PERJUANGAN MINORITAS NEGERI YANG DILANDA HURU-HARA KARYA KEN HANGGARA: SUBJEK SLAVOJ ŽIŽEK
MINORITY STRUGGLE NEGERI YANG DILANDA HURU-HARA BY KEN HANGGARA: SUBJECT SLAVOJ ŽIŽEK
Abstrak
Novel Negeri yang Dilanda Huru-hara menceritakan suatu kerajaan yang ambisius terhadap penerbitan karya sastra, bermula dari hadirnya novelis negeri fiksi tetangga yang membawa dan memamerkan karyanya dalam acara budaya tahunan antarbangsa yang sangat indah. Namun, cara-cara yang ditempuh sangat tidak masuk akal, pembantaian terjadi hingga sungai berwarna merah. Kejadian tersebut membuat tokoh-tokoh menjadi geram, menginginkan revolusi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan perjuangan minoritas yang diaplikasikan sebagai tindakan radikal yang bersifat momentum adanya sebuah ledakan ex nihilo, tanpa ideologi, simbol, melibatkan rencana, maksud, tujuan, kesengajaan, dan lain sebagainya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. mendeskripsikan dan mengetahui tindakan radikal pada objek yang berupa teks. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik baca catat dan teknik pustaka bertujuan untuk mengumpulkan fakta empirik. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan objektif, menitik beratkan karya sastra melalui unsur-unsur di dalamnya. Hasil dari penelitian menunjukkan perlawanan perjuangan minoritas terhadap raja terdapat pada ketika tokoh Popo Gusnaldi masuk ke dalam dunia tokoh dan menjadi tokoh yang ditulis novelis yang sedang naik daun kala itu dan menguak tabir kebusukan yang telah dilakukan raja. Namun, itu semua dilakukan dengan adanya rencana Guru Blewah. Popo Gusnaldi melakukan tindakan tersebut untuk menjawab pertanyaan dari yang lain. Begitulah fantasi ideologis bekerja yang membuat subjek berhasrat dan memenuhi yang lain. Dari kejadian tersebut menghasilkan tindakan radikal yang ditunjukkan oleh rakyat berupa digantungnya Raja Mugo III di bawah terik sinar matahari, mayatnya dibiarkan hingga sebulan dan nyaris tandas oleh ribuan belatung dan semut.
Kata kunci: Perjuangan Minoritas, Tindakan Radikal, Momen Kekosongan, Sinisme Simbolik, dan Fantasi Ideologis.
Abstract
Novel Negeri yg dilanda huru-hara tells that an ambitious kingdom has an interested to make a fiction work. The novel rises from the novelist who wrote negeri fiksi tetangga that bring and exhibit the works in an annually cultural event between countries. In other side, the manners which taken is unreasonable. The slaughter happened until the river was red. The condition made the charachters angrier. The purpose of this research is descirbing the minority struggle which was applied as a radical action that is momentum in the presence of an explosion ex-nihilo, without ideology, symbols, not processes, involving plans, intentions, goals, intentions, and so on that occurred. The method of this research used qualitative method. The usage of describe and find out radical action in a text as an object. The data is collected using literacy and library technique. The research approach used objective approach that emphasizes the internal elements of the works. The result of the research shows that the resistance of the minority struggle against the king was found when one of the charachter, Popo Gusnaldi, entered to the world dan became a charachter who written by the novelist who have a good time to be famous and speak up about the badness of the king. However, all of his action are done by the Blewah's plan. Popo Gusnaldi did his action to answer the other questions. It is such as the ideology fantasy works which make the subject have more desire to fulfill others. From this incident, radical action was shown by the people in the form of King Mugo III hung in the sun, his body was left for a month and almost destroyed by thousands of maggots and ants.
Keywords: Minority Struggle, Radical Actions, Moments of Emptiness, Symbolic Cynicism, and Ideological Fantasy.