Penelitian ini bertujuan membandingkan
keefektifan keterampilan proses sains menggunakan aplikasi PhET dan aktivitas
laboratorium riil pada materi tekanan zat cair. Metode penelitian ini
menggunakan Quasi
Eksperimental Design dengan desain pretest-posttest control group design. Data diperoleh
dengan metode tes dan angket yang kemudian dianalisis secara deskriptif
kuantitaif. Aspek keterampilan proses sains yang diteliti pada peneliatian ini
yaitu observasi, inferensi, pengukuran, mengomunikasikan, mengklasifikasi,
prediksi, mengontrol variabel, membuat hipotesis, menafsirkan data, dan
mengadakan percobaan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelas eksperimen lebih efektif untuk meningkatkan
keterampilan proses sains pada aspek inferensi, pengukuran, mengklasifikasi,
mengontrol variabel, membuat hipotesis, menafsirkan data, dan mengadakan
percobaan dibandingkan dengan kelas kontrol terbukti dengan hasil effect
size sebesar 0,76 berkategori besar dengan standar error sebesar
0,26. Selain itu, didukung dengan adanya respons siswa yang menunjukkan persentase
respons pada kelas ekperimen yang menggunakan aplikasi PhET lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan aktivitas laboratorium riil.
Implikasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa untuk meningkatkan
keterampilan proses sains siswa, guru dapat menggunakan aplikasi PhET pada
materi tekanan zat cair atau materi-materi lain yang terintegrasi dalam
aplikasi PhET, seperti getaran dan gelombang, listrik dinamis, gaya, dan lain
sebagainya.
Kata Kunci: keterampilan
proses sains, aplikasi PhET, aktivitas laboratorium riil