IDENTITAS WONOMULYO SONG IN THE CEREMONY

GALUNGAN TRADITION IN WONOMULYO MAGETAN

(SONG FORM AND PRESENTATION)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Bentuk Lagu Identitas Wonomulyo dan mendeskripsikan Bentuk Penyajian Lagu Identitas Wonomulyo pada Upacara Galungan menggunakan teori Bentuk Lagu dan Penyajian. Metode penelitian yang digunakan ialah penelitian kualitatif dengan pendekatan Deskriptif. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bentuk lagu Identitas Wonomulyo terdiri dari dua belas kalimat yang masing-masing kalimat terdiri dari empat gatra yang setiap gatra terdiri dari empat ketuk serta memiliki tempo dengan kecepatan sedang. Lagu Identitas Wonomulyo ditulis menggunakan notasi Pelog Jawa yaitu 1,2,3,4,5,6,7 dengan sebutan ji,ro,lu,pat,mo,nem,pi. Bentuk Penyajian Lagu Identitas Wonomulyo disajikan dalam dua sesi pada Upacara Galungan, sesi pertama yaitu penyajian dengan format arak-arakan dimana pemain Musik Tongling yang merupakan musik pengiring dari Lagu Identitas Wonomulyo berjalan kaki berbaris dengan urutan barisan paling depan yaitu pemain Kentong Bonang dan Gitar Ret, barisan kedua yaitu pemain Kentong Penerus dan Angklung satu, barisan ketiga yaitu pemain Kentong Imbalji dan Kentong Imbalro, barisan keempat yaitu pemain Kentong Tir dan Seruling iii yang juga memegang posisi sebagai Vokal, barisan kelima yaitu pemain Angklung dua dan Kendang Ciblon. Selanjutnya pada sesi kedua yaitu pada saat tiba dimakam barisan para pemain Musik Tongling berhenti berjalan dan terpecah menjadi dua sisi yaitu kanan dan kiri berdiri disamping tangga menuju Makam Ki Hajar Wonokoso, Sisi kanan merupakan barisan pemain Kentong Bonang, Kentong Penerus, Kentong Imbalji, Kentong Tir, Angklung dua dan barisan sisi kiri yaitu pemain Gitar Ret, Angklung satu, Kentong Imbalro, Seruling yang juga sebagai Vokal, Kendang Ciblon. Pada sesi ini Lagu Identitas Wonomulyo dimainkan Kembali sebanyak satu putaran kemudian berhenti untuk dilanjutkan dengan prosesi selanjutnya.

This research aims to analyze the form of the Identitas Wonomulyo Song and describe the form of presentation of the Identitas Wonomulyo Song at the Galungan Ceremony using the theory of Song Form and Presentation. The research method used is qualitative research with a descriptive approach. The results of this research can be concluded that the form of the Identitas Wonomulyo song consists of twelve sentences, each sentence consisting of four lines, each song consisting of four beats and has a medium speed tempo. Identitas Wonomulyo song is written using Javanese Pelog notation, namely 1,2,3,4,5,6,7 with the words ji, ro, lu, pat, mo, nem, pi. The form of presentation of the Identitas Wonomulyo Song is presented in two sessions at the Galungan Ceremony, the first session is a presentation in a processional format where the Tongling Music players who are the musical accompaniment to the Identitas Wonomulyo Song walk in a row in the order of the front row, namely the Kentong Bonang and Guitar Ret players, The second row is the Kentong Penerus and Angklung One players, the third row is the Kentong Imbalji and Kentong Imbalro players, the fourth row is the Kentong Tir and Flute players who also hold the position as Vocals, the fifth row is v the Angklung Two and Kendang Ciblon players. Next, in the second session, when they arrived at the grave, the line of Tongling music players stopped walking and split into two sides, namely the right and left, standing next to the stairs leading to the grave of Ki Hajar Wonokoso. The right side was the line of Kentong Bonang, Kentong Penerus, Kentong Imbalji, Kentong Tir players, Angklung two and the left side row are Guitar player Ret, Angklung one, Kentong Imbalro, Flute who is also the Vocalist, Kendang Ciblon. In this session the Identitas Wonomulyo Song is played again for one round then stops to continue with the next procession.