Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan kontribusi ibu-ibu PKK desa Beji dalam bidang sosial dan budaya serta mendeskripsikan strategi Sanggar Seni Gadung Melati dalam upaya pemberdayaan kelompok karawitan ibu-ibu PKK desa Beji. Pemberdayaan Ibu-Ibu PKK oleh Sanggar Seni Gadung Melati merupakan salah satu upaya dalam pemberdayaan perempuan di Desa Beji Kabupaten Tulungagung. Pemberdayaan menurut Rasyad dalam Wahyuningtyas adalah suatu proses yang bertujuan untuk menguatkan masyarakat supaya bisa ikut berpatisipasi dalam pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi masa depannya. Pendekatan yang digunakan yaitu kualitatif. Metode pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan 1) Pelatihan karawitan oleh Sanggar Seni Gadung Melati memberikan dampak terhadap ibu-ibu PKK di bidang kesenian di desa Beji, Kelompok karawitan Sanggar Seni Gadung Melati menjadi pelopor berkesenian karawitan bagi para anggota Dharma Wanita dan PERSIT, pelatihan karawitan ini memberikan kesempatan bagi Ibu-ibu PKK untuk ikut andil dalam melestarikan kebudayaan Jawa khususnya karawitan. 2) Strategi yang digunakan Sanggar Seni Gadung Melati dalam upaya pemberdayaan ini dibagi menjadi dua tahap yaitu transformasi dan realisasi. Tahap transformasi menjadikan ibu-ibu anggota PKK memiliki wawasan tentang kesenian karawitan, mereka mengenal alat musik gamelan serta etika dalam memainkan alat musik gamelan. Selain itu dalam tahap ini ibu-ibu PKK menjadi memiliki ketrampilan dalam bermain musik gamelan. Tahap realisasi yaitu ikut menampilkan hasil pelatihan karawitan dalam setiap acara yang diadakan oleh pemerintah Desa Beji dan juga kelompok karawitan ibu-ibu PKK telah mengikuti perlombaan karawitan.
The purpose of the study was to describe the contribution of PKK women in Beji village in the social and cultural fields and to describe the strategy of the Gadung Melati Art Studio in an effort to empower the musical group of PKK women in Beji village. The empowerment of PKK women by the Gadung Melati Art Studio is one of the efforts to empower women in Beji Village, Tulungagung Regency. Empowerment according to Rasyad in Wahyuningtyas is a process that aims to strengthen the community so that they can participate in making decisions that can affect their future. The approach used is qualitative. Data collection methods are interviews, observation and documentation. The results of the study showed 1) The musical training by the Gadung Melati Art Studio had an impact on PKK women in the arts in Beji village, the Gadung Melati Art Studio musical group became a pioneer in musical art for members of Dharma Wanita and PERSIT, this musical training provided an opportunity for PKK women to take part in preserving Javanese culture, especially karawitan. 2) The strategy used by the Gadung Melati Art Studio in this empowerment effort is divided into two stages, namely transformation and realization. The transformation stage makes the PKK members have insight into the art of karawitan, they are familiar with gamelan musical instruments and the ethics of playing gamelan instruments. In addition, at this stage, PKK mothers become skilled in playing gamelan music. The realization stage is to participate in displaying the results of musical training in every event held by the Beji Village government and also the musical group of PKK women who have participated in musical competitions.