Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN Lakarsantri II/473 Surabaya diketahui bahwa kurangnya ketersediaan media untuk menjelaskan mata pelajaran IPA materi daur hidup hewan. Hal tersebut dibuktikan melalui rekap nilai siswa dengan rata-rata kurang dari 75, yaitu dibawah standar yang ditetapkan oleh di SDN Lakarsantri II/473 Surabaya. Berdasarkan permasalahan tersebut maka diperlukan pengembangan media video animasi pembelajaran pada materi daur hidup hewan. Media video animasi sendiri merupakan media pembelajaran yang efektif untuk menjelaskan ilmu pengetahuan yang memiliki unsur gerak dan suara objek gambar kemudian ditampilkan dengan animasi sehingga memberikan stimulus kepada siswa untuk lebih semangat dalam belajar dan fokus terhadap materi.
Pengembangan media video animasi ini menggunakan model pengembangan 4D oleh Thiagarajaan tahun 1974, dengan subjek uji coba kelas IV SDN Lakarsantri II/473 Surabaya. Data dikumpulkan melalui instrumen kelayakan rencana pelaksanaan pembelajaran, instrumen kelayakan materi, instrumen kelayakan media, instrumen kelayakan bahan penyerta media, uji validitas dan reliabilitas butir soal, serta uji t untuk mengetahui taraf signifikansi perbedaan pada hasil posttest yang dilakukan oleh kelas kontrol dan eksperimen.
Jenis data kualitatif dan kuantitatif, analisis data yang digunakan untuk memproses hasil uji kelayakan menggunakan skala penilaian Linkert, untuk uji kelayakan rencana pelaksanaan pembelajaran (100%) menunjukkan kategori sangat layak. Untuk uji kelayakan materi daur hidup hewan (82,8%) menunjukkan kategori layak. Uji kelayakan media video animasi pembelajaran (100%) menunjukkan kategori sangat layak. Uji kelayakan bahan penyerta media (93,3%) menunjukkan kategori layak. Media video animasi pembelajaran ini dinyatakan efektif berdasarkan perbandingan hasil uji t dimana nilai t hitung lebih besar dari t tabel (3,276>0,683) membuktikan bahwa terjadi perbedaan yang signifikan antara hasil post-test kelas kontrol dengan kelas eksperimen.
Kata kunci: Pengembangan, video animasi, hasil belajar
Based on early observation at SDN Lakarsantri II/473 Surabaya, the researcher found a problem with the lack availability of media to learn science subject about animal metamorphosis. It is evidenced by the recapitulation of student grades with an average less than 75, which is under the standard set by SDN Lakarsantri II/473 Surabaya. Based on these problem, the development of animated learning video about animal metamorphosis is needed. Animated learning video is an effective learning media to explain science that need an element of motion and sound with animation to attract students attention.
The development of animated learning video about animal metamorphosis used 4D development model by Thiagarajaan 1974 with the test subject of IV grades at SDN Lakarsantri II/473 Surabaya. Data were collected through the expediency instrument of learning implementation plans, instruments of material expediency, instruments of media expediency, instruments for the expediency of media attach materials, validity and reliability of question items, and uji t for significance level of difference in posttest results by control class and experimental class.
Types of the thesis data is qualitative and quantitative, the data analysis will use Linkert rating scale to process the results of the expediency test, for the expediency test of the learning implementation plan (100%) shows it is proper. For the expediency test of the science subject of animal metamorphosis (82, 8%) shows it is proper. Expediency test for animation learning video media (100%) shows a proper. The expediency test of the media of attaches material (93, 3%) shows it is proper. Animation learning video was declared effective based on the comparison of the results of the t test where calculated t value is greater than t table (3,276>0,683) proving that there is a significant difference between the post-test results of the control class and the experimental class.
Keywords: Development, animation learning video, learning outcomes