BENTUK PERTUNJUKAN WAYANG POTEHI OLEH DALANG SUBUR
DALAM LAKON SIE JIN KWIE CENG TANG DI KLENTENG TENG SWIE BIO
KECAMATAN KRIAN KABUPATEN SIDOARJO
THE WAYANG POTEHI PERFORMANCE BY PUPPETEER SUBUR
IN THE SIE JIN KWIE CENG TANG PLAY AT TENG SWIE BIO TEMPLE
IN KRIAN DISTRICT SIDOARJO REGENCY
Oleh
Jefry Dio Firmansyah
E-mail : jefryfirmansyah16020134064@mhs.unesa.ac.id
Pembimbing
Dr. Autar Abdillah, S.Sn., M.Si.
Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Surabaya
ABSTRAK
Wayang Potehi merupakan sebuah produk kesenian teater tradisi yang berasal dari Tiongkok, dengan ciri khas cerita tentang legenda, kesatria dan peperangan. Kesenian tersebut telah punah di negeri asalnya akibat revolusi kebudayaan yang terjadi di Tiongkok. Di Indonesia kesenian Wayang Potehi yang dibawa melalui akukturasi budaya oleh para pedagang Tiongkok sejak abad ke-3 Masehi memiliki dampak dan pengaruh yang cukup besar dari segala aspek dalam bidang kesenian dan terus berkembang hingga sekarang. Perkembangan Wayang Potehi meliputi beberapa kota besar khusunya yang ada di Jawa Timur seperti Tuban, Kediri, Jombang, Mojokerto, Surabaya dan Sidoarjo. Di Sidoarjo sendiri pertunjukan Wayang Potehi sering dipentaskan untuk merayakan hari-hari besar China, salah satu klenteng yang sampai saat ini menggelar pertunjukan Wayang Potehi adalah klenteng Teng Swie Bio Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Menggandeng kelompok Wayang Potehi dari Gudo bernama Fu Ho An, kelompok tersebut sampai ini masih konsisten dalam pengupayaan kesadaran dan pelestarian kesenian tradisi khususnya Wayang Potehi.Sugiyo Waluyo (Subur) merupakan salah satu dalang Wayang Potehi dalam kelompok tersebut, dengan gaya interaksi yang dilakukan kepada penonton menjadi ciri khas disetiap pertunjukannya, salah satu lakon yang sering dibawakan oleh Subur adalah Sie Jin Kwie Ceng Tang dimana cerita tersebut merupakan mitos atau legenda Tiongkok yang ditulis oleh Lo Kuan Chung. Upaya Subur dalam melestarikan Wayang Potehi merupakan bentuk kepedulian terhadap kesenian tradisi yang hapir punah.
Permasalahan yang akan dikaji dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana bentuk pertunjukan Wayang Potehi oleh Dalang Subur dalam lakon “Sie Jin Kwie Ceng Tang” di klenteng Teng Swie Bio Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo ?. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kualitatif untuk dapat mendeskripsikan informasi dengan menggunakan teknik pengumpulan data : observasi, wawancara dan dokumentasi. Penulis juga menggunakan Triangulasi sumber dan teknik untuk menguji keabsahan dan kebenaran penelitian yang dilakukan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk pertunjukan Wayang Potehi oleh dalang Subur dalam Lakon Sie Jin Kwie Ceng Tang di Klenteng Teng Swie Bio Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo mampu memberikan keunikan tersendiri yang mana dapat menarik minat penononton untuk menyaksikan pertunjukan hingga selesai. Wayang Potehi yang dimaikan dalang Subur memiliki bentuk dan penawaran yang cukup menarik, kepiawaiannya dalam menyampaikan dan menyelipkan beberapa bahasa dengan tujuan sebagai upaya akulturasi kebudayaan nusantara, menciptakan spectakle serta mampu berinteraksi dengan penonton yang menjadi kelebihan subur di setiap pementasannya, Hal tersebut dilakukan agar penonton merasa betah dan menciptakan suasana nyaman selama pertunjukan Wayang Potehi berlangsung.
Kata Kunci : Bentuk Pertunjukan, Wayang Potehi, Dalang Subur, Lakon
By
Supervisor
Educational Sendratasik Department, Faculty Language and Art
State University of Surabaya
ABSTRACT
Wayang Potehi is a product of traditional theater arts originating from China, which usually tells about legends, knights and warfare. The art has become extinct in its country due to the cultural revolution that occurred in China. In Indonesia, Wayang Potehi art which was brought through cultural acculturation by Chinese traders since the 3rd century AD and has a considerable impact and influence from all aspects in the arts and continues to grow until now. Wayang Potehi was developed in major cities especially in East Java such as Tuban, Kediri, Jombang, Mojokerto, Surabaya and Sidoarjo. In Sidoarjo itself, Wayang Potehi is often staged to celebrate Chinese holidays, one of the temples that is consistent to holds Wayang Potehi is the Teng Swie Bio temple, Krian District, Sidoarjo Regency, East Java. Collaborated with the Wayang Potehi group from Gudo named Fu Ho An, the group is still consistent to spread awareness and preserve the traditional arts, especially Wayang Potehi. Sugiyo Waluyo (Subur) is one of the Potehi's puppeteers in the group, whose known by his interaction style with the audience as a characteristic in every show, one of the plays that are often performed by Subur is Sie Jin Kwie Ceng Tang where the story is a Chinese myth or legend written by Lo Kuan Chung. Subur's efforts in preserving Wayang Potehi is a form of concerning the endangered traditional arts.
The problems that will be examined from this research are as follows: 1) What is the form of the Wayang Potehi performance by Dalang Subur in the play "Sie Jin Kwie Ceng Tang" in Teng Swie Bio Temple, Krian District, Sidoarjo Regency? The research method used by researchers is a qualitative method to describe information using data collection techniques: observation, interviews and documentation. The author also uses source triangulation and techniques to test the validity and truth of the research conducted.
The results showed that the form of the Wayang Potehi performance by puppeteer subur in the Sie Jin Kwie Ceng Tang play at Teng Swie Bio Temple, Krian District, Sidoarjo Regency was able to provide its own uniqueness which could attract the audience to watch the show from the first until the last part of the show. Wayang Potehi played by the puppeteer Subur has interesting forms and offerings, his expertise in conveying and slipping a number of languages with the aim of acculturating the archipelago's culture, creating spectacles and being able to interact with audiences that become Subur's strenghts in each of his performances. It is done so that the audience feels at home and create a comfortable atmosphere during the Wayang Potehi performance.
Keyword: performance form, wayang potehi, puppeteer Subur, play