Kiprah Wahyu Subiyantoro Dalam Pengembangan Teknik Pembuatan Motif Batik Pamekasan
The Gait of Wahyu Subiyantoro In The Development Of The Technique Of Making Batik Pamekasan
Kebutuhan pasar terhadap batik Pamekasan yang kian dinamis menuntut perajin untuk menciptakan motif-motif baru. Mayoritas perajin batik di Pamekasan bersandar pada pewarisan tradisi membatik yang berbasis keluarga dan terpaku pada kebiasaan dan pola visual yang sudah ada. Fokus penelitian ini adalah menggali kiprah Wahyu Subiyantoro dalam mengembangkan teknik pembuatan motif batik melalui program pelatihan yang diselenggarakan oleh Disperindag Pamekasan tahun 2017. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini meliputi: (1) Kiprah Wahyu Subiyantoro dalam dunia fashion dan batik; (2) Teknik pembuatan motif batik yang diajarkan saat pelatihan; (3) Perkembangan desain batik yang dihasilkan setelah mengikuti pelatihan; (4) Manfaat dan kendala selama pelatihan; (5) Respon pasar terhadap motif yang baru dibuat. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi keterlibatan langsung. Proses penelitian dalam artikel ini dilakukan pada kurun waktu 2017. Secara spesifik lokasi penelitian terfokus pada lokasi pelatihan yaitu di Kantor Disperindag Pamekasan, serta saat proses monitoring dan evaluasi dilakukan di Dusun Toket, Dusun Podhek, dan Pasar 17 Agustus Pamekasan sebagai representasi dari pusat industri kecil dan menengah. Metode yang diajarkan oleh Wahyu Subiyantoro antara lain menjiplak (outlining), repetisi, pencerminan (mirorring), dan struktur Grid. Motif-motif baru yang dihasilkan menunjukkan konsep kontemporer yaitu tidak lagi terpaku pada pakem, eklektik, dan merupakan reinterpretasi dari motif yang sudah ada sebelumnya. Motif yang dihasilkan secara visual terlihat komposisi yang baik, harmoni, presisi, dan detail namun tetap berdasar pada kearifan lokal dan menarik minat pasar lokal maupun internasional hingga meningkatkan omset perajin.
Kata Kunci: Batik Pamekasan, Motif Batik, Wahyu Subiyantoro, Desain Batik, Batik Kontemporer
The market demand for batik Pamekasan is increasing the dynamic crafters to create a newer motif. The majority of batik artisans in Pamekasan leaning on the inheritance of the tradition of batik-based family and glued on the habits and visual patterns that already exist. The focus of this research is to explore the gait of Wahyu Subiyantoro in developing the technique of making batik through training programs organized by Department of Industry and trade Pamekasan in 2017. The problem discussed in this research include: (1) The Gait of Wahyu Subiyantoro in the world of fashion and batik; (2) The technique of making batik motifs that were taught during training; (3) The development of batik design that is produced after training; (4) The benefits and constraints during the training; (5) The market response to motives that new made. Research using qualitative methods with data collection techniques through observation, direct involvement. The process of the research in this article was conducted during the period 2017. For site-specific research focused on the location of the training in the Office of Department Industry and Trade Pamekasan, as well as during the process of monitoring and evaluation conducted in the Toket Hamlet, Podhek Hamlet, and the Market August 17, Pamekasan as a representation of a small and medium industry. The methods taught by Wahyu Subiyantoro, among others outlining, repetitions, mirroring, and the structure of the Grid. New motifs were generated showing the concept of the contemporary that is no longer fixated on the grip, eclectic, and is a reinterpretation of a motif that already exists. The motif that is produced visually looks good composition, harmony, precision, and detail, but remain based on local knowledge and attract the interest of local and international market to increase the income of crafters.
Keywords: Batik Pamekasan, Batik Motif, Wahyu Subiyantoro, Batik Design, Contemporary Batik