Air sari tebu (Sugarcane
– Inggris atau Saccharum offcinarum L –
Latin disingkat AST) sudah dikenal di seluruh dunia sebagai minuman yang menyegarkan
dan sudah terkenal sejak jaman dahulu, akan tetapi AST yang akan diteliti dan
dikembangkan dikaitkan pada Ilmu Keolahragaan dan Ilmu Kimia Klinik (Kadar Gula
Darah = KGD), ternyata masih dalam kendala oleh adanya mikroba (Oktavia DD,
dkk, 2015) yang harus dibunuh tuntas dalam hal ini dengan ilmu ultrasonik
(sub-sub Instrumentasi Laboratorium sub Fisika di jurusan Teknotogi
Laboratorium Medik).
Menurut hasil riset Sriundy M., et al. , (2017),
ternyata setelah pengultrasonikan AST baru dalam tabung reaksi: Dengan
Tranduser (Tr) Piezoelectric selama 3 jam potensial Hidrogen (pH) AST =
8,5 dan ketika disimpan 5 hari pHnya turun (= 4), sedangkan dengan Tr 12 Knobs
3 jam, pH AST = 5 dan ketika disimpan 5 hari pHnya turun (= 3). Dari sub riset
Sriundy M, et al (2017) nilai pH AST = 8,5 dan setelah penyimpanan 5 hari, nilai
pH turun (=4) tidak Higienis, dan masih ada mikroba. Setelah disosialisasi banyak
manusia coba (objek) tak mau minum AST diultasonik, tetapi hanya mau disampling
dan Sprint anaerob saja, sehingga ada riset dengan pencampuran sample
darah dicampur AST hasil kavitasi ultrasonik. Atlet sebagai manusia-coba sebagai
objek Sampling darah), dengan metoda pilihan menggunakanVacuutainer
NaF (khusus gula darah) dan objek disampling dengan Syringe vakum
10 mL dua kali sebelum sprint (3 mL) dan sesudah sprint anaerob (10 mL),
setelah berisi sample darah secara cepat dipindah ke tabung NaF masing-masing
3 mL dan dikocok perlahan, Sentrifus 15 menit rotasi per menit (rpm)
rendah, Alat glucometer dilengkap Strip test dan pendeteksian KGD
dari sample darah vena (NaF-1) Atlet sebelum lari aerob (3 mL) dan membagi
sample darah (dari 10 mL menjadi + 3 mL per tabung) sample
darah vena setelah Sprint anaerob (NaF-2), dan KGD dari riset in vivo
ini berbeda hasil. dilamjutkan pengukur KGD dari riset in vitro : Sample
darah vena (NaF-3) dicampur AST biasa atau Sample darah vena (NaF-4)
dicampur AST setelah diultrasonik Tr. Piezoelectric 3 jam dan KGD dari
riset in vitro ini hasilnya juga berbeda. Penjelasan secara teori adalah
asupan energi aktivitas aerob (tanpa Sprint ) yang mamakai gula + Oksigen
(glukolisis), sedangkan energi aktivitas anaerob (melakukan Sprint tahan
nafas) memakai lemak + Hidrogen (Hidrogenasi). Kemudian dari tabung NaF-3 dan
NaF-4 terjadi reaksi metabolisma terputus antara KGD sample darah dalam NaF-3 dicampur dengan
0,01 mL AST biasa yang ternyata KGDnya menjadi tinggi karena AST tidak
mengandung O2 dan H2 , sedangkan sample darah dalam
NaF-4 dicampur 0,01 mL dengan AST diultrasonik Tr. Piezoelectric ,
ternyata KGD menjadi rendah dari pada KGD dalam NaF-4. Ini dijelaskan sebagai
berikut: akan terjadi reaksi antara O2
atau H2 dengan sampah metabolisme (terputus), khususnya Atlet Geo. (Obesitas,
tidak atletis), Ini yang menimbulkan riset lanjutan mencari penyebab ada apa dengan
KGD orang Obesitas. Ada apa dengan mikroba host AST. Saran pembimbing
agar AST higienis dengan dihangatkan (50 – 60 o C), tidak dapat
diterima, karena panas akan menguraikan unsur-unsur kimia AST (sebagai
kelemahan), dan dari wawancara dengan penjual, tenyata AST dibilas dengan air
Sumur, bukan air PDAM atau air Isi ulang, sehingga inisatif adalah
batang-batang Tebu harus dibilas dengan air hangat, kemudian baru digiling
untuk diperas sebagai AST, ternyata ada hasil positif, meskipun begitu teknik
terbaiknya adalah diultrasonik Tr. Piezoelectric atau diapungkan Tr. minyak
Palma atau VCO adalah terbaik. Pengapungan minyak Sawit, satu ide yang hasil
deteksinya sangat variative dan luar biasa mikroba (Bakteri dan Jamur) salah
satunya adalah AST dengani nol cfu/mL mikroba. Dimana pengultrasonikan AST
menggunakan cara pengapungan minyak Sawit setelah di-RU12K Tr. Knobs 3
jam (Istanto W., et al ., 2016) yang dapat tergetar lebih 10 hari adalah
teknik utamanya. AST hasil pengapungan diasupkan (sonde 0,25 mL) kepada mencit,
yang ternyata ada kesurvival dan keaktifan Mencit dalam kandang hasi deteksinya
berbeda, yaitu: Kelompok mengasup AST (hasil KUCP Tr. minyak Sawit menjadikan
Mencit lebih aktif dari pada kelompok tidak diasupi AST (air Putih), kelompok mengasup
AST fresh , dan kelompok yang mengasup AST dibasikan 5 hari malah
mematikan. (semnas.poltekkesdepkes-sby.ac.id › , diunduh 5/10/2020).
Akan tetapi pengapungan dengan minyak Sawit ini masih
kendala, karena banyak objek yang mengerti bahwa minyak Sawit adalah berbahaya
bagi Kesehatan, sehingga penggunaan Tr. apung minyak Sawit harus diganti dengan
Tr. apung VCO yang aman bagi Kesehatan dan ternyata pengapungan VCO (setelah di-RU12K
Tr. Knobs 3 jam) atas darah Sepsis (Bakteri Salmonella )
dalam tabung Reaksi, dapat membunuh Salmonella lebih banyak dari pada
pengapungan VCO biasa (Wahyuni S., dkk., 2019). Teknik barunya adalah teknik pengapungan
VCO (Wahyuni S., dkk., 2019) digabung dengan teknik Pencelupan KUCP Tr. Piezoelectric
(Sriundy M., et al. , 2017) yang ternyata AST (+ 10 mL) lebih 4 –
5 hari membuat pH AST naik sedikit lebih baik (= 5 konstan) dari pada AST dalam
pengapungan KUAC Tr. minyak Palmae (riset Istanto W., et al. ,
2016) pH-nya = 4. Penggunaan AST model baru untuk diminumkan ke manusia sempat
menimbulkan keraguan, yaitu: Dapat atau tidak terjadi perubahan KGD tepi di
jari, sehingga direncanakan: Jika terjadi kegagalan hasil ukur KGD tepi di jari,
maka diganti dengan teknik pengukuran: 1. Nilai pH saliva air liur, atau 2. Nilai
KGD tepi dari minum 100 mL AST reaktor Buret, tetapi ternyata mengasup 10 mL
AST telah dapat mendeteksi KGD tepi.
KGD tepi sebagai proses metabolisme (terbuka) dengan
alat glucometer dengan bantuan Blood lancet (alat tusuk jari
tangan), sebagai penimbul titik luka (darah) yang didekatkan ke strip test
glucometer , sehingga darah masuk dan digital display membaca
KGD tepinya. Pemberian perlakuan terkait nilai optimum dan dua ukuran KGD tepi
berikut: A. Antara sampling -1 sebelum lari (Santai) dan sampling -2
setelah mengasup AST biasa tanpa lari (Sprint ), B. Antara sampling -1
sebelum Sprint dan sampling -3 setelah Sprint anaerob (10
detik dengan indeks kecepatan 5.00) tanpa asupan AST, C. Antara sampling -3
setelah Sprint anaerob (10 detik dengan indeks kecepatan 5.00), dengan sampling -4
setelah 30 menit mengasup AST sebagai post prandial , D. Antara sampling -3
setelah Sprint anaerob (10 detik dengan indeks kecepatan 5.00) dengan
sampling-5 setelah 30 menit mengasup AST dalam apungan Virgin Coconut Oil
(VCO) sebagai post prandial .
Alhamdulillah penelitian
ini dapat dipakai sebagai akhir pembuktikan dan pencari alasan adanya ketidakjelasan
(KGD vena dan kesalahan deteksi a/n Atlet Geo) maupun adanya kesamaan
(aktivitas Mencit) terbukti bahwa berkaitan dengan diabetis millitus dan
obesitas, serta dilanjutkan ke pemrograman computer, yang akhirnya terbukti ada
preses bolak balik (reversible) antara sprint anaerob terkait dengan KGD.
Kata Kunci: Lari, Kadar Gula Darah, Air Sari Tebu, dan Air Sari
Tebu Dikavitasi ultrasonik.