DINASTI GIRINDRAWARDHANA DYAH RANAWIJAYA DALAM KAJIAN PRASASTI PETAK TAHUN 1486 M.
GIRINDRAWARDHANA DYAH RANAWIJAYA DYNASTY IN THE STUDY OF THE PETAK INSCRIPTION YEAR 1486 M.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Menganalisis Dinasti Girindrawardhana Dyah Ranawijaya dari beberapa buah prasasti yang berasal dari periode Majapahit akhir. 2) Bagaimanakah hubungan Dinasti Girindrawardhana Dyah Ranawijaya dengan raja – raja Majapahit sebelumnya. Sumber utama yang digunakan adalah prasasti – prasasti seperti Prasasti Petak, Prasasti Trailokyapuri (Jiyu) I, Prasasti Trailokyapuri (Jiyu) II, Prasasti Trailokyapuri (Jiyu) III. Sumber primer yang didapatkan oleh penulis adalah data observasi dilapangan yaitu di Dusun Dukuh, Desa Petak, Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto. Hasil Penelitian menolak anggapan bahwa tokoh Girindrawardhana Dyah Ranawijaya merupakan penguasa baru di kerajaan Majapahit dari dinasti baru – Dinasti Girindrawardhana – pada periode Majapahit akhir. Melainkan Raja – raja Majapahit akhir memakai nama gelar Girindrawardhana yang berarti “Penerus Girindra”. Mereka masih keturunan raja – raja majapahit sebelumnya. Dengan demikian, di Kerajaan Majapahit hanya ada satu dinasti yang berkuasa, yaitu Dinasti Girindra (Girindrawansa) atau Dinasti Rajasa (Rajawansa) yang didirikan oleh Sri Rangah Rajasa Bhattara San Amurwwabhumi alias Ken Arok. Raja-raja Majapahit akhir memakai nama dengan sebuah gelar Girindrawarddhana yang berarti “penerus Girindra”.
Kata kunci: Masa Akhir Majapahit, Girindrawardhana, Prasasti Petak.
Abstract
The aims of this study are: 1) to analyze the Girindrawardhana Dyah Ranawijaya dynasty from several inscriptions from the late Majapahit period; 2) How is the relationship between the Girindrawardhana Dyah Ranawijaya dynasty and the previous kings of Majapahit. The main sources used are inscriptions such as the Petak Inscription, the Trailokyapuri (Jiyu) I Inscription, the Trailokyapuri (Jiyu) II Inscription, and the Trailokyapuri (Jiyu) III Inscription. The primary source obtained by the author is observational data in the field, namely Dusun Hamlet, Petak Village, Pacet District, Mojokerto Regency. The results of the study reject the notion that the figure of Girindrawardhana Dyah Ranawijaya is the new ruler of the Majapahit kingdom from the new dynasty - the Girindrawardhana Dynasty - in the late Majapahit period. But the later kings of Majapahit used the title name Girindrawardhana which means "Successor of Girindra". They are still descendants of the previous Majapahit kings. Thus, in the Majapahit Kingdom there was only one ruling dynasty, namely the Girindra Dynasty (Girindrawansa) or the Rajasa Dynasty (Rajawansa) which was founded by Sri Rangah Rajasa Bhattara San Amurwwabhumi alias Ken Arok. Later Majapahit kings adopted a name with a title Girindrawarddhana which means "successor of Girindra".
Keywords: End of Majapahit Period, Girindrawardhana, Petak Inscription.