Leksikon Ekologis Bahasa Madura Dialek Bangkalan: Kajian Ekososiolinguistik
Ecological Lexicon Of Madurese Bangkalan Dialect: An Ecososiolinguistic Study
Ulfa, Mariam. 2023. “Leksikon Ekologis Bahasa Madura Dialek Bangkalan: Kajian Ekososiolinguistik.Disertasi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra, Program Pascasarjana Universitas NegeriSurabaya. Pembimbing (1) Prof. Dr. Kisyani, M.Hum., (2) Dr. Mintowati, M.Pd.Kata kunci: Leksikon Ekologis, Bahasa Madura, Dialek Bangkalan, EkososiolinguistikPenelitian ini menggunakan kajian ekososiolinguistik untuk meneliti leksikon ekologis fbahasaMadura dialek Bangkalan. Keutuhan perpaduan disiplin ilmu ekolinguistik dan sosiolinguistik yangdigunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menemukan kesalinterhugungan leksikon ekologis floradan fauna bahasa Madura dialek Bangkalan dengan kehidupan sosial masyarakat Madura. Secara khususpenelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan; (1) klasifikasi jenis leksikon ekologisbahasa Madura dialek Bangkalan, (2) bentuk lingual dan makna leksikon ekologis, dan (3) menemukaninterelasi leksikon ekologis flora dan fauna dalam kehidupan sosial masyarakat Madura dalam aspekekonomi, kuliner, pengobatan tradisional, seni, tradisi, dan penggunaan leksikon dalam beragam asosiasikebahasaan di lingkungan masyarakat Madura.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan perspektif fenomenologis. Penelitiandimulai dengan mengenali fakta atau fenomena sosial melalui pengamatan di lapangan bahwa leksikonmemiliki keterikatan dan keterkaitan dengan lingkungan bahasa. Pada tahap awal penelitian ini leksikonekologis bahasa Madura dialek Bangkalan dieksplorasi dengan cara mengintrospeksi pengalaman penelitisebagai penutur asli yang menguasai bahasa Madura. Penelitian ini menelusuri klasifikasi leksikon ekologisflora dan fauna bahasa Madura dialek Bangkalan untuk menemukan jenis leksikon aktif, semiaktif, danleksikon pasif. Fokus kedua mengklasifikasi bentuk lingual dan makna leksikon ekologis, dan fokus ketigamenelusuri interelasi sosial leksikon dengan kehidupan sosial masyarakat Madura. Berdasarkan pendekatankualitatif, hasil pada setiap temuan data penelitian ini akan disajikan dalam uraian deksriptif untukmencapai simpulan.Tenik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, kuesioner, teknikdokumentatif dan teknik observasi. Instrumen pengumpulan data menggunakan tabel pengelompokanleksikon, kuesioner pengetahuan responden terhadap leksikon, tabel klasifikasi bentuk lingual dan makna,juga menggunakan tabel instrumen pengelompokan interelasi berdasarkan aspek. Penganalisisan datadalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi kualitatif. Analisis fokus pertama ini menggunakanmetode padan referensial. Jenis leksikon menghasilkan jawaban suatu leksikon tergolong ke dalam leksikonaktif, semiaktif, atau leksikon pasif. Penganalisisan data pada fokus dua dilakukan dengan dua cara. Untukmenganalisis bentuk leksikon dengan menggunakan metode agih yaitu dengan mendeskripsikan leksikonekologis dari bentuk dasar, bentuk turunan, bentuk ulang, dan kompositum. Kategori lingual leksikonekologis yang digolongkan termasuk dalam nomina,verba, atau adjektiva. Untuk menganalisis maknaleksikon ekologis, menggunakan teknik hubung banding menyamakan (HBS) dengan cara membandingkanmakna leksikon ekologis dengan kamus, dan berdasarkan persepsi dalam masyarakat. Penganalisisan fokusinterelasi sosial leksikon ekologis flora dan fauna dalam kehidupan masyarakat dengan menggunakananalisis impor sosial dengan metode padan ekstralingual yaitu menghubungkan leksikon-leksikon dengankehidupan sosial masyarakat.Pada hasil klasifikasi jenis leksikon aktif, semiaktif dan jenis leksikon pasif diperoleh data leksikonflora aktif sebanyak 54%, semiaktif 12% dan data leksikon flora pasif 34%. Perbedaan persentase yangtidak begitu jauh membuktikan bahwa terdapat leksikon flora yang mengalami penurunan daya hidup.Penelusuran terhadap jenis leksikon ekologis flora dan fauna BMDB di Kabupaten Bangkalan belum pernahdilakukan sehingga hasil penelitian ini menghasilkan pengetahuan tentang kondisi leksikon di Bangkalansebagai informasi untuk lebih mengambil sikap terhadap kondisi bahasa di Madura. Hasil pengukuranpemahaman responden terhadap leksikon fauna diperoleh hasil 61% leksikon aktif, 10% leksikondikategorikan dalam leksikon semiaktif, dan 29% leksikon masuk dalam kategori pasif. Perolehan ini dapatdisimpulkan bahwa leksikon ekologis fauna aman.
Leksikon ekologis fauna secara keseluruhan dari hasil penelitian merupakan bentuk dasar, ulang,dan kompositum. Berdasarkan kategori kelas kata, keseluruhan data utama dan data turunan merupakanbentuk nomina dan ada beberapa ajektiva. Pemaknaan pada leksikon ekologis fauna sama seperti pada florayaitu makna leksikal dan makna gramatikal. Pada fauna makna gramatikal yang muncul lebih banyak dalambentuk ungkapan bahasa figuratif dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Interelasi leksikon ekologisflora dan fauna mengaitkan leksikon ekonomi, kuliner, pengobatan tradisional, seni, tradisi, danpenggunaan leksikon dalam beragam bahasa figuratif dan metafor. Menginterelasikan leksikon denganaspek-aspek tersebut membuktikan bahwa leksikon ekologis bukan hanya sebagai kosakata yang hanyaberdiri sendiri melainkan mampu memengaruhi penggunaan kebahasaan dalam kehidupan sosialmasyarakat melalui kekhasannya. Pada bagian hasil penelitian telah dipaparkan temuan bahwa leksikonekologis flora dan fauna memiliki interelasi penuh dalam empat aspek utama dalam kehidupan masyarakatMadura.Berdasarkan tiga pemaparan hasil penelitian dapat dirumuskan tiga proposisi (1) jenis leksikonekologis merepresentasikan penggunaan bahasa dalam masyarakat sesuai kondisi lingkungan, (2)Kompleksitas bentuk dan makna leksikon berinterelasi dengan penggunaannya dalam masyarakat denganmengeksplorasi kekhasan flora dan fauna, (3) Diversifikasi interelasi leksikon memanifestasikan aktivitaskehidupan sosial masyarakat Madura yang berorientasi pada lingkungan
Ulfa, Mariam. 2023. “Ecological Lexicon Of Madurese Bangkalan Dialect: An Ecososiolinguistic Study.Disertasi, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra, Program Pascasarjana Universitas NegeriSurabaya. Pembimbing (1) Prof. Dr. Kisyani, M.Hum., (2) Dr. Mintowati, M.Pd.Keywords: ecological lexicon, Madurese language, Bangkalan dialect, EcososiolinguisticsThis study uses ecososiolinguistic studies to examine the ecological lexicon of the MadureseBangkalan dialect. The integrity of the combination of ecolinguistic and sociolinguistic disciplines used inthis study aims to find the interconnectedness of the ecological lexicon of flora and fauna in the MadureseBangkalan dialect with the social life of Madurese society. In particular, this study aims to find and describethe following: (1) classification of types of ecological lexicon in Madurese Bangkalan dialect; (2) lingualforms and meanings of ecological lexicon; and (3) finding the interrelation of ecological lexicon flora andfauna in the social life of Madurese society in economic aspects, culinary aspects, traditional medicineaspects, artistic aspects, and the use of the lexicon in a variety of linguistic associations in Madurese society.This research uses qualitative approach with phenomenological perspective. Research begins withrecognizing social facts or phenomena through field observations that the lexicon has attachments and linksto the language environment. In the early stages of this study the ecological lexicon of Madurese Bangkalandialect was explored by introspecting the researcher's experience as a native speaker who mastered theMadurese language. This study explores the classification of ecological lexicon flora and fauna MadureseBangkalan dialect to find the type of active lexicon, semiactive, and passive lexicon. The second focusclassifies the lingual form and meaning of the ecological lexicon, and the third focus explores the socialinterrelation of the lexicon with the social life of Madurese society. Based on a qualitative approach, theresults of each research data findings will be presented in a descriptive description to reach a conclusion.Data for this study was gathered through interviews, questionnaires, documentary techniques, andobservation techniques. Data collection instrument based on a lexicon grouping table, questionnairerespondents' lexicon knowledge, lingual form, and meaning classification table, and an interrelationshipgrouping instrument table by aspect. The qualitative content analysis method was used to analyze the datain this study. This first focus analysis uses the referential matching method. Lexicon type yields theclassification of a lexicon as an active lexicon, a semiactive lexicon, or a passive lexicon. Data analysis onFocus 2 is done in two ways. To analyze the form of lexicon by using the method of distribution is todescribe the ecological lexicon of the basic form, derivative form, Re-Form, and compositum. The lingualcategory to which the ecological lexicon belongs belongs to nouns, verbs, or adjectives. To compare themeaning of the ecological lexicon with the dictionary and based on societal perceptions, analyze themeaning of the ecological lexicon using the technique of comparative relations equivalence (HBS).Analysis of the focus of social interrelation of the ecological lexicon of flora and fauna in community lifeby using social import analysis with an extralingual matching method that connects lexicons with sociallife.In the classification results of active lexicon types, semiactive and passive lexicon typesobtained active flora lexicon data in as much as 54%, semiactive data in only 12%, and passiveflora lexicon data in 34%. A not-so-distant percentage difference proves that there is a flora lexiconthat has decreased vitality. The type of ecological lexicon of flora and fauna in the BMDB inBangkalan Regency has never been searched, so the results of this study will produce knowledgeabout the condition of the lexicon in Bangkalan and provide information to better take a standagainst the condition of the language in Madura. The results of the measurement of respondents'understanding of fauna lexicon obtained results of 61% lexicon active, 10% lexicon semi-active,and 29% lexicon passive. This acquisition indicates that the ecological lexicon of fauna is secure
According to the study's findings, the ecological lexicon of fauna as a whole is basic form, rework,and composition. Based on the category of word classes, the entire main data and derivative data are nounforms, and there are several adverbs. The meaning in the ecological lexicon of fauna is the same as that offlora, namely, lexical meaning and grammatical meaning. at grammatical meanings that appear more in theform of figurative language expressions and are used in everyday life. The interrelations of the ecologicallexicon of flora and fauna relate to the economic lexicon, culinary, traditional medicine, art, traditions, andthe use of lexicons in diverse figurative and metaphorical languages. Interacting with the lexicon in theseaspects proves that the ecological lexicon is not only a vocabulary that stands alone but is also able toinfluence the use of language in people's social lives through its peculiarities. The study's findings showthat the ecological lexicon of flora and fauna has a complete interrelationship in four major aspects ofMadurese society's life.Three propositions can be developed based on the three presentations of the research findings. (1)The type of ecological lexicon represents the use of language in society according to environmentalconditions; (2) the complexity of the form and meaning of the lexicon is interrelated with its use in societyby exploring the peculiarities of flora and fauna; and (3) the diversification of the lexicon's interrelationmanifests the social life activities of Madurese society that are oriented to the environment