Film-Film Adiwira Indonesia (Kajian Politik Ruang Sara Upstone)
Indonesian Adiwira Films (Spatial Politics Studies by Sara Upstone)
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi politik ruang dalam film Adiwira Indonesia melalui konsep homogenitas, modernitas, objektivikasi, labelisasi, serta redefinisi. Teori yang digunakan adalah teori politik ruang Sara Upstone.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang menekankan penjabaran data-data deskriptif melalui proses interpretasi dalam rangka menemukan makna. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dengan metode simak dan catat. Teknik analisis data menggunakan teknik hermeneutik karena data yang diperoleh dari transkripsi film ke teks.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa politik ruang dalam film adiwira Indonesia ditemukan melalui konsep homogenitas, modernitas, objektivikasi, labelisasi, serta redefinisi. Penguasa berusaha menghomogenkan cita-cita rakyat sesuai dengan keinginan penguasa. Rakyat mengalami penindasan dan pelabelan sesuai kehendak penguasa. Kemudian penguasa mulai menghilangkan lokalitas dalam diri rakyat dan menggantinya menjadi hal yang berbau modern. Puncaknya, rakyat mengalami chaos yang membuat ruang mengalami redefinisi dan berubah menjadi cair.
This research discusses the politics spatial in Indonesian Adiwira films through the concepts of homogeneity, modernity, objectification, labeling, and redefinition. The theory used is Sara Upstone's theory of spatial politics.
The method used in this research is descriptive qualitative which emphasizes the elaboration of descriptive data through an interpretation process in order to find meaning. Data collection techniques using documentation techniques with the method of listening and recording. The data analysis technique used hermeneutic technique because the data obtained from the transcription of the film to the text.
The results showed that the politics spatial in the Indonesian Adiwira films was found through the concepts of homogeneity, modernity, objectification, labeling, and redefinition. The ruler tried to homogenize the ideals of the people in accordance with the wishes of the ruler. People experience oppression and labeling according to the will of the ruler. Then the authorities began to eliminate locality within the people and replace it with something modern. At its peak, people experience chaos, which causes space to be redefined and turn into a fluid.