Ekranisasi Sastra Suluk Syekh Siti Jenar sajrone Film Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar
The Ecranisation Literary of Suluk Syekh Siti Jenar in Sunan Kalijaga and Syekh Siti Jenar Film's
Tujuan penelitian ini yaitu untuk memahami bentuk ekranisasi sastra Suluk Syekh Siti Jenar dalam Film Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar dengan kajian ekranisasi sastra. Penelitian ini termasuk ke dalam penlitian kualitatif deskriptif. Objek kajian dalam penelitian ini yaitu Suluk Syekh Siti Jenar dan Film Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini berpusat pada aspek penyusutan, penambahan, dan perubahan variasi dari objek yang jadi kajian dalam penelitian ini. Data penelitian didapatkan dari mengamati dan membaca dengan cermat Suluk Syekh Siti Jenar, dari permulaan sampai penutup. Dicari bagian mana yang menjadi pembangun cerita dalam suluk. Data tersebut lalu disusun dengan runtut. Sedangkan data dari film didapatkan dari cara menontong film lalu ditangkap layar adegan-adegan yang penting dan yang menjadi pembangun film itu tadi. Data keduanya lalu dianalisis dengan cara membandingkan data dari suluk dan data dari film. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini dibagi menjadi dua. Bagian pertama Suluk Syekh Siti Jenar tersusun dari lima pupuh. Pupuh Sinom A, Pupuh Sinom B, pupuh Asmaradhana, pupuh Pangkur dan pupuh Dhandhanggula. Sedangkan bagian kedua dari kesimpulan ini yaitu mengenai rumusan masalah yang ada. Penyusutan alur dalam film lebih banyak dibandingkan penyusutan tokoh dan latar. Penyusutan alur bisa menjadi lebih banyak karena ada sebagian bab yang cukup banyak mengalami penyusutan dari suluk ke film. Penambahan alur dan latar dalam Suluk Syekh Siti Jenar dan Film Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar lebih banyak daripada penambahan tokoh. Sedangkan perubahan variasi tokoh lebih sedikit yang dibahas dibandingkan perubahan variasi di bagian alur dan latar. Hanya ada dua tokoh yakni Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar. Namun di bagian perubahan variasi latar waktu tidak bisa dibahas. Karena dirasa tidak ada yang bisa dibahas latar waktunya dari dua sumber yang mengalami perubahan variasi. Kata Kunci: Suluk, Ekranisasi Sastra, Cerita Wali, Film.
The purpose of this research is to understand the form of Suluk Syekh Siti Jenar's literary ecranisation in the Sunan Kalijaga and Syekh Siti Jenar films with the study of literary ecranisation. This research included descriptive qualitative research. The object of study in this research is Suluk Syekh Siti Jenar and the Films of Sunan Kalijaga and Syekh Siti Jenar. The analysis carried out in this study is centered on the aspects of depreciation, addition, and changes in the variation of the object being studied in this study. The research data was obtained from observing and carefully reading Suluk Syekh Siti Jenar, from the beginning to the end. Looking for which part is the builder of the story in Suluk. The data is then arranged coherently. While the data from the film is obtained from watching the film and then do screen captures the important scenes that became the builder of the film. Both data were then analyzed by comparing data from Suluk and data from films. The conclusions obtained from this study are divided into two. The first part of Suluk Syekh Siti Jenar is composed of five pupuh. Pupuh Sinom A, Pupuh Sinom B, Pupuh Asmaradhana, Pupuh Pangkur and Pupuh Dhandhanggula. While the second part of this conclusion is about the formulation of the existing problem. The depreciation of the plot in the film is more than the depreciation of the characters and setting. Depreciation of the plot could be more because some chapters are quite a lot of depreciating from mysticism to the film. The addition of plots and settings in Suluk Syekh Siti Jenar and the films of Sunan Kalijaga and Sheikh Siti Jenar is more than the addition of characters. While changes in character variations are discussed less than changes in variations in the plot and setting. There are only two figures, namely Sunan Kalijaga and Sheikh Siti Jenar. However, in the section on changing the time setting, it cannot be discussed. Because it is felt that there is nothing that can be discussed about the time setting from two sources that have changed variations. Keywords: Suluk, Literary Ecranisation, Guardian Stories, Film.