MANAJEMEN STRATEGI RELOKASI PASAR KREMPYENG /TRADISIONAL  DESA SUKOREJO KECAMATAN BOJONEGORO KABUPATEN

RELOCATION STRATEGY MANAGEMENT

KREMPYENG / TRADITIONAL MARKET SUKOREJO VILLAGE BOJONEGORO DISTRICT BOJONEGORO DISTRICT

ABSTRAK

Krempyeng/pasar tradisional merupakan salah satu sektor informal yang berkembang pesat di Desa Sukorejo. Salah satu Krempyeng/pasar tradisional yang menjadi  fenomena di Desa Sukorejo adalah Krempyeng/pasar tradisional pagi di dekat perlintasan  Jl Munginsidi, antara pertigaan dan perlintasan  yang kemudian dipindahkan ke Jl Arif Rahman. Hakim. Pasar ini mempunyai ciri khas dibandingkan pasar Krempyeng/pasar tradisional lainnya di Desa Sukorejo dari segi waktu, sehingga diidentifikasi sebagai daerah penelitian. Kehadiran pasar ini ternyata bersifat dualisme seperti halnya sektor informal lainnya.

Selain menjadi tempat berkumpulnya sekitar 200  pedagang dan pemangku kepentingan lainnya,  keberadaan pasar ini juga menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik sosial, ekonomi, maupun tata ruang. Keberadaan pasar ini perlu dipertimbangkan kembali karena merupakan fenomena spasial dan sosial ekonomi  yang sering terjadi di desa-desa berkembang. Pasar Krempyeng/tradisional sebagai bagian dari perekonomian informal menarik untuk dikaji karena kemandiriannya dalam menciptakan lapangan kerja dan menyediakan barang dan jasa yang murah, serta reputasinya sebagai katup pengaman yang mencegah pengangguran dan kerusuhan sosial. Atas dasar itulah penelitian ini dilakukan untuk mengetahui fenomena Krempyeng/pasar pagi tradisional dalam kehidupan pedesaan. Tujuan yang ingin dicapai adalah dengan mengidentifikasi karakteristik pasar tradisional Krempyeng/pagi, mengidentifikasi permasalahan dan faktor penyebabnya, serta mengetahui perkembangan pasar tradisional itu sendiri.

ABSTRACT

Krempyeng/traditional market is one of the informal sectors that is growing rapidly in Sukorejo Village. One of the Krempyeng/traditional markets that has become a phenomenon in Sukorejo Village is the Krempyeng/traditional morning market near the Jl Munginsidi crossing, between the T-junction and the crossing which was later moved to Jl Arif Rahman. Judge. This market has unique characteristics compared to the Krempyeng market/other traditional markets in Sukorejo Village in terms of time, so it was identified as a research area. The presence of this market turns out to be dualistic like other informal sectors.

Apart from being a gathering place for around 200 traders and other stakeholders, the existence of this market also raises complex problems, both social, economic and spatial. The existence of this market needs to be reconsidered because it is a spatial and socio-economic phenomenon that often occurs in developing villages. The Krempyeng/traditional market as part of the informal economy is interesting to study because of its independence in creating jobs and providing cheap goods and services, as well as its reputation as a safety valve that prevents unemployment and social unrest. On this basis, this research was conducted to determine the phenomenon of Krempyeng/traditional morning markets in rural life. The aim to be achieved is to identify the characteristics of the Krempyeng/pagi traditional market, identify problems and causal factors, and find out the development of the traditional market itself.