Penduduk Indonesia tumbuh dalam laju yang lebih cepat dibandingkan negara ASIA lainnya. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia dapat memicu berbagai masalah lingkungan salah satunya adalah produksi sampah di daerah perkotaan meningkat secara signifikan. Pemerintah pusat telah menerapkan berbagai peraturan untuk mengelola sampah diikuti dengan pembentukan instansi seperti (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan) BAPEDAL dan program Adipura untuk penghargaan kepada kota terbersih dan teduh. Pada periode tahun 2014-2019 Kabupaten Ponorogo gagal mendapatkan penghargaan Adipura. Salah satu penyebabnya adalah perolehan nilai yang buruk di bidang pengelolaan sampah contohnya adalah keterbatasan infrastruktur. Sehubungan dengan masalah tersebut maka dilakukan kajian infrastruktur pengelolaan sampah di Kabupaten Ponorogo agar dapat diprediksi jumlah kebutuhan infrastruktur serta strategi yang diperlukan agar optimal dalam melayani kebutuhan masyarakat di masa yang akan datang.
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari hasil survei dan wawancara langsung kepada masyarakat sekitar dan instansi terkait. Analisis data menggunakan metode eksponensial untuk memproyeksikan penduduk. Hasil penelitian ini adalah proyeksi jumlah penduduk tahun di Kabupaten Ponorogo pada 2026 sebanyak 147.519 jiwa dengan proyeksi volume timbulan sampah sebesar 442,556 m³/hari dan proyeksi kebutuhan alat pengumpul sampah sebanyak 246 unit, armada pengangkut dibutuhkan sebanyak 16 unit, kebutuhan kontainer di TPS sebanyak 71 unit, dan perluasan lahan TPA Mrican menjadi 5.4 Ha.
Kata Kunci: Sampah, Infrastruktur, Pengelolaan Sampah, Ponorogo
Indonesians grow up in faster way than another ASIANS. Along with increased city population growth in Indonesia can caused many enviroment problems that one of them was waste production increase significanly. Central government did apply many rules to manage the waste followed by creating (Environmental Impact Management Agency) BAPEDAL agency and Adipura programme to appreciate the most clean and shady city. In 2014-2019 period Ponorogo district was failed to achieve Adipura. One of the problem was bad earnings in waste manage value, as example infrastructure limit. As that, then an assessment is conducted to waste management infrastructure in Ponorogo district so that it can be predicted how many infrastructure necessity and optimal strategy to serve community needs in the future.
This research used data from surveys and direct interview from local society and relevant agencies. Data analysis used exponential method to project the resident. The result of this research are total population project in Ponorogo district in 2026 is 147.519 people with waste develop volume project is 442,556 m³/day and garbage collection tool requirement project is 246 units, carrier fleet needs 16 units, container needs in laystall is 71 units, and land expansion Mrican landfills becomes 5,4 Ha.
Keywords: Waste, Infrastructure, Waste Management, Ponorogo