Tari Baris Tunggal adalah tari Bali putra yang ditarikan oleh satu orang penari. Baris Tunggal ini masuk ke dalam kategori tari balih-balihan sebab tarian ini bersifat-non religious, bentuk sajiannya merupakan jenis tari tontonan. Pembelajaran tari Baris umumnya dilakukan melalui proses belajar mengajar di sebuah sanggar tari. Pembelajaran tari melalui media masih belum banyak dikembangkan, apalagi pengembangan berbasis android. Zaman sekarang penggunaan media melalui android sudah merupakan kebutuhan yang biasa dilakukan oleh para siswa remaja baik mereka yang duduk di sekolah dasar maupun di sekolah menengah.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan video pembelajaran tari Baris Tunggal berbasis android agar bisa membantu para siswa mudah belajar tari Baris Tunggal secara mandiri. Secara khusus masalah yang diajukan yaitu (1) bagaimana proses pengembangan video pembelajaran tari Baris Tunggal berbasis android untuk siswa usia 11-17 tahun ?; dan (2) bagaimana kualitas pengembangan video pembelajaran tari Baris Tunggal berbasis andoid untuk siswa usia 11-17 tahun berdasarkan respon penggunanya?
Penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE. Ada lima level pengembangan desain instruksional yang dilakukan dengan pendekatan ADDIE, yaitu Analysis (Analisis), Design (Desain), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Dari lima level hanya tiga level pertama (ADD) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Analysis (Analisis), Design (Desain), dan Development (Pengembangan).
Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut: (1) Pada tahap analisis adanya sikap antusias yang tinggi dari peserta, selanjutnya disusunlah desain pengembangan. Pengembangan dilakukan sesuai tahapan ADD yang digunakan. Tidak ada kendala yang ditemukan dalan proses pengembangan; 2) Nilai kualitas produk pengembangan skala kecil sebesar 88,09%, dan dalam skala besar 85,5%. Itu berarti produk pengembangan yang dibuat sangat layak digunakan.
Baris Tunggal dance is a male Balinese dance danced by one dancer. This dance is included as balih-balihan dance because this dance is non-religious, the form of its presentation is a type of dance performance. Baris dance learning is generally done through the process of teaching and learning in a dance studio. Dance learning through media is still not much developed, let alone android-based development. Today, the use of media through Android is a common requirement for teenage students both in elementary and middle school.
Based on this, the purpose of this research is to develop an Android-based Baris Tunggal dance learning video so that it can help students easily learn Baris Tunggal dance independently. Specifically the problems raised were (1) how was the process of developing Android-based Baris Tunggal dance learning videos for students aged 11-17 years; and (2) how is the quality of developing an Android-based Baris Tunggal dance learning video for students aged 11-17 years based on the user's response.
This study uses the ADDIE development model. There are five levels of instructional design development carried out using the ADDIE approach, namely Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. Of the five levels, only the first three levels (ADD) are used in this study, namely Analysis, Design, and Development.
The results of the research obtained were as follows: (1) In the analysis stage there was a high enthusiasm from the participants, then a development design was arranged. Development is carried out according to the ADD stages used. No obstacles were found in the development process; 2) The quality value of small scale development products is 88.09%, and in large scale 85.5%. That means the development products that are made are very feasible to use.