LANSKAP LINGUISTIK PONDOK PESANTREN PUTRI DI PASURUAN
LINGUISTIC LANDSCAPE OF PRINCESS BOARDING BOARDING IN PASURUAN
ABSTRAK
Agustiana, L. C. 2024. Lanskap Linguistik di Pondok Pesantren Putri di Pasuruan. Tesis, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya Pembimbing: (I) Dr. Agusniar Dian Savitri, S.S., M.Pd., dan (II) Dr. Dianita Indrawati, S.S., M.Hum.
Kata kunci: Lanskap Lingusitik, Tampilan bahasa, Pesantren Putri Pasuruan
Penelitian ini secara umum bertujuan mengembangkan Lanskap linguistik di Pondok Pesantren Putri di Pasuruan. Tujuan umum penelitian ini, secara rinci disajikan dalam tiga subtujuan, yaitu untuk mengembangkan (1) kontestasi yang ditampilkan di pondok pesantren putri di Pasuruan, (2) pelaku lanskap linguistik yang terdapat di pondok pesantren putri di Pasuruan, (3) fungsi lanskap linguistik di pondok pesantren putri di Pasuruan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Data bersumber dari gambar-gambar lanskap linguistik yang ada di pondok pesantren di Pasuruan dan wawancara dengan wakil pesantren (pengurus). Dalam menganalisis, tesis ini menggunakan teori Landry dan Bourhis yang mendefinisikan LL dan fungsi LL, dan teori Ben-Rafael dkk (2006) untuk mengidentifikasi pembuat LL, serta sebagai paramater teori Cenoz dan Gorter (2006) digunakan untuk memahami persaingan (kontestasi) bahasa dalam LL.
Hasil penelitian yang diperoleh bahwa lanskap linguistik di Pondok Pesantren Putri di Pasuruan terdapat kontestasi atau persaingan bahasa yang ditampilkan yang menunjukkan adanya monobahasa, bilingual dan multiahasa (bahasa Indonesia, Inggris, Arab, dan Jawa) yang ada di Pondok Pesantren Putri Darul-Ulum Al-Fauzan dan Bayt Al-Hikmah. Penggunaan monolingual yang menggunakan bahasa Indonesia menempati posisi paling dominan dibandingkan bahasa lainnya. Namun untuk penggunaan bilingual dapat berupa kombinasi bahasa Indonesia-Inggris, Indonesia-Arab, Arab-Inggris, dan Indonesia-Jawa. Multilingual hanya bahasa Indonesia-Inggris-Arab. Pelaku lanskap linguistik terdiri dari pengurus dan santri, yang mana pengurus bertindak sebagai Top Down dan santri sebagai Buttom Up, hasil menunjukkan bahwa di Ponpes Putri Darul-Ulum Al-Fauzan dan Bayt Al-Hikmah didominasi oleh lanskap linguistik Top Down, yaitu lanskap linguistik (LL) yang dibuat oleh atasan (pengasuh dan atau pengurus). Langkah-langkah proses pembuatan lanskap linguistik meliputi pembahasan melalui proses musyawarah, penghimpunan mufrodat (kosa kata), koreksi dan pentashihan. Dalam pembuatan lanskap linguistik yang ditampilkan di ponpes, ada peraturan yang sifatnya diakui di pondok pesantren Darul-Ulum Al-Fauzan dan Bayt Al-Hikmah. Akan tetapi tidak dengan adanya peraturan yang paten dalam pembuatan lanskap linguistik terutama dalam bahasa Arab dan bahasa Inggris, karena bahasa Arab dan bahasa Inggris merupakan bahasa resmi di Ponpes Putri Darul-Ulum Al-Fauzan dan Bayt Al-Hikmah. Sementara untuk fungsi LL yang terpasang di ponpes putri Darul-Ulum Al-Fauzan dan Bayt Al-Hikmah antara lain yaitu digunakan untuk memberikan informasi dan memerikan petunjuk (referensial) baik yang terdapat pada bangunan maupun ruangan. Sementara untuk fungsi simbolis digunakan dalam bentuk perintah dan larangan yang berkaitan dengan status, identitas khusus (identitas pesantren), dan kepercayaan, semuanya termasuk dalam nilai keagamaan yang merupakan kunci diri seorang santri di pesantren. Selain fungsi informasi dan simbolis, terdapat fungsi lanskap linguistik dari sudut pandang pengasuh yang bertujuan untuk memperkaya kosakata santri.
ABSTRACT
Agustiana, L. C. 2024. Linguistic Landscape at the Girls' Islamic Boarding School in Pasuruan. Thesis, Indonesian Language Education Study Program, Faculty of Languages and Arts, Surabaya State University Supervisor: (I) Dr. Agusniar Dian Savitri, S.S., M.Pd., and (II) Dr. Dianita Indrawati, S.S., M.Hum.
Keywords: Linguistic Landscape, Language Display, Pasuruan Girls' Islamic Boarding School
This study generally aims to develop the linguistic landscape at the Girls' Islamic Boarding School in Pasuruan. The general objective of this study is presented in detail in three sub-objectives, namely to develop (1) the contestation displayed at the girls' Islamic boarding school in Pasuruan, (2) the actors of the linguistic landscape found at the girls' Islamic boarding school in Pasuruan, (3) the function of the linguistic landscape at the girls' Islamic boarding school in Pasuruan. This study uses a qualitative method with a qualitative descriptive approach. Data are sourced from pictures of the linguistic landscape at the Islamic boarding school in Pasuruan and interviews with the representatives of the Islamic boarding school (managers). In analyzing, this thesis uses the theory of Landry and Bourhis which defines LL and the function of LL, and the theory of Ben-Rafael et al. (2006) to identify the makers of LL, and as a parameter the theory of Cenoz and Gorter (2006) is used to understand the competition (contestation) of language in LL.
The results of the study obtained that the linguistic landscape in the Girls' Islamic Boarding School in Pasuruan there is a contestation or competition of languages displayed which shows the existence of monolingualism, bilingualism and multilingualism (Indonesian, English, Arabic, and Javanese) in the Girls' Islamic Boarding School Darul-Ulum Al-Fauzan and Bayt Al-Hikmah. The use of monolingualism using Indonesian occupies the most dominant position compared to other languages. While for the use of bilingualism it can be a combination of Indonesian-English, Indonesian-Arabic, Arabic-English, and Indonesian-Javanese. Multilingualism is only Indonesian-English-Arabic. The actors of the linguistic landscape consist of administrators and students, where the administrators act as Top Down and the students as Bottom Up, the results show that in the Girls' Islamic Boarding School Darul-Ulum Al-Fauzan and Bayt Al-Hikmah are dominated by the Top Down linguistic landscape, namely the linguistic landscape (LL) created by superiors (caretakers and/or administrators). The steps in the process of creating a linguistic landscape include discussion through a deliberation process, collection of mufrodat (vocabulary), correction and authentication. In creating the linguistic landscape displayed in the Islamic boarding school, there are regulations that are recognized in the Darul-Ulum Al-Fauzan and Bayt Al-Hikmah Islamic boarding schools. However, there are no fixed regulations in creating the linguistic landscape, especially in Arabic and English, because Arabic and English are the official languages at the Darul-Ulum Al-Fauzan and Bayt Al-Hikmah Islamic Boarding Schools. Meanwhile, the function of the LL installed in the Darul-Ulum Al-Fauzan and Bayt Al-Hikmah Islamic Boarding Schools includes being used to provide information and provide instructions (referential) both in buildings and rooms. Meanwhile, the symbolic function is used in the form of commands and prohibitions related to status, special identity (Islamic boarding school identity), and beliefs, all of which are included in religious values which are the key to a student in the Islamic boarding school. In addition to the information and symbolic functions, there is a linguistic landscape function from the caregiver's perspective which aims to enrich the student's vocabulary.