orang ibu hamil. Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner PUQE (Pregnancy Unique
Quantification of Emesis) untuk mengetahui tingkat
keparahan morning sickness, formulir food recall tiga kali 24
jam untuk mengetahui asupan makanan ibu hamil, serta
melakukan telaah dokumen buku kesehatan ibu dan anak
(KIA) untuk mengetahui perubahan berat badan pada ibu
hamil.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 16 ibu hamil
(45,7%) mengalami morning sickness ringan, 19 ibu hamil
(54,2%) mengalami morning sickness sedang, dan 0 ibu
hamil (0%) mengalami morning sickness berat. Pada
penelitian ini diperoleh hasil analisis data Spearman’s rho
menunjukkan r value (0,006) < a (0,05) yang berarti
terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian
morning sickness dengan asupan makanan ibu hamil usia
satu hingga 20 minggu di Wilayah Kerja Puskesmas
Kebomas Kabupaten Gresik. Kemudian, 8 dari 35 ibu
hamil dengan usia kehamilan satu hingga 20 minggu
mengalami penurunan berat badan atau sebesar 22,8%
dengan rata-rata penurunan berat badan sebanyak 2,37 kg.
Hasil analisis data Spearman’s rho menunjukkan r value
(0,292) > a (0,05) yang berarti bahwa tidak terdapat
hubungan antara kejadian morning sickness dengan
perubahan berat badan ibu hamil usia satu hingga 20
minggu di Wilayah Kerja Puskesmas Kebomas Kabupaten
Gresik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian
morning sickness dengan asupan makanan ibu hamil dan
tidak terdapat hubungan antara kejadian morning sickness
dengan perubahan berat badan ibu hamil dengan masa kehamilan satu hingga 20 minggu di Wilayah Kerja
Puskesmas Kebomas Kabupaten Gresik.
Kata Kunci: Kehamilan, Morning Sickness, Asupan
Makanan Ibu Hamil, Perubahan Berat Badan Ibu Hamil