Beliefs and Practices about Intercultural Communicative Competence in Teaching English Language
Kemampuan berkomunikasi antar-budaya menjadi bagian penting dalam kurikulum Bahasa Inggris karena itu membawa konsep yang bermakna dan komunikatif dalam pengajaran Bahasa Inggris. Orang yang mengajarkan kemampuan berkomunikasi antar-budaya pada kelas Bahasa Inggris adalah guru. Maka dari itu, mempelajari kepercayaan guru dan praktik guru menjadi hal yang penting juga karena itulah yang menjadi indikator apakah guru-guru tersebut sadar tentang kemampuan berkomunikasi antar-budaya atau tidak. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kepercayaan guru terhadap kemampuan berkomunikasi antar-budaya dan bagaimana mereka mempraktikkannya di kelas.
Metode kualitatif digunakan di penelitian ini untuk menggali pemahaman yang lebih dalam tanpa campur tangan peneliti. Sehingga, interview dan observasi kelas digunakan sebagai cara untuk mengambil data. Subjek pada penelitian kaliini adalah dua guru Bahasa Inggris dari Sekolah Menengah Atas swasta yang sama di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa kedua guru memiliki kepercayaan yang positif terhadap pengajaran, diri mereka sendiri dan siswa-siswa mereka terkait kemampuan berkomunikasi antar-budaya. Namun, mereka memiliki kesulitan untuk mempraktekkan kemampuan berkomunikasi antar-budaya secara utuh karena itu dipengaruhi alokasi waktu belajar, bahan ajar, budaya asli dan penilaian. Di samping itu, praktik guru-guru tersebut menunjukkan bahwa ciri-ciri kemampuan berkomunikasi antar-budaya ada dalam proses belajar mengajar mereka. Meskipun dalam pelaksaannya kedua guru tersebut kurang dengan adanya kesulitan-keulitan terkait pembelajaran kemampuan berkomunikasi antar-budaya, mereka telah mencoba untuk mendukung kepercayaan mereka ke dalam praktik di kelas mereka.
Intercultural communicative competence (ICC) becomes an essential part of the English language curriculum because it brings meaningful and communicative concept in English language teaching. The one who can bring ICC to the English classroom is the teachers. That is why studying teachers’ beliefs and practices are crucial also because they can be the indicator of whether the teachers are aware of ICC or not. Thus, this study aims to describe teachers’ beliefs about ICC and how they practice it in their classroom.
A qualitative method was employed in this study to obtain a deeper understanding of the natural setting. Thus, an interview and observation classroom was used as a means of collecting data. The subject of the research is two English teachers under the same foundation as one of a private senior high school in Surabaya, East Java, Indonesia.
The result of this study indicated both teachers had positive beliefs about their teaching, themselves as teachers, and their students related to ICC context. However, the teacher found some difficulties in practicing ICC fully in their classrooms such as time allocation, sources, own culture, and assessment. Besides, the teachers’ practices showed the characteristic of ICC in their teaching-learning process. Regardless of the realization that both teachers had difficulties in practicing ICC fully, they had tried to support their beliefs into practices in their classroom.