Abah Kessos (Aplikasi Hibah Kesejahteraan Sosial) merupakan suatu inovasi pemberian bantuan hibah yang diciptakan pada tahun 2015 oleh Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial di Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur yang bertujuan untuk memudahkan pegawai, memotong birokrasi, dan mengotomatisasi tugas-tugas dalam hal pemberian bantuan hibah. Abah Kessos adalah aplikasi internal Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial, sehingga hanya dapat diakses oleh staff yang memiliki nama user dan sandi.

Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif. Fokus penelitian menggunakan teori Faktor-Faktor Keberhasilan Inovasi menurut Cook, Matthews, and Irwin (2013) yang terdiri dari lima indikator, yaitu Leadership (Kepemimpinan), Management/Organization (Manajemen/Organisasi), Risk Management (Manajemen Resiko), Human Capital (Kemampuan Sumber Daya Manusia), dan Technology (Teknologi). Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, dokumentasi, observasi, dan triangulasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data (penyajian data), serta penarikan kesimpulan/verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi Abah Kessos pada Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial sudah berjalan dengan baik meskipun dalam pelaksanaannya terdapat kendala-kendala namun sudah dapat terselesaikan. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil analisis yang menggunakan faktor keberhasilan inovasi antara lain, faktor Leadership menunjukkan Abah Kessos dipimpin oleh Kepala Operasional yang telah menunjukkan peran, tanggung jawab, dan komitmen dengan baik. Pemimpin memiliki upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada, serta terdapat kebijakan dan prosedur pemimpin. Faktor Management/Organization menunjukkan visi dan misi, strategi kebijakan, budaya organisasi hingga peningkatan jaringan inovasi pada Abah Kessos telah dilakukan dengan baik. Faktor Risk Management menunjukkan bahwa masih terdapat kendala pada SDM yang kurang handal mengoperasikan aplikasi karena faktor usia dan kesalahan pengetikan pada DPA. Faktor Human Capital menunjukkan bahwa terdapat pembagian SDM pada inovasi Abah Kessos, serta telah diadakan sosialisasi dan pelatihan untuk staf Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial. Faktor Technology menunjukkan bahwa inovasi Abah Kessos dapat memangkas alur birokrasi pada pelayanan pemberian bantuan hibah, dan aplikasi cukup user-friendly untuk mengakses informasi yang dibutuhkan.

Saran yang dapat diberikan kepada Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial adalah perlu menetapkankan aturan hukum untuk aplikasi Abah Kessos. Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial perlu bekerjasam dengan Bank Jatim untuk peningkatan jaringan inovasi yang lebih baik. Selain itu, perlu adanya koordinasi secara tegas terkait kesalahan penulisan DPA yang sering dilakukan oleh pihak BPKAD. Inovasi Abah Kessos perlu dikembangkan agar tidak hanya dapat diakses oleh pegawai Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial, namun juga oleh masyarakat umum.

Kata Kunci: Inovasi, electronic government, aplikasi, hibah

Abah Kessos (Aplikasi Hibah Kesejahteraan Sosial) is an innovation in the provision of grant assistance created in 2015 by Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial in Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur which aims to facilitate employees, cut bureaucracy, and automate tasks in terms of providing grant assistance. Abah Kessos is an internal application for the Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial, so it can only be accessed by staff who have a user name and password.

The approach of this study was descriptive with qualitative methods. The focus of this study uses the theory of Innovation Success Factors according to Cook, Matthews, and Irwin (2013) which consists of five indicators, namely Leadership, Management/Organization, Risk Management, Human Capital, and Technology. Data collection techniques were carried out through interviews, documentation, observation, and triangulation, while data analysis techniques used four stages, namely data collection, data reduction, data presentation (data presentation), and drawing conclusions / verification.

The results showed that Abah Kessos innovation at Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial has been going well even though there are obstacles but it has been resolved. This is evidenced by the results of the analysis using the Innovation Success Factors theory. Leadership factor shows that Abah Kessos is led by the Head of Operations, who has shown roles, responsibilities and commitments well. The leader has an effort to overcome the existing problems, as well as the leader's policies and procedures. The Management/Organization factor shows the vision and mission, policy strategies, organizational culture and improvement of the innovation network in Abah Kessos has been well done. The Risk Management factor shows that there are still constraints on human resources that are not capable of operating applications due to age and typing errors in the DPA. The Human Capital factor shows that there is a division of human resources in the innovation of Abah Kessos, and socialization and training has been held for the staff of the Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial. The Technology Factor shows that the innovation of Abah Kessos can cut bureaucratic flow in the service of providing grant assistance, and the application is user-friendly enough to access the information needed.

Suggestions in this study for Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial is that it is necessary to establish a legal rule for the application of Abah Kessos. Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial needs to work with Bank Jatim to improve a better innovation network. In addition, there is a need for strict coordination regarding DPA writing errors that are often done by BPKAD. Abah Kessos innovation needs to be developed so that it is not only accessible to employees of Biro Administrasi Kesejahteraan Sosial, but also for public.

Kata Kunci: Innovation, electronic government, application, grant