THE VERB VOICE USED IN THE JAKARTA POST’S NEWS HEADLINES ON SEXUAL VIOLENCE
PENGGUNAAN KALIMAT AKTIF DAN PASIF DI DALAMJUDUL BERITA THE JAKARTA POST TENTANG KEKERASAN SEKSUAL
Pembahasan tentang kekerasan seksual menyangkut begitu banyak aspek termasuk moral dan budaya pihak yang bersangkutan. Oleh sebab itu, media masa diharapkan menyajikan berita serta judul yang mewakili kasus demikian secara berimbang. Namun, karena kejahan tersebut selalu melibatkan dua pihak, yaitu pelaku kekerasan dan korban, penggunaan kalimat aktif dan kalimat pasif yang menempatkan kedua pihak di posisi berbeda dalam kalimat menjadi hal yang patut dipertimbangkan. Berangkat dari alasan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan kalimat aktif dan kalimat pasif dalam judul berita daring milik The Jakarta Post (www.thejakartapost.com). Dalam penelitian ini ditemukan penghapusan kelompok kata yang tergolong dalam kategori fungsional, termasuk kata bantu auxiliary yang membentuk kalimat pasif, untuk membuat judul berita terlihat efektif dan ringkas. Selain itu, The Jakarta Post membuat pihak berwenang yang menempati posisi pelaku kalimat (actor/agent) yang tidak disebutkan dalam kalimat pasif dengan pelaku kekerasan sebagai pengalam kalimat (undergoer). Hal ini mengindikasikan kepedulian The Jakarta Post terhadap tanggung jawab kasus yang seringkali disematkan pada korban serta perlindungan privasi korban kekerasan seksual. Lebih lanjut, ditemukan pula penggunaan kalimat aktif pada judul yang berkonotasi positif untuk menyerukan dukungan, sedangkan kalimat pasif untuk judul yang berkonotasi negatif sebagai bentuk strategi kesopanan yang ditujukan kepada korban. Kemudian, penggunaan kalimat aktif dalam judul berita yang secara langsung mendeskripsikan kekerasan seksual mengindikasikan bahwa The Jakarta Post tidak memposisikan pelaku pria sebagai korban dalam kekerasan seksual. Disamping itu, ditemukan pula hubungan antara pengaruh sosial terhadap penempatan pihak- pihak yang bersangkutan sebagai subjek kalimat.
Kata kunci: judul berita, kalimat aktif, kalimat pasif, kekerasan seksual.
The discussion of sexual violence bears many aspects including the dispute of culture and morality. Such violence always involves two or more participants of the case; the assailant and the victim. Interests of this matter reflects on the reasoning of the choice of verb voice used considering different qualities both voices have on their participants. Moreover, mass media has the power to depict cases brought within their writings so that the use of verb voice which determines the positions of their participants within the report has a deal of consideration. Thus, this research aims to study the verb voice usage within news headlines of an Indonesian online mass media, The Jakarta Post (www.thejakartapost.com). The study found omitted functional categories which include the auxiliary in passive voice to make the headlines appear brief. The Jakarta Post also shows awareness of responsibility attributions and victims privacy by the use of active voice as well as the unexpressed victim in agentless passive voice. Further, active voice is used for the headlines with positive undertones to give strong urgency to agree with action, while passive voice with the assailant as the patient with truncated authority as the agent, instead of the victim, is used for the headlines with negative undertones to minimize the Face Threatening act (FTA) done by the writer. Also, The Jakarta Post avoid victimizing the male assailant by the use of active voice in describing the sexual violence, and social power has a role in determining the subject of the sentence in the passive voice.
Keywords: news headlines, verb voice, sexual violence.