Realisme Magis Wendy B. Faris dalam Novel Maddah Karya Risa Saraswati
Novel Risa Saraswati berjudul Maddah menceritakan tentang tokoh yang dapat berkomunikasi, bermain, dan berteman dengan sosok tak kasat mata. Selain itu, novel Maddah belum pernah dianalisis menggunakan teori apa pun. Terdapat lima belas cerita yang terdapat pada novel Maddah.
Penelitian ini bertujuan untuk medeskripsikan karakteristik realisme magis menurut pandangan Wendy B. Faris berupa elemen tak tereduksi, dunia fenomenal, keraguan tak terselesaikan, alam tercampur, dan disrupsi waktu, ruang, dan identitas serta gradasi kadar realisme magis dalam novel Maddah karya Risa Saraswati.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, keseluruhan data disajikan dalam bentuk kalimat dan kutipan dalam novel Maddah karya Risa Saraswati.
Hasil penelitian ini: (1) elemen tak tereduksi dalam novel Maddah, suatu hal yang tidak dapat dijelaskan secara akal pikiran dan tidak dapat diterima oleh persepsi indrawi. Terdapat lima belas elemen tak tereduksi pada novel Maddah. (2) dunia fenonenal dalam novel Maddah, bagian riil agar jalan cerita tetap pada kenyataan, sebagai pagar dari magis agar tidak menjadi cerita fantastis. Terdapat lima belas dunia fenomenal pada novel Maddah. (3) keraguan tak terselesaikan dalam novel Maddah, suatu interpretasi contoh magis yang tidak lebih dari pada sastra pada kehidupan yang sebenarnya. Terdapat lima belas keraguan tak terselesaikan pada novel Maddah. (4) alam tercampur dalam novel Maddah, dunia riil dan dunia magis tercampur, buramnya batas antara keduanya serta tidak dapat dicerna secara logis. Terdapat empat belas alam tercampur pada novel Maddah, pada cerita yang berjudul Rinai Hujan Marianne tidak ditemukan alam tercampur di dalamnya karena hanya menceritakan kisah hidup anak Belanda bernama Marianne. (5) disrupsi waktu, ruang, dan identitas dalam novel Maddah, terdapat sepuluh cerita yang mengandung karakteristik kelima. Sedangkan lima cerita yang berjudul Bulakan Cerita, Meruntih Berang, Rinai Hujan Marianne, Cermin untuk Eizabeth, dan Pintalan Benang Terakhir tidak terdapat disrupsi waktu, ruang, dan identitas karena kelima cerita tersebut berisi dialog dan kisah hidup tokoh sosok tak kasat mata selama menjadi manusia. (6) gradasi kadar realisme magis dalam novel Maddah ditentukan dengan cara mengurutkan kelima belas cerita berdasarkan karakteritik yang lengkap sampai yang tidak lengkap.
Kata Kunci: realisme magis, Wendy B. Faris
The Risa Saraswati novel Maddah describes people who can communicate, play, and make friend with such invisible persons. Furthermore, Maddah’s novel has fifteen stories.
This study is aimed at describing the characteristics of magical realism of Wendy B. Faris’s irreducible element, phenomenal world, unsettling doubt, merging realms, disruptions of time, space, and identity, along gradations of magical realism in Risa Saraswati’s Maddah novel.
The study is a qualitative study with descriptive methods. The entire data is presented in sentences and quotations in Maddah novel.
The result of this study: (1) the irreducible element in Maddah novel, things that cannot be explained sensibly and are not accepted by sense perception of senses. There are fifteen irreducible elements of the Maddah novel. (2) the phenomenal world in Maddah novel, the part of real that the story will stay true, is a magical fance that will not become a fantastic story. There are fifteen phenomenal worlds on Maddah novel. (3) the unsettling doubt in a Maddah novel, an interpretiation of a magical example that is nothing more than literature on real life. There are fifteen unsettling doubts of the Maddah novel. (4) merging realms in Maddah novel, real world and magical mixed, the blurring of the lines between the two and it cannot logically digest. There were fourteen realms interfaced in the Maddah novel. In the story Rinai Hujan Marianne, there was no merging realms in them because they only told the life story of a Dutch child named Marianne. (5) disruptions of time, space, and identity in a Maddah novel, these are ten stories that contain fifth characteeristics. While five stories are called Bulakan Cerita, Meruntih Berang, Rinai Hujan Marianne, Cermin untuk Eizabeth, and Pintalan Benang Terakhir is no disruption of time, space, and identity because these five stories contain dialogue and life story of an invisible figure. (6) the gradations of magical realism in Maddah novel are determined by measuring all fifteen stories way of collation based on complete chatacteristics to incomplete characteristics.
Keywords: magical realism, Wendy B. Faris.