Application of Markerless Augmented Reality Technology in Furniture Catalog Applications
Furniture atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan nama mebel atau perabot rumah tangga merupakan peralatan dan barang-barang yang ada di dalam rumah untuk digunakan oleh penghuni rumah (Lolowang dkk, 2016). Salah satu media promosi yang sering dipakai oleh pelaku usaha furniture adalah dengan memanfaatkan media katalog online. Akan tetapi ketakutan dari calon konsumen adalah ketidaksesuaian antara gambar yang ditampilkan dengan barang asli. Selain itu calon pembeli juga tidak bisa mencoba mengaplikasikan barang tersebut di dalam rumah untuk melihat kecocokan barang tersebut dengan interior rumah. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat suatu aplikasi katalog furniture menggunakan Augmented Reality Markerless Based agar bisa berjalan pada platform mobile. Proses pembuatan aplikasi diawali dengan mengidentifikasi masalah. Dalam prosesnya, pembuatan aplikasi ini menggunakan metode pengembangan aplikasi Multimedia Development Life Cycle. Proses pembuatan aplikasi diawali dengan menentukan Concept aplikasi. Dilanjutkan dengan tahap Design, yaitu menentukan struktur navigasi, flowchart, dan storyboard yang berisi apa saja yang diperlukan pada tahap selanjutnya. Tahap selanjutnya adalah Material Collecting, dimana penulis megumpulkan material apa saja yang diperlukan, sesuai dengan storyboard. Jika sudah, tahap selanjutnya adalah Assembling dimana semua material disusun sedemikian rupa menggunakan software Unity dan Vuforia hingga menjadi aplikasi. Langkah selanjutnya adalah tahap uji coba yang dibagi menjadi 2, yaitu functional testing dan uji kestabilan 3D object. Hasil dari functional testing menyatakan bahwa semua komponen berfungsi sebagaimana mestinya. Pada uji kestabilan, terdapat 3 parameter yang digunakan yaitu lux, jarak dan sudut. Dari hasil pengujian diketahui bahwa aplikasi bekerja secara optimal pada pencahayaan ruang tamu siang hari dengan lampu (634 lx) dengan akurasi 90%. Disusul pengujian pada pencahayaan sinar matahari langsung (3052 lx) dengan akurasi 75%. Skor ketiga ada pada pencahayaan ruang tamu siang hari tanpa lampu (259 lx) dengan akurasi 75%. Dan yang terakhir adalah pengujian pada ruangan remang-remang (81 lx) dengan akurasi 45%
Furniture, or more commonly known as "mebel" or household furnishings in Indonesian, refers to equipment and items within a house intended for use by its occupants (Lolowang et al., 2016). One of the promotional tools frequently utilized by furniture businesses is leveraging online catalog media. However, prospective consumers often fear discrepancies between the displayed images and the actual products. Additionally, potential buyers cannot physically try out the furniture in their homes to assess its compatibility with the interior. Therefore, the objective of this research is to create a furniture catalog application using Augmented Reality Markerless Based, designed to run on mobile platforms. The application development process begins with problem identification. The Multimedia Development Life Cycle method is employed throughout the application creation. The process starts with determining the application concept, followed by the design phase, which involves establishing navigation structures, flowcharts, and storyboards outlining the necessary elements for subsequent stages. The next stage is Material Collecting, where the author gathers all required materials in line with the storyboard. Subsequently, the Assembling stage arranges all materials using Unity and Vuforia software, transforming them into a functional application. The next step is the testing phase, divided into functional testing and 3D object stability testing. The results of functional testing confirm that all components operate as intended. In the stability test, three parameters—lux, distance, and angle—are used. Testing reveals that the application performs optimally in daytime living room with lamps (634 lx) with a 90% accuracy rate. Followed by testing in direct sunlight (3052 lx) with an accuracy of 75%. The third score is for daytime living room lighting without lamps (259 lx) with an accuracy of 75%. And the last one is testing in a dimly lit room (81 lx) with an accuracy of 45%.