SKENARIO PENGEMBANGAN MODEL LABORATORIUM IPS DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)
SCENARIO THE DEVELOPMENT OF A IPS LABORATORY MODEL IN JUNIOR HIGH SCHOOLS (SMP)
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran di tingkat sekolah yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan. Materi pada mata pelajaran IPS erat kaitanya dengan kehidupan masyarakat para peserta didik. Dibutuhkan proses pembelajaran yang bukan hanya bersifat tatap muka di kelas tetapi pembelajaran dengan melibatkan peserta didik pada situasi konkret ataupun situasi yang disimulasikan sehingga menyerupai kondisi masyarakat. Situasi konkret pada pembelajaran IPS dapat diambil dari situasi nyata di masyarakat dan situasi buatan yang disajikan dalam laboratorium di sekolah. Hal ini sesuai dengan Teori Belajar Brunner, dimana pembelajaran hendaknya dapat menciptakan situasi agar peserta didik dapat belajar dari diri sendiri melalui pengalaman dan eksperimen untuk menemukan pengetahuan dan kemampuan yang khas baginya. Guru perlu merancang pembelajaran yang berbasis laboratorium, dimana konsep pembelajaran dilakukan bersamaan dengan kegiatan praktikum di laboratorium. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Bagaimana pengembangan laboratorium IPS pada sekolah menengah pertama di kabupaten Jombang”.
Metode yang dilakukan dengan menggunakan Research and Development dengan menggunakan Model pengembangan Four-D. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan angket kepada guru IPS yang tergabung pada forum MGMP IPS kabupaten Jombang yang dipilih beberapa sample berdasarkan akreditasi dengan memperhatikan keterwakilan wilayah Jombang Pusat, Jombang Selatan, Jombang Barat, Jombang Utara dan Jombang Timur. Masing-masing wilayah diambil 3 sekolah dengan keseluruhan subjek berjumlah 15 orang. Data dikumpulkan berdasarkan observasi, wawancara, dan angket yang akan dianalisis dengan uji validitas konstruk dan validitas isi, untuk menguji validitas digunakan ahli (judgement experts).
Penelitian ini mengambil fokus pada skenario pengembangan laboratorium indoor dalam bentuk maya/virtual/daring. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar produk pengembangan yang dihasilkan dapat mendukung kebijakan Menteri Pendidikan dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor: 36962/MPK.A/HK/2020 tentang penerapan pembelajaran "Daring" yang mana bertujuan untuk mengurangi penyebaran Corona virus Disease 2019 (Covid-19). Hasil dari penelitian, didapatkan hasil rata-rata guru memiliki presepsi mengenai pentingnya Laboratorium IPS di sekolah. Persepsi tersebut diwujudkan dengan adanya usaha guru untuk melakukan pengadaan laboratorium IPS di sekolah menggunakan alat dan bahan seadanya. Masih terbatasnya laboratorium yang dilakukan guru disekolah dikarenakan beberapa kendala antara lain : 1). kendala fisik yaitu mengenai: terbatasnya lahan, ruangan dan terbatasnya alat atau sumber belajar di laboratorium. 2). kendala non fisik berupa terbatasnya dana. Hasil penilaian terhadap pengembangan model laboratrium dari ahli materi mendapat kategori layak dengan skor 3,44 dari jumlah skor maksimal 4. Hasil penilaian dari ahli desain mendapat kategori layak dengan skor 3,34 dari jumlah skor maksimal 4. Hasil penilaian dari uji coba pengguna mendapat kategori sangat layak dengan skor 3,41 dari jumlah skor maksimal 4. Sedangkan hasil penilaian secara keseluruhan mendapatkan rerata skor total sebesar 3,39 dari jumlah skor maksimal 4. Hal ini menunjukkan bahwa model laboratorium IPS termasuk dalam kategori “layak”.
Melalui model pengembangan laboratorium IPS yang telah dilakukan, dapat diterapkan guru dalam mengadakan laboratorium IPS disekolahnya dan menggunakannya sebagai sarana pendukung pembelajaran. Pembelajaran berbasis laboratorium menjadi cara yang tepat dalam menerapkan discovery learning menurut Bruner. Pengetahuan yang diperoleh dengan belajar penemuan menunjukkan beberapa kebaikan diantaranya adalah: 1). Pengetahuan itu bertahan lama atau lama dapat diingat. 2). Hasil belajar penemuan mempunyai efek transfer yang lebih baik. 3).Secara menyeluruh belajar penemuan meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berfikir secara bebas.
Social Science (IPS) is one of the subjects at the school level that is given at every level of education. The material in social studies subjects is closely related to the community life of students. It takes a learning process that is not only face-to-face in class but learning by involving students in concrete situations or situations that are simulated so that they resemble community conditions. Concrete situations in social studies learning can be taken from real situations in society and artificial situations that are presented in laboratories at schools. This is in accordance with Brunner's Learning Theory, where learning should be able to create situations so that students can learn from themselves through experience and experiments to find knowledge and abilities that are unique to them. Teachers need to design laboratory-based learning, where the concept of learning is carried out simultaneously with practicum activities in the laboratory. Therefore this study aims to determine "How is the development of the social studies laboratory in junior high schools in Jombang district".
The method is carried out using Research and Development using the Four-D development model. Data collection techniques used observation, interviews, and questionnaires to social studies teachers who were members of the Social Studies MGMP forum in Jombang district, which selected several samples based on accreditation by taking into account the regional representation of Central Jombang, South Jombang, West Jombang, North Jombang and East Jombang. Each region was taken by 3 schools with a total of 15 subjects. Data were collected based on observations, interviews, and questionnaires which will be analyzed using construct validity and content validity tests, to test the validity of using experts (expert judgment).
This research focuses on scenarios of indoor laboratory development in virtual / virtual / online form. This is done with the aim that the resulting development products can support the policies of the Minister of Education in the Minister of Education and Culture Circular Number: 36962 / MPK.A / HK / 2020 concerning the application of "Online" learning which aims to reduce the spread of Corona virus Disease 2019 (Covid-19 ). The results of the study showed that the average teacher had a perception about the importance of the Social Studies Laboratory in schools. This perception is manifested in the existence of teachers' efforts to procure social studies laboratories at schools using makeshift tools and materials. There are still limited laboratories carried out by teachers at school due to several obstacles, including: 1). Physical constraints, namely regarding: limited land, space and limited learning tools or resources in the laboratory. 2). non-physical constraints in the form of limited funds. The results of the assessment of the laboratory model development from material experts get a feasible category with a score of 3.44 from the maximum score 4. The results of the assessment from the design expert get a decent category with a score of 3.34 from the maximum score 4. The results of the assessment from the user trial get a category very feasible with a score of 3.41 from the maximum score of 4. While the overall assessment results obtained a total average score of 3.39 from the maximum score of 4. This indicates that the social studies laboratory model is included in the “feasible” category.
Through the social studies laboratory development model that has been carried out, teachers can apply the social studies laboratory at their school and use it as a means of supporting learning. Laboratory-based learning is the right way to apply discovery learning according to Bruner. The knowledge gained by learning discovery shows several virtues including: 1). Knowledge is lasting or long can be remembered. 2). Discovery learning outcomes have a better transfer effect. 3) Thoroughly learning discovery improves students' reasoning and the ability to think freely.