pengetahuan kesehatan reproduksi pasangan usia belia di desa bulu kecamatan sugihwaras kabupaten bojonegoro
Knowledge of reproductive health of young couples in Bulu Village, Sugihwaras District, Bojonegoro Regency
Pengetahuan adalah suatu informasi yang faktual, berdasarkan akal sehat, dan tidak memiliki teknik dan metode khusus. Menurut epistemologi, pengetahuan adalah bidang yang berharga. filsafat yang menantang esensi realitas karena pengetahuan selalu menantang realitas. Menurut UU Nomor 16 Tahun 2019, batas usia untuk menikah adalah 19 tahun bagi laki-laki maupun perempuan. Perkawinan yang melibatkan pasangan di bawah usia 18 tahun dianggap sebagai pernikahan usia belia atau early marriage menurut definisi UNICEF pada tahun 2014. Menurut United Nations Development Economic and Social Affairs tahun 2010, Indonesia menempati urutan ke-37 negara dengan persentase tinggi pernikahan di usia muda. Penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan kajian Etnografi yang bertujuan untuk memperjelas implikasi sosiokultural serta interaksi kehidupan antar kelompok. keigiiatan PKM Eidukasii Dampak Peirniikahan Usiia Diinii teirhadap Keiseihatan Reiproduksii pada Masyarakat Deisa Bulu Keic. Sugiihwaras Kab. Bojoneigoro meinunjukkan bahwa masyarakat mulaii meimahamii bahwa peirniikahan diinii beirdampak neigatiif pada keiseihatan reiproduksii, teirutama pada waniita dii bawah umur.
Kata Kunci : Pengetahuan, Kesehatan Reproduksi, Pasangan Usia Belia.
Knowledge is factual information, based on common sense, and does not have special techniques and methods. According to epistemology, knowledge is a valuable field. philosophy that challenges the essence of reality because knowledge always challenges reality. According to Law Number 16 of 2019, the age limit for marriage is 19 years for both men and women. Marriages involving partners under the age of 18 are considered young marriages or early marriages according to the UNICEF definition in 2014. According to the United Nations Development Economic and Social Affairs in 2010, Indonesia ranks 37th in countries with a high percentage of marriages at a young age. The research that will be carried out uses qualitative research methods. This study uses ethnographic studies which aim to clarify sociocultural implications and life interactions between groups. PKM Eiducation Activities The Impact of Early Age Marriage on Reproductive Health in the Desa Bulu Keic Community. Sugiihwaras Kab. Bojoneigoro shows that people are starting to understand that this marriage has a negative impact on reproductive health, especially for underage women.
Keywords : Knowledge, Reproductive Health, Young Couples.