Buffalo Head Larung Ritual In Tradhisi Nyadran Dham Bagong Ing Desa Ngantru Village, Trenggalek District, Trenggalek Regency (Folklore Theory)
Kebudayaan merupakan salah satu hasil karya dari bangsa yang harus dilestarikan dengan cara turun-temurun. Kebudayaan dan manusia memiliki hubungan dan menjadi dorongan terpenting. RNDB merupakan salah satu ritual yang dilaksanakan satu tahun sekali di bulan Sela. Ritual melarung kepala kerbau dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk ucapan rasa syukur terhadap Tuhan yang menciptakan dunia, karena telah memberikan kesejahteraan dan keselamatan terhadap masyarakat Trenggalek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan asal-usul RNDB, (2) mendeskripsikan tata laksana selama RNDB, (3) mendeskripsikan bentuk dan makna uborampe dalam RNDB, (4) mendeskripsikan nilai guna RNDB, (5) mendeskripsikan perubahan dalam RNDB di Kabupaten Trenggalek. Teori kan konsep yang ada hubungannya dengan rumusan masalah adalah teori folklor. Dari penelitian tersebut menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk menggambarkan suasana yang lebih jelas. Untuk maksud memahami suasana dan kondisi yang dilakukan oleh peneliti. Data penelitian didapat dari data primer dan data sekunder. Hasil dari dhata tersebut diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi lan instrumen penelitian dalam penelitian terdiri dari peneliti, daftar pertanyaan wawancara, lembar observasi, alat bantu. Hasil dari penelitian adalah menceritakan awal mula ritual nyadran dam bagong terlaksana yang ada hubungannya dengan kepercayaan masyarakat sekitar. Bentuk dan makna yang terkandung dari kepercayaan berupa ubarampe larunga, ubarampe ruwatan, dan ubarampe selamatan. Tata laksana terdiri dari tahap pra acara dan tahap pelaksanaan. Nilai fungsi dilaksanakannya tradisi ini ada beberapa fungsi bagi masyarakat sendiri. Serta adanya perubahan yang terjadi menumbuhkan upaya untuk tetap melestarikan didalam perkembangan jaman ini. Tradisi disalurkan kepada generasi muda dan pemerindah daerah sendiri sebagai pendukungnya harus tanggap supaya kebudayaan di Trenggalek selalu dikenal.
Kata kunci : Ritual larungan, Folklor, Dam bagong
Culture is one of the works of the nation that must be preserved for generations. Culture and people have a relationship and are the most important motive. RNDB is one of the rituals held once a year in the month of Sela. The buffalo head ritual is carried out with the intention and purpose of expressing gratitude to God who created the world, for providing welfare and salvation to the people of Trenggalek. The purpose of this study is to (1) describe the origin of RNDB, (2) describe the management during RNDB, (3) describe the form and meaning of uborampe in RNDB, (4) describe the use value of RNDB, (5) describe changes in RNDB in Trenggalek Regency. Theory is a concept that has to do with problem formulation is folklore theory. From this study using qualitative descriptive research methods to describe the atmosphere more clearly. For the purpose of understanding the atmosphere and conditions carried out by researchers. Research data is obtained from primary data and secondary data. The results of these findings are obtained from observation, interviews, documentation and research instruments in the study consisting of researchers, a list of interview questions, observation sheets, tools. xiv The result of the study is to tell the beginning of the nyadran dam bagong ritual carried out which has something to do with the beliefs of the surrounding community. The form and meaning contained in the belief are ubarampe larunga, ubarampe ruwatan, and ubarampe selamatan. Governance consists of the pre-event stage and the implementation stage. The value of the function of carrying out this tradition has several functions for the community itself. And the changes that occur grow efforts to continue to preserve in the development of this era. Traditions are distributed to the younger generation and regional administrators themselves as supporters must be responsive so that the culture in Trenggalek is always known.
Keywords : Ritual prohibition, Folklore, Dam bagong