BENTUK DAN STRUKTUR KESENIAN KETHEK OGLENG DI DESA TOKAWI KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN
FORM AND STRUCTURE OF OGLENG KETEK ART IN TOKAWI VILLAGE, NAWANGAN DISTRICT, PACITAN DISTRICT
ABSTRAK
Kesenian Kethek Ogleng di Desa Tokawi Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan merupakan sebuah kesenian yang diciptakan oleh Sutiman pada tahun 1963. Kesenian Kethek Ogleng identik dengan peniruan gerak-gerik kera yang dalam bentuk penyajiannya memvisualisasi cerita Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji. Kesenian Kethek Ogleng memiliki struktur penyajian berupa Glangsaran, Blendrongan dan Kudangan. Fokus penelitian yang dikaji adalah: (1) Bentuk kesenian Kethek Ogleng di Desa Tokawi Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan, dalam segi struktur penyajian dan bentuk penyajian.; (2) Struktur kesenian Kethek Ogleng di Desa Tokawi Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan, meliputi gerak, iringan dan tata busana.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif yakni penelitian dilakukan di lapangan yang digunakan pada kondisi objek alamiah. Penelitian ini dilakukan di Desa Tokawi Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan. Pada penelitian ini, objek penelitian yang diamati adalah bentuk dan struktur kesenian Kethek Ogleng, lokasi penelitian di Kabupaten Pacitan, teknik pengumpulan data yang meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi, sumber data meliputi 2 sumber data primer dan sekunder, validitas data meliputi triangulasi sumber, teknik, waktu dan teknik analisa data meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan simpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada kesenian Kethek Ogleng bentuk penyajianya adalah dramatari dengan cerita Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji yang menyamar sebagai Wanoro Seto dan Endang Roro Tompe, dengan menggunakan unsur-unsur gerak,iringan dan tata busana yang mendukung penyajian. Struktur penyajian dalam penyajian Kethek Ogleng berawal dari Blendrongan, Glangsaran dan Kudangan. Kesenian Kethek Ogleng merupakan seni kerakyatan yang berfungsi sebagai hiburan dan sudah berkembang dengan pesat hingga saat ini.
Kata kunci: Bentuk, Struktur, Kethek Ogleng
ABSTRACK
Kethek Ogleng Ogleng in Tokawi Village, Nawangan District, Pacitan Regency is an art created by Mr. Sutiman in 1967. Ogleng Monkey Art is identical to the imitation of monkey movements which in the form of presentation visualizes the story of Panji Asmarabangun and Dewi Sekartaji. Kethek Ogleng art has a performance structure in the form of Glangsaran, Blendrongan and Kudangan.
The research focus is: (1) Kethek Ogleng art form in Tokawi Village, Nawangan District, Pacitan Regency, in terms of presentation structure and form of presentation.; (2) The art structure of Kethek Ogleng in Tokawi Village, Nawangan Subdistrict, Pacitan Regency, including movement, accompaniment and clothing.
The research method used is qualitative, that is, the research is carried out in the field, which is used in the condition of natural objects. This research was conducted in Tokawi Village, Nawangan District, Pacitan Regency. In this research, the object of research observed is the form and structure of Kethek Ogleng art, research location in Pacitan Regency, Data Collection Techniques that include observation, interview, and documentation, Data sources include 2 primary and secondary data sources, Data Validity, and Analysis Techniques data includes data reduction, data presentation and drawing conclusions.
The results of this research show that in the performance art of Kethek Ogleng, there is a form and structure of presentation in every movement, accompaniment and dress. The form of presentation in Kethek Ogleng art is associated with the story of Panji Asmarabangun and Dewi Sekartaji who disguised themselves as Wanoro Seto and Endang Roro Tompe. The art of Kethek Ogleng functions as an entertainment that has developed rapidly until now. The results of this research show how the form and structure of presentation in the art of Kethek Ogleng has become a typical art in Pacitan Regency, which must go through the process and support from the community and the government as well as new performances to get appreciation from some community figures, especially in Pacitan Regency.
Keywords: Form, Structure, Kethek Ogleng