Gaya Hidup Ngopi - Nyethe Pemuda Di Kabupaten Tulungagung Tahun 1980-2019

Coffee Lifestyle - Nyethe Youth In Tulungagung Regency 1980-2019

Ngopi cethe dan aktivitas Nyethe menemani para pemuda untuk menjalankan berbagai jenis aktivitas sosial. Realitas sosial yang ada di beberapa warung kopi hijau tradisonal di kabupaten Tulungagung hadir sebagai simbolik yang melekat dan memiliki pemaknaan tersendiri di hati penikmat kopi dan rokok. Tidak hanya dari sebatas kenikmatan meminum kopi semata, akan tetapi merambah menjadi suatu gaya hidup yang khas khususnya bagi para pemuda. Selain karena harganya yang terjangkau, nilai nyata budaya Ngopi-Nyethe di warung kopi hijau tradisonal di kabupaten Tulungagung menjadi suatu obyek “healing” dan hiburan tersendiri yang melekat bagi kehidupan masyarakat lokal. Pada temporal tahun 1980 – 2019 budaya Ngopi-Nyethe yang dilakukan memberikan ruang dan pusat-pusat interaksi sosial bagi kalangan pemuda, warung kopi yang tersedia memberikan kesempatan bagi para pemuda di kabupaten Tulungagung untuk diskusi, mengerjakan tugas, reuni, atau sekadar beristirahat, baik individu maupun kelompok kecil. Rumusan masalah yang dimunculkan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana Ngopi-Nyethe menjadi gaya hidup pemuda di kabupaten Tulungagung tahun 1980-2019? (2) Bagaimana pemaknaan Ngopi-Nyethe bagi pemuda di kabupaten Tulungagung tahun 1980-2019? . Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis gaya hidup Ngopi-Nyethe pemuda di kabupaten Tulungagung tahun 1980-2019 serta Menganalisis pemaknaan Ngopi-Nyethe bagi pemuda di kabupaten Tulungagung tahun 1980-2019. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari 4 tahapan yakni, (1) heuristik 2) kritik sumber (3) interpretasi dan (4) historiografi.

Hasil penelitian menunjukan, secara kronologis tahun 1980 – 1990 merupakan awal mula budaya Ngopi-Nyethe dikenal oleh masyarakat kabupaten Tulungagung, tahun 1990 – 2000 mulai dikenalnya budaya Nyethe bagi kalangan pemuda melalui proses mengamati dan menirukan, tahun 2000 – 2010 aktivitas Ngopi–Nyethe telah menjadi gaya hidup yang melekat bagi pemuda di kabupaten Tulungagung, serta tahun 2010 – 2019 nyethe telah menjadi gaya hidup kreatif dan produktif bagi pemuda di kabupaten Tulungagung ditunjang dengan masifnya perkembangan teknologi yang membuat aktivitas Ngopi–Nyethe mulai dikenal diberbagai wilayah diluar kabupaten Tulungagung. Pemaknaan Ngopi–Nyethe bagi pemuda di kabupaten Tulungagung  meliputi ; Motif sosial Ngopi-Nyethe sebagai sarana refreshing, penikmat Ngopi–Nyethe sebagai pelaku sosial dan menjadi akses jaringan sosial, serta Ngopi–Nyethe sebagai sarana aktualisasi diri. Ngopi–Nyethe juga dimaknai sebagai suatu seni dan budaya lokal khas kabupaten Tulungagung. Sebagai dampaknya Ngopi-Nyethe memberikan dampak  positif meliputi berkembangnya jaringan sosial antar pemuda/masyarakat dan aktivitas seni yang kreatif dan produktif.  Selain alasan Kesehatan dan bermunculannya perokok muda, dampak negatif dari aktivitas Ngopi–Nyethe menjadikan para pemuda dapat lupa waktu ketika sudah menjalankan aktivitas  tersebut.

Kata Kunci : Ngopi Cethe, Nyethe, Pemuda, Kabupaten Tulungagung.

Coffee cethe and Nyethe activities accompany the youth to carry out various types of social activities. The social reality that exists in several traditional green coffee shops in Tulungagung district is present as an inherent symbol and has its own meaning in the hearts of coffee and cigarette connoisseurs. Not only from the enjoyment of drinking coffee alone, but also into a unique lifestyle, especially for young people. Apart from the affordable price, the real value of Ngopi-Nyethe culture at a traditional green coffee shop in Tulungagung district has become an object of "healing" and its own entertainment that is inherent in the lives of local people. During 1980 – 2019 the Ngopi-Nyethe culture was carried out to provide spaces and centers of social interaction for youth, the available coffee shops provided opportunities for youth in Tulungagung district to discuss, do assignments, reunite, or just rest, both individually as well as small groups. The formulation of the problems raised in this study are (1) How did Ngopi-Nyethe become a lifestyle for youth in Tulungagung district in 1980-2019? (2) What is the meaning of Ngopi-Nyethe for youth in Tulungagung district in 1980-2019? . This study aims to analyze the Ngopi-Nyethe lifestyle of youth in Tulungagung district in 1980-2019 and analyze the meaning of Ngopi-Nyethe for youth in Tulungagung district in 1980-2019. This study uses a historical research method consisting of 4 stages, namely, (1) heuristics, 2) source criticism, (3) interpretation, and (4) historiography.

 The results show, chronologically, 1980-1990 was the beginning of the Ngopi-Nyethe culture known by the people of Tulungagung district, in 1990-2000 the Nyethe culture was introduced to young people through the process of observing and imitating, in 2000-2010 the Ngopi-Nyethe activity has become a popular culture. the inherent lifestyle of youth in Tulungagung district, and in 2010 – 2019 Nyethe has become a creative and productive lifestyle for youth in Tulungagung district supported by massive technological developments that have made Ngopi–Nyethe activities known in various areas outside Tulungagung district. The meaning of Ngopi–Nyethe for youth in Tulungagung district includes; The social motive of Ngopi-Nyethe as a means of refreshing, the connoisseur of Ngopi-Nyethe as a social actor and an access to social networks, and Ngopi-Nyethe as a means of self-actualization. Ngopi–Nyethe is also interpreted as an art and local culture typical of the Tulungagung district. As a result, Ngopi-Nyethe has a positive impact, including the development of social networks among youth/community and creative and productive artistic activities. In addition to health reasons and the emergence of young smokers, the negative impact of the Ngopi–Nyethe activity makes young people forget the time when they have carried out these activities.

Keywords: Coffee Cethe, Nyethe, Youth, Tulungagung Regency.