Religiusitas dalam Novel Kupu Wengi Mbangun Swarga Karya Tulus S
Religiousity of Kupu Wengi Mbangun Swarga Novel by Tulus S
Abstrak
Sebuah karya sastra yang baik akan memberikan informasi mengenai beberapa hal yang terdapat dalam kehidupan manusia. Khususnya kehidupan manusia yang berhubungan dengan kereligiusannya. Banyaknya karya sastra yang memberikan gambaran mengenai religiusitas disebabkan karena eratnya hubungan antara karya sastra dengan religiusitas. Sebuah karya sastra dapat memberikan gambaran mengenai kehidupan manusia dalam kesehariannya, lengkap dengan segala perkara dan cobaan yang dialami manusia seperti halnya berselingkuh, tindak korupsi, konflik sosial, dan sebagainya. Seperti halnya dalam novel Kupu Wengi Mbangun Swarga karya Tulus S yang mengandung unsur religiusitas. Permasalahan religiusitas yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu mengenai religiusitas langsung dan religiusitas tak langsung yang digambarkan di dalam novel Kupu Wengi Mbangun Swarga karya Tulus S. penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan sosiologi sastra. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa kutipan kata, kalimat, serta dialog antar tokoh yang ada di dalam novel Kupu Wengi Mbangun Swarga karya Tulus S. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi dokumentasi berupa teks novel Kupu Wengi Mbangun Swarga karya Tulus S. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan mengenai unsur religiusitas yang ada di dalam novel Kupu Wengi Mbangun Swarga karya Tulus S.
Hasil penelitian mengenai religiusitas di dalam novel Kupu Wengi Mbangun Swarga karya Tulus S dibedakan menjadi 2 diantaranya yaitu (1) Wujud tindakan religiusitas langsung atau otentik dalam novel Kupu Wengi Mbangun Swarga yaitu iman, ingat pada Tuhan, pasrah, hidup rukun, dan berbakti kepada orang tua (2) Wujud tindakan reigiusitas tak langsung atau agamis dalam novel Kupu Wengi Mbangun Swarga yaitu shalat, mengaji, ibadah haji, dan bersedekah. Kedua pembahasan tersebut menggambarkan sebagian upaya yang dilakukan manusia dalam mendekatkan diri pada Sang Pencipta.
Kata Kunci religiusitas, religiusitas langsung, religiusitas tak langsung, dan novel Kupu Wengi Mbangun Swarga.
Abstract
A good literary work will provide information about several things that are contained in human life. Especially which human life that related to its religiousness. There are literary works that provide a picture of religiosity is due to the close relationship between literary works and religiosity. A literary work can provide an description of human life in their daily lives, complete with all the cases and trials that humans experience such as cheating, corruption, social conflicts, and so on. As in the novel Kupu Wengi Mbangun Swarga by Tulus S, which contains elements of religiosity. The problem of religiosity that will be discussed in this research is direct religiosity and indirect religiosity which is described in Tulus S's novel Kupu Wengi Mbangun Swarga. This research uses descriptive qualitative method. The approach used in this research is the sociology of literature approach. The data that used in this research are quotations of words, sentences, and dialogues between characters in the novel Kupu Wengi Mbangun Swarga by Tulus S. The data collection technique used is documentation study in the form of the text of the novel Kupu Wengi Mbangun Swarga by Tulus S. This is to describe the elements of religiosity in Tulus S's novel Kupu Wengi Mbangun Swarga.
The results of this research on religiosity in the novel Kupu Wengi Mbangun Swarga by Tulus S are divided into 2, namely (1) the form of direct or authentic acts of religiosity in the novel Kupu Wengi Mbangun Swarga, namely faith, remembering God, surrender, living in harmony, and being devoted to parents. (2) The form of indirect or religious acts of reigiosity in the novel Kupu Wengi Mbangun Swarga are prayer, recitation, pilgrimage, and charity. Both discussions illustrate some of the efforts humans make to get closer to the Creator.
Keywords religiousity, direct religiosity, indirect religiosity, and Kupu Wengi Mbangun Swarga novel.