pada siswa kelas XI-Bahasa SMA
Negeri 1 Cerme; 3) respon siswa kelas XI-Bahasa SMA Negeri 1 Cerme terhadap
penggunaan metode Cooperatif Learning tipe Talking
Stick dalam pembelajaran berdialog
bahasa Mandarin.
Penelitian
ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan jenis preEksperimental Design dengan bentuk One-Group Pre-test Post-test Design. Penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan hanya satu kelas sebagai objek penelitian yaitu di kelas
XI-Bahasa SMA Negeri 1 Cerme. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi
observasi, tes, dan angket respon siswa. Analisis data menggunakan hasil proses
penerapan pembelajaran menggunakan metode
Cooperatif Learning tipe Talking Stick , sajian data, dan
penarikan kesimpulan.
Berdasarkan
analisis data, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut : 1) penerapan metode
menunjukkan kegiatan observasi mengalami peningkatan yang signifikan dalam
proses pembelajaran menggunakan metode cooperative
learning tipe talking stick yaitu
diperoleh hasil observasi guru persentase pada pertemuan pertama yaitu 73%,
sedangkan untuk pertemuan kedua adalah 84,6%. Untuk hasil observasi aktivitas
siswa pada pertemuan pertama, hasilnya dicapai 80% dan pada pertemuan kedua persentasenya
adalah 90%. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan metode cooperative learning tipe talking stick terhadap keterampilan
berdialog bahasa Mandarin di SMA Negeri 1 Cerme berjalan sangat baik. 2) Hasil
penerapan metode menunjukkan nilai pre-test dan post-test mengalami peningkatan yang signifikan antara nilai pre-test dan post-test. Nilai pre-test mendapat
rata-rata 53,2 dan pada soal post-test nilai
rata-rata siswa adalah 78,6. Pembelajaran menggunakan metode cooperative learning talking stick terhadap
keterampilan berdialog bahasa Mandarin terbukti efektif dengan hasil t-signifikasi = 7,85> t (0.05.db) = t (0.05.29) = 1,45. Maka Ho ditolak dan H1 diterima.
3) Hasil analisis angket respon siswa diketahui nilai rata-rata yang diperoleh
dengan menggunakan skala Likert menunjukkan pengaruh yang kuat kisaran nilai
60%-80%. Dari segi mempermudah
pemahaman, meningkatkan motivasi siswa belajar, hingga dengan diberikan
perilakuan ini membuat siswa menjadi lebih antusias dalam kegiatan belajar
bahasa Mandarin, selain itu penerapan metode
cooperative learning tipe talking stick dalam pembelajaran
berdialog bahasa Mandarin membuat pelajaran lebih menyenangkan dan tidak
membosankan sehingga memberikan dampak positif bagi siswa kelas XI-Bahasa SMA
Negeri 1 Cerme.