Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan menggunakan studi fenomenologi. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan November 2019 - Januari 2020. Tempat penelitian ini berada di Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang. Di tempat penelitian inilah pusat perkembangan Tarekat Shiddiqiyyah di masa sekarang. Pembahasan pada penelitian ini meliputi: 1) Makna Pancasila dari Tarekat Shiddiqiyyah; 2) Makna Nasionalisme dari Tarekat Shiddiqiyyah; 3) Apa yang mendorong (Because motive) anggota Tarekat Shiddiqiyyah melakukan aktualisasi nilai Pancasila dan nasionalisme; dan 4) Apa yang menjadi tujuan (In order to motive) anggota Tarekat Shiddiqiyyah melakukan aktualisasi nilai Pancasila dan nasionalisme.
Pancasila menurut Tarekat Shiddiqiyyah, yaitu suatu nilai, jati diri, dan jiwa bangsa Indonesia yang lahir sejak zaman dahulu kala bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia di bumi Nusantara. Lahirnya istilah Pancasila sejak 1 Juni 1945 merupakan hasil pemikiran para tokoh Bangsa Indonesia pada saat itu yang mencoba mewujudkan nilai dan jati diri yang melekat pada diri Bangsa Indonesia dengan istilah Pancasila. Istilah Pancasila yang pertama kali muncul pada tanggal 1 Juni adalah Pancasila sebagai dasar negara. Dasar Negara Indonesia yaitu Pancasila diambil dari nilai-nilai dan jati diri yang telah ada di dalam diri Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu.
Nasionalisme menurut Shiddiqiyyah adalah suatu rasa yang berada di dalam jiwa seseorang. Nasionalisme tidak dapat dilihat wujudnya, akan tetapi nasionalisme memiliki gejala atau tanda-tanda yang diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Gejala-gejala tersebut yaitu; 1) Semangat membangun tanah air; 2) Semangat melestarikan tanah air; 3) Semangat membela tanah air; 4) Semangat ketahanan nasional; 5) Semangat pengorbanan; 6) Patriotisme; 7) Semangat untuk bersatu; 8) Semangat kedisiplinan atau menghargai waktu; 9) Semangat untuk perdamaian; 10) Semangat pelestarian bangsa; 11) Semangat mencari ilmu untuk tanah air; 12)Semangat kelangsungan kehidupan bangsa.
Hasil temuan dilapangan tentang faktor pendorong (because motive) aktualisasi nilai Pancasila dan nasionalisme dari Tarekat Shiddiqiyyah adalah sebagai berikut: 1) Menjalankan perintah agama Islam; 2) Mengikuti sunnah dan hadist Nabi Muhammad; 3) Keadaan geografis Ploso Jombang di masa lalu; 4) Menjiwai semangat nasionalisme Bung Karno; 5) Wujud dari bersihnya hati, 6) Perintah guru melalui delapan kesanggupan 7) Keperihatinan terhadap kondisi bangsa dan negara Indonesia.
Sedangkan hasil temuan dilapangan tentang tujuan (in order to motive) aktualisasi nilai Pancasila dan nasionalisme dari Tarekat Shiddiqiyyah adalah sebagai berikut: 1) Meraih ridho Allah; 2) Mendapatkan ridho guru; 3) Meningkatkan kebersihan rohani; 4) Mencapai Indonesia Raya; 5) Membangun Indonesia, bukan membangun di Indonesia; 6) Mewarisi generasi penerus bangsa; 7) Menjadi SANTRI. (melakukan hubungan dengan Allah, manusia dan alam).
Kata Kunci : Pancasila, Nasionalisme, Shiddiqiyyah
This research was conducted with a qualitative method using phenomenology study. This research was conducted for three months, since November 2019 - January 2020. The place of this research is located in Ploso District, Jombang Regency. Right now, the place of this research is the center of the development of the Shiddiqiyyah Tarekat. Discussions in this research include: 1) The Meaning of Pancasila from the Shiddiqiyyah Tarekat; 2) The Meaning of Nationalism from the Shiddiqiyyah Tarekat; 3) What are the motivates (Because motive) members of the Shiddiqiyyah Tarekat to actualize the values of Pancasila and nationalism; and 4) What are the objectives (in order to motive) members of the Shiddiqiyyah Tarekat to actualize the values of Pancasila and nationalism.
Pancasila according to the Shiddiqiyyah Tarekat, which is a value, identity, and soul of the Indonesian people who were born since ancient times together with the existence of the Indonesian Nation in the archipelago. The birth of the term Pancasila since June 1st, 1945 was the result of the thinking of the leaders of the Indonesian Nation at that time who tried to realize the value and identity inherent in the Indonesian Nation with the term Pancasila. The term Pancasila which first appeared on June 1st is Pancasila as the basis of the state. The basis of the Indonesian State, Pancasila, is taken from the values and identity that have existed in the Indonesian Nation since ancient times.
Nationalism according to Shiddiqiyyah is a feeling that is in a person's soul. Nationalism cannot be seen its form, but nationalism has symptoms or signs that are manifested in the life of the nation and state. These symptoms are; 1) The spirit of building a homeland; 2) The spirit of preserving the motherland; 3) The spirit of defending the motherland; 4) The spirit of national resilience; 5) The spirit of sacrifice; 6) Patriotism; 7) The passion to unite; 8) The spirit of discipline or respect for time; 9) The passion for peace; 10) The spirit of national preservation; 11) The spirit of seeking knowledge for the motherland; 12) The spirit of the survival of the nation.
The findings in the field about because motive for the actualization of the values of Pancasila and the nationalism of the Shiddiqiyyah Tarekat are as follows: 1) Execute the commands of the Islamic religion; 2) Following the sunnah and hadith of the Prophet Muhammad; 3) Ploso Jombang's geographical situation in the past; 4) Animates the spirit of Bung Karno's nationalism; 5) The manifestation of a clean heart, 6) The teacher's command through eight abilities 7) Concern for the condition of the nation and state of Indonesia.
While the findings in the field about in order to motive for the actualization of the values of Pancasila and the nationalism of the Shiddiqiyyah Tarekat are as follows: 1) Achieve the pleasure of God; 2) Getting the blessing of the teacher; 3) Improving spiritual cleanliness; 4) Obtaining Greater Indonesia; 5) Build Indonesia, not build in Indonesia; 6) Inheriting the nation's next generation; 7) Become a SANTRI. (Doing contact with God, humans and nature).
Keywords: Pancasila, Nationalism, Shiddiqiyyah