PEMANFAATAN BATANG TUMBUHAN RUMPUT GAJAH (PENNISETUM PURPUREUM) DENGAN METODE DISTILASI ADSORBSI BATU KAPUR SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF BIOETHANOL

UTILIZATION OF ELEPHANT GROWTH STEM (PENNISETUM PURPUREUM) USING ADSORPTION DISTILATION METHOD OF LAMBAL STONE AS BIOETHANOL ALTERNATIVE FUEL

Meningkatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia berbanding lurus dengan meningkatknya jumlah permintaan energi. Energi yang paling dibutuhkan kendaraan bermotor adalah energi minyak bumi.  Produksi minyak bumi di Indonesia belum bisa mencukupi konsumsi minyak bumi yang ada di Indonesia. Diharapkan bioethanol dapat menjadi pencampur bahan bakar minyak seperti premium, pertalite, dan lain-lain. Batang tumbuhan rumput gajah merupakan salah satu bahan baku yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan bioethanol.

Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen (experimental research). Pembuatan Bioetanol dimulai dengan proses hidrolisis untuk memecah lignin pada batang rumput gajah menggunakan larutan HCl sebanyak 20 ml, fermentasi selama 6 hari menggunakan ragi tape 10 gram. Proses distilasi adsorbsi menggunakan batu kapur kadar CaCO₃ diatas 97% dengan variasi ukuran partikel (mesh 40, 60, 80, 100 dan 120) serta temperatur pemanasan 150⁰C. Proses pemanasan batu kapur dilakukan selama 30 menit. Peningkatan bioethanol dari batang rumput gajah dilakukan setelah batu kapur selesai dipanaskan dengan ukuran partikel yang telah ditentukan dengan massa batu kapur 9 gram dan distilasi pada suhu 78⁰C. Setelah memperoleh kadar etonol yang terbaik, menguji karakteristik bioethanol sesuai dengan standart dari Dirjen EBTKE No. 722 K/10/DJE/2013.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa untuk membuat bioetanol dari batang rumput gajah diperlukan lima kali distilasi sehingga didapat hasil kadar etanol dari distilasi pertama sampai distilasi kelima yaitu 8%, 32%, 74%, 95%, 99,63%. Perbandingan mesh batu kapur terbaik didapatkan pada mesh 80.  Pengujian karakteristik bioetanol batang rumput gajah yaitu kadar bioetanol 99,63%, kadar metanol 2,0%, kadar tembaga (Cu) 0,0016 Mg/L, kadar keasaman sebagai asam asetat 313,5 Mg/L, tampakan jernih transparant dan tidak ada endapan, kadar ion klorida (Cl) 1,999 Mg/L, kandungan belerang 0,0018 Mg/L, nilai kalor 3318,35 kkal/kg, titik nyala 31,4^oC, densitas 0,7872 g/ml dan viskositas 3,3 cSt. Terdapat dua pengujian yang melebihi standart yang ditentukan oleh Dirjen EBTKE  No. 722K/10/DJE/2013 yaitu pada kadar metanol dan kadar keasaman sebagai asam asetat. Kemudian Yield yang didapat adalah sebesar 65,3%.

Kata kunci: bioethanol batang rumput gajah, batu kapur, distilasi, kadar bioethanol, karakteristik bioethanol.

The increasing population growth in Indonesia is directly proportional to the increase in the amount of energy demand. The most needed energy by motorized vehicles is petroleum energy. Petroleum production in Indonesia has not been able to meet the consumption of oil in Indonesia. What we expected is ability of bioethanol to mix with fuel oils such as premium, pertalite, and others. The stems of the elephant grass plant are one of the raw materials that can be used for the making of bioethanol.

This research method is experimental research (experimental research). Bioethanol production begins with a hydrolysis process to break down lignin in elephant grass stalks using 20 ml of HCl solution, fermentation for 6 days using 10 grams of tape yeast. The adsorption distillation process uses limestone with CaCO3 content above 97% with variations in particle size (mesh 40, 60, 80, 100 and 120) and heating temperature of 1500C. The limestone heating process is carried out for 30 minutes. The increase in bioethanol from elephant grass stalks was carried out after the limestone was heated with a predetermined particle size with a mass of 9 grams of limestone and distilled at 780C. After obtaining the best etonol content, tested will show the characteristics of bioethanol in the standards of Dirjen EBTKE No. 722 K / 10 / DJE / 2013.

The results of this study indicate that to make bioethanol from elephant grass stalks, it takes five distillations so that the ethanol content of the first to fifth distillations is 8%, 32%, 74%, 95%, 99.63%.The best limestone mesh comparison is obtained at mesh 80. Testing the characteristics of elephant grass stem bioethanol, namely 99.63% bioethanol content, 2.0% methanol content, 0.0016 Mg / L copper (Cu) content, 313 acidity as acetic acid, 5 Mg / L, clear transparent appearance and no sediment, chloride ion content (Cl) 1.999 Mg / L, sulfur content 0.0018 Mg / L, calorific value 3318.35 kcal / kg, flash point 31.4oC, density 0 ,7872 g / ml and a viscosity of 3.3 cSt. There are two tests that exceed the standard set by the Director General of EBTKE No. 722K / 10 / DJE / 2013, namely the levels of methanol and acidity levels as acetic acid. Then the yield obtained was 65.3%.

Keyword: Elephant grass stalk bioethanol, Limestone, Distillation, Bioethanol content, Bioethanol characteristics