Hubungan antara Subjective Well-Being dengan Quarter Life Crisis pada Dewasa Awal
Relationship between Subjective Well-Being and Quarter Life Crisis in Early Adults
Masa dewasa awal merupakan sebuah fase dimana individu dihadapkan dengan konflik-konflik tertentu yang disebabkan karena pada fase dewasa individu sudah mulai mengeksplorasi dirinya dan membentuk kehidupan yang lebih kompleks. Pengalaman serta kondisi beragam yang diperoleh ini turut mempengaruhi subjective well-being yang ada di dalam kehidupan individu. Sehingga individu yang memiliki tingkat subjective well-being yang tinggi cenderung memaknai kehidupannya dengan penuh emosi kebahagiaan, namun sebaliknya jika individu memiliki tingkat subjective well-being yang rendah ditinjau berdasarkan tugas perkembangan nya tidak tercapai maka ia akan merefleksikan emosi negatif dan memungkinkan untuk berkembang menjadi suatu keadaan krisis yang jauh lebih krusial yang disebut dengan fase quarter life crisis. Tujuan pada penelitian ini adalah ingin mengetahui lebih komprehensif terkait dengan hubungan antara subjective well-being dengan quarter life crisis pada dewasa awal. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan penggunaan metode kuantitatif korelasional dengan penggunaan kuesioner sebagai teknik pengambilan data, penelitian ini menggunakan teknik insidental sampling sebagai teknik pengambilan sampel dengan kriteria responden pria atau wanita berusia 18-28 tahun dan berdomisili di Kabupaten Sidoarjo dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 260 responden. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif antara subjective well-being dengan quarter life crisis dengan nilai signifikasi (sig. 0,000 dan r = -233).
Kata Kunci : Subjective well-being, Quarter life crisis, Dewasa Awal.
Early adulthood is a phase where the individual is faced with certain conflicts because, in the adult phase, the individual has begun to explore himself and form a more complex life. The various experiences and conditions obtained also influence the subjective well-being that exists in an individual's life. So that individuals who have a high level of subjective well-being tend to interpret their life as full of happy emotions, but conversely if an individual has a low level of subjective well-being reviewed based on his developmental tasks not being achieved then he will reflect negative emotions and allow it to develop into a much more crucial crisis called the quarter life crisis phase. The purpose of this study is to find out more comprehensively about the relationship between subjective well-being and quarter-life crises in early adulthood. This research is a type of research using correlational quantitative methods with the use of questionnaires as a data collection technique. 260 respondents. The results of this study indicate that there is a negative relationship between subjective well-being and quarter-life crisis with a significance value (sig. 0.000 and r = -233).
KeyWord : Subjective well-being, Quarter life crisis, Early adults