BUDAYA PATRIARKI PADA NOVEL LEBIH SENYAP DARI BISIKAN KARYA ANDINA DWIFATMA (KAJIAN FEMINISME ISLAM SOUAD EDDOUADA)

PATRIARCHAL CULTURE IN THE NOVEL OF “LEBIH SENYAP DARI BISIKAN” BY ANDINA DWIFATMA (SOUAD EDDOUADA ISLAMIC FEMINISM STUDY)

Dunia wanita tidak ada habisnya untuk dipelajari, karena selalu unik dan menarik. Dalam pandangan masyarakat, khususnya yang menganut paham tradisi lama, perempuan selalu didiskriminasi dan memiliki banyak sekali tuntutan yang bukan kewajibannya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran budaya patriarki beserta perlawanan tokoh perempuan yang terdapat pada novel Lebih Senyap dari Bisikan karya Andina Dwifatma. Penelitian ini menggunakan kajian Feminisme Islam Souad Eddouada yang berisi tentang gerakan perempuan islam dalam memerangi patriarki di kehidupan berumah tangga. Metode penelitian kualitatif sastra digunakan dalam penelitian ini karena cenderung berfokus pada studi kualitatif yang lebih banyak menginterpretasikan teks menggunakan narasi dan metafor. Pendekatan feminisme islam digunakan dalam penelitian ini karena menyoroti ketidakadilan gender dalam konteks sosial, ekonomi, serta menekankan perlunya perlawanan terhadap struktur-struktur kekuasaan yang menindas perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam novel Lebih Senyap dari Bisikan terdapat gambaran budaya patriarki yang dialami oleh Amara terdiri dari empat bentuk yakni (1) tekanan-tekanan dalam rumah tangga; (2) tuntutan di luar kodrat amara sebagai seorang istri dan ibu; (3) larangan untuk bekerja dan menempuh pendidikan; (4) kekerasan yang dialami Amara. Selain itu, perlawanan Amara terhadap budaya patriarki terdiri dari empat bentuk yakni (1) percobaan pemulihan ekonomi dilakukan oleh Amara; (2) melanjutkan pendidikan; (3) Usaha Amara terlepas dari kekerasan; (4) Amara juga berusaha bangkit dengan mengobati mentalnya. Dengan demikian, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa seorang perempuan yang sudah berkeluarga tentunya boleh mendapatkan hak yang sama seperti laki-laki. Feminisme Islam Souad Eddouada menggambarkan bentuk gerakan perempuan untuk melawan patriarki yang masih sering dijumpai hingga saat ini.

Kata kunci: perempuan, karya sastra, budaya patriarki, feminisme islam 

There is no end to the world of women to learn about because it is always unique and interesting. In the view of society, especially those who adhere to old traditions, women are always discriminated against and have many demands that are not their obligations. This research aims to find out the depiction of patriarchal culture and the resistance of female characters in the novel Sangat Senyap dari Bisikan by Andina Dwifatma. This research uses Souad Eddouada's study of Islamic Feminism which contains the Islamic women's movement in fighting patriarchy in married life. Qualitative literary research methods are used because they tend to focus on qualitative studies which mostly interpret texts using narrative and metaphor. The Islamic feminism approach is used in this research because it highlights gender injustice in social and economic contexts, and emphasizes the need to fight against power structures that oppress women. The results of the research show that in the novel Sangat Senyap dari Bisikan there is a description of the patriarchal culture experienced by Amara consisting of four forms, namely (1) pressures in the household; (2) demands outside Amara's nature as a wife and mother; (3) prohibition on working and studying; (4) the violence experienced by Amara. Apart from that, Amara's resistance to patriarchal culture consists of four forms, namely (1) attempts at economic recovery carried out by Amara; (2) continuing education; (3) Amara's efforts are free from violence; (4) Amara is also trying to get up by treating her mental health. Thus, based on the research results, it can be concluded that a woman who is married can certainly have the same rights as men. Souad Eddouada's Islamic feminism describes a form of women's movement to fight patriarchy that is still often found today.

Keywords: women, literary works, patriarchal culture, Islamic feminism