ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN PEMBELAJARAN TATAP MUKA DI  SURABAYA PADA SITUS MEDIA ONLINE JAWAPOS.COM DAN SUARASURABAYA.NET

FRAMING ANALYSIS OF FACE-TO-FACE LEARNING REPORTING IN SURABAYA ON JAWAPOS.COM AND SUARASURABAYA.NET ONLINE MEDIA SITES

Abstrak

Setelah lebih kurang setahun kebijakan pembelajaran jarak jauh dilaksanakan sejak bulan Maret 2020. Pada Juni 2021 Kemendikubud mengeluarkan surat keputusan SKB 4 Menteri No. 4 Tahun 2021 yang merujuk dapat dilaksanakannya kembali sekolah tatap muka dengan persyaratan yang telah ditentukan. Alasan utama dari kembalinya pembelajaran tatap muka yaitu karena dampak learning loss yang dialami peserta didik jika pembelajaran jarak jauh tetap dilakukan. Kebijakan pembelajaran tatap muka menjadi pro dan kontra dimasyarakat karena ditakutkan akan terjadi klaster baru di sekolah yang justru menyebabkan kasus Covid-19 meningkat kembali. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan analisis framing model Robert N. Entman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Jawapos.com kurang seimbang dalam mengambil narasumber karena sebagian besar narasumber berasal dari elit politik saja. Sedangkan Suarasurabaya.net lebih menunjukan usahanya untuk tetap seimbang dengan memilih narasumber yang berasal dari akademisi. Suarasurabaya.net lebih memilih mengangkat isu tentang kebijakan dari pemerintah melalui pemilihan narasumber dari akademisi yang mengkritisi mengenai kebijakan SKB 4 Menteri tentang diwajibkannya PTM ditengah meningkatnya varian Omicron di Surabaya.

Kata Kunci : Analisis Framing, Pembelajaran Tatap Muka, Pandemi Covid-19

Abstract

After more than a year the distance learning policy has been implemented since March 2020. In June 2021 the Ministry of Education and Culture issued a decree letter SKB 4 Ministers No. 4 of 2021 which refers to the resumption of face-to-face schools with predetermined requirements. The main reason for the return of face-to-face learning is because of the impact of learning loss experienced by students if distance learning is continued. The face-to-face learning policy has pros and cons in the community because it is feared that new clusters will form in schools which will actually cause Covid-19 cases to increase again. This study uses a qualitative method using the framing analysis model of Robert N. Entman. The results of this study indicate that Jawapos.com is not balanced in taking sources because most of the sources come from political elites. Meanwhile, Suarasurabaya.net shows more of its efforts to remain balanced by choosing sources from academia. Suarasurabaya.net prefers to raise issues regarding government policies through selecting sources from academics who criticize the 4 Ministerial Decree policy regarding the mandatory PTM amid the increasing variant of Omicron in Surabaya.

Keywords: Framing Analysis, Face to Face Learning, Covid-19 Pandemic