Ungkapan Semangat Kerja Pengrajin Tas Anyaman
Pada karya Tari “Mangir Angit” Dalam Bentuk Tari Dramatik
Expression of the Work Spirit of Woven Bag Craftsmen In the dance work "Mangir Angit" In the Form of Dramatic Dance
Pada karya Tari “Mangir Angit”
Dalam Bentuk Tari Dramatik
ABSTRAK
Nama Mahasiswa : Cahyo Bintoro
NIM : 18020134068
Prodi / Jurusan : Pendidikan Sendratasik
Fakultas : Fakultas Bahasa dan Seni
Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Dra. Jajuk Dwi Sasanadjati, M.Hum
Tahun : 2022/2023
Kata Kunci : Ungkapan, Semangat Kerja, Mangir Angit, Dramatik
Desa Bulu merupakan Desa industri penghasil tas anyaman yang berdiri pertama kali di Ponorogo. Sehingga produksi tas anyaman di Desa Bulu memiliki kualitas yang sanggat baik, dibandingkan dengan desa lain karena Desa Bulu memiliki desain yang bagus dan bahan yang fleksibel, selain itu terdapat sepirit yang dimiliki pengerajin tas anyaman sangat tinggi dalam memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Kebutuhan yang harus dipenuhi oleh para pengrajin terdapat target capaian dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga semakin cepat dalam menyelesaikan pekerjaannya maka semakin cepat memperoleh keuntungan.
Kajian teori koreografer dapat di jadikan sebagai pijakan bagi penulis untuk menciptakan karyanya, dalam karya ini digarap dengan metode kontruksi 1 bersumber dari Jacqueline Smith, teori koreografi kelompok yang diciptakan Sal Murgiyanto, dan teori yang membahas tentang ungkapan. Dalam pembuatan karya tari terdapat karya tari yang relevan agar dapat menjadi bekal atau referensi dimana terdapat konsep, teknik, dan gaya untuk melihat perbedaan orisinalitas karya tari. Karya tari relevan salah satunya yaitu karya tari Te Abingke tahun 2021 oleh Hanidar Fejri Diagusty.
Karya tari Mangir Angit dapat tercipta dengan adanya pendekatan penciptaan dimana karya tari ini meliputi metode kontruksi 1oleh Jacqueline Smith, sebagai petunjuk dalam penggarapan oleh koreografer untuk meyusun beberapa elemen. Konsep karya tari ini terdiri dari tema yaitu perjuangan, judul karya ini Mangir Angit. Dalam karya ini menggunakan tipe dramatik dimana Meningkatkan peningkatan suasana yang dapat mendukung karya tari Mangir Angit. Karya tari ini menonjolkan akan gerak dimana mengguanakan pengembangan gerak jawa timuran, dan panoragan. Proses penciptaan karya tari ini diawali dengan rangsangan pertama, eksplorasi, improvisasi, evaluasi atau penghalusan, hingga dapat terciptanya karya tari dengan judul Mangir Angit.
Penggarapannya karya ini membutuhkan pendukung agar dapat terlaksana dengan baik seperti alur atau skenario agar dapat tersusun dengan baik, adapun faktor pendukung seperti makeup dan kostum, pementasan, property, pencahayaan, dengan menggunakan tampilan makeup yang soft tapi masih menonjolkan garis wajah, dan busana yang sederhana dengan gaya gadis desa. Selain itu dengan adanya pola lantai, gerak maka dapat terciptanya akan karya yang dinamis.
Karya ini mengungkapkan akan sepirit dan kerja keras pengrajin dalam mengerjakan anyaman, dengan melalui segi bentuk, gerak, konsep garap, dan elemen pendukung lainnya. Koereografer berharap dengan adanya karya tari Mangir Angit dapat menjadi isnpirsi bagi generasi muda agar dapat melestarikan budaya, dan mengasah akan kreatifitas bagi seniman muda untuk berkarya, dengan adanya karya ini dapat menjadikan inspirai ketika bekerja harus memiliki spirit yang tinggi untuk memenuhi suatu yang dinginkan.
ABSTRACK
Kata Kunci : Expression, Spirit of Work, Mangir Angit, Dramatic
Bulu Village is an industrial village producing woven bags which was first established in Ponorogo. So that the production of woven bags in Bulu Village has very good quality, compared to other villages because Bulu Village has good designs and flexible materials, besides that there is a spirit that woven bag craftsmen have very high in meeting their economic needs. With the needs that must be met by the craftsmen, there are achievement targets in completing the work so that the faster the work is completed, the faster the profit will be obtained. The woven bag craftsmen in Bulu Village are village women who help build their family's economy so that there are needs that must be met in their daily life, so there is enthusiasm for the work of these craftsmen.
The study of choreographer theory can be used as a basis for writers to create their works, in this work it is worked on with the construction method 1 sourced from Jacqueline Smith, the theory of group choreography created by Sal Murgiyanto, and theories that discuss expressions. In making dance works, there are relevant dance works so that they can become provisions or references where there are concepts, techniques, and styles to see the differences in the originality of dance works. One of the relevant dance works is the dance work Te Abingke in 2021 by Hanidar Fejri Diagusty.
The dance work of Mangir Angit can be created with a creative approach where this dance work includes the construction method by Jacqueline Smith, as a guide in the work by the choreographer to arrange several elements. The concept of this dance work consists of a theme, namely struggle, the title of this work is Mangir Angit. In this work using the dramatic type which increases the atmosphere that can support the dance work of Mangir Angit. This dance work will highlight the movements which use the development of East Javanese movements, and panoragan. The process of creating this dance work begins with the first stimulus, exploration, improvisation, evaluation or refinement, until a dance work with the title Mangir Angit is created.
In the production of this work, it requires support so that it can be carried out properly, such as plots or scenarios so that it can be arranged properly, while supporting factors include makeup and costumes, staging, props, lighting, by using a soft makeup appearance but still accentuating facial lines, and clothing that simple country girl style. Besides that, with the floor pattern, motion can create dynamic works.
The choreographer hopes that the work of the Mangir Angit dance can inspire the younger generation to preserve culture, and hone creativity for young artists to work. With this work, it can be inspiring when working, one must have a high spirit to fulfill something one wants.