Fitoremediasi Limbah Cair Tahu Menggunakan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes (Mart.) Solm) dan Kayu Apu (Pistia stratiotes Linneus) Dalam Upaya Memperbaiki Kualitas Limbah

Phytoremediation of Tofu Liquid Waste Using Water Hyacinth (Eichhornia crassipes (Mart.) Solm) and Apu Wood (Pistia stratiotes Linneus) in an Effort to Improve Waste Quality

Industri tahu di Indonesia di dominasi usaha berskala kecil yang belum memiliki unit pengolahan limbah sehingga limbah cair tahu langsung dibuang ke badan air terdekat yang mengakibatkan rusaknya kualitas lingkungan dan pencemaran air. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh berbagai kombinasi tumbuhan Eceng gondok dan Kayu apu dalam memperbaiki kualitas limbah cair tahu ditinjau dari parameter pH, Suhu, BOD, Nitrat dan kadar klorofil. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan satu faktor perlakuan yaitu kombinasi biomassa eceng gondok dan kayu apu yang digunakan (75:25, 50:50 dan 25:75). Penelitian dilakukan dengan 6 kali pengulangan sehingga terdapat 24 unit perlakuan. Penelitian dilakukan di Greenhouse, Program Studi Biologi, Universitas Negeri Surabaya dengan parameter yang diukur meliputi pH, Suhu, BOD, Nitrat dan kadar klorofil pada hari ke-0 dan hari ke-7. Data parameter pH, Suhu, BOD dan Nitrat dianalisis menggunakan ANAVA satu arah kemudian dilanjutkan dengan Uji Duncan dan dibandingkan dengan standart baku mutu menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga jenis kombinasi mampu memperbaiki kualitas limbah cair tahu, namun kombinasi yang paling efektif adalah kombinasi 25 eceng gondok : 75 kayu apu dengan nilai pH sebesar 6.9 (6 – 9), BOD sebesar 14,82 (150) mg/L dan nitrat sebesar 0.21 (30) mg/L. Namun, tidak terdapat pengaruh kombinasi biomassa tumbuhan terhadap kadar klorofil pada daun. Sehingga disimpulkan bahwa kombinasi biomassa 25 eceng gondok : 75 kayu apu efektif untuk memperbaiki kualitas limbah cair tahu sesuai standart baku mutu untuk parameter pH, BOD, dan Nitrat

The tofu industry in Indonesia is dominated by small-scale businesses that doesn’t have waste processing units so tofu liquid waste is directly dumped into water, which can damage the environtment quality. This research aims to describe the effect of various combinations of water hyacinth and apu wood in improving the quality of tofu liquid waste in terms of parameters pH, temperature, BOD, nitrate, and chlorophyll. The research is experimentally using a randomized block design (RAK) with treatment factor is the combination of water hyacinth and apu wood (75:25, 50:50, and 25:75). There were 6 repetitions so there were 24 treatment units. The research was carried out in Greenhouse, Biology Study Program, Surabaya State University with parameters including pH, Temperature, BOD, Nitrate, and chlorophyll on day-0 and day-7. The pH, Temperature, BOD, and Nitrate parameter data were analyzed using one-way ANOVA then followed by Duncan Test, and compared with quality standards according to Minister of Environment Regulation Number 5 of 2014. The results showed that the three combinations were able to improve the quality of tofu liquid waste. However, the most effective combination is 25 water hyacinths: 75 apu wood with a pH of 6.9 (6 – 9), BOD of 14.82 (150) mg/L, and nitrate of 0.21 (30) mg/L. However, there was no effect the biomass combination on chlorophyll. The conclusion is the biomass combination of 25 water hyacinths: 75 apu wood was effective to improving the quality of tofu liquid waste according to quality standards for pH, BOD, and Nitrate parameters.