Lokasi TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Ranegan yang dulunya lahan kosong ditumbuhi rumput ilalang berdekatan dengan pemukiman warga kelurahan Kedundung. Aktivitas TPA setiap harinya menimbulkan beberapa masalah yakni truk sampah yang melewati rumah warga menimbulkan bising dan bau yang tidak sedap. Setiap hari ada 45 ton sampah yang menumpuk di TPA. Sebagian warga tertanggu atas kegiatan yang dilakukan di TPA tersebut. Dampak tersebut merupakan sebuah masalah yang sangat menarik untuk diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak TPA tersebut terhadap kondisi lingkungan, sosial dan kondisi ekonomi masyarakat kelurahan Kedundung Kecamatan Magersari Kota Mojokerto.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga kelurahan Kedundung dengan sampel 60 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah menggunakan deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga sekitar TPA Randegan sudah terbiasa dengan kondisi lingkungan yang bising dan bau dengan prosentase 25%, terganggu dengan kondisi lingkungan yang bising dan bau sebesar 18% dan tidak terganggu dengan dengan kondisi lingkungan yang bising dan bau sebesar 17%. Kondisi sosial masyarakat setelah dibangun TPA mengalami perubahan matapencaharian, dulunya petani sekarang menjadi pedagang 15%, sopir 2%, jasa 10%, dan peternakan 8 %. Kondisi ekonomi masyarakat setelah dibangun TPA mengalami fluktuasi pendapatan karena lahan pertanian berkurang, rata-rata pendapatan warga sekitar Rp 1.000.000 – Rp 2.500.000.
Kata kunci: Sampah, Masyarakat, Sosial, Ekonomi, Lingkungan
The location of the Ranegan TPA (Final Disposal Site) which used to be empty land was overgrown with weed grass adjacent to the residents of Kedundung village. The landfill activity every day raises a number of problems, namely garbage trucks passing through residents' houses cause unpleasant noise and odors. Every day there are 45 tons of garbage piled up in the landfill. Some residents were disturbed by the activities carried out at the TPA. This impact is a very interesting problem to study. This study aims to determine the impact of the landfill on the environmental, social and economic conditions of the community of the Kedundung sub-district, Magersari District, Mojokerto City.
This type of research is descriptive analytic with a quantitative approach. The population in this study was the family head of the Kedundung village with a sample of 60 respondents. Data collection techniques using interviews and observations. The data analysis technique used is the descriptive.
The results showed that residents around the Randegan landfill were accustomed to noisy and smelly environmental conditions with a percentage of 25%, disturbed by noisy and odorous environmental conditions of 18% and not disturbed by noisy and odorous environmental conditions of 17%. The social condition of the community after construction of the landfill experienced changes in livelihoods, formerly farmers were now traders of 15%, drivers of 2%, services of 10%, and livestock 8%. The economic condition of the community after the landfill was built experienced fluctuations in income because agricultural land was reduced, the average income of residents was around Rp. 1,000,000 - Rp. 2,500,000.
Keywords: Waste, Society, Social, Economy, Environment