PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA MASYARAKAT SAMIN DI DUSUN JEPANG, DS. MARGOMULYO, KEC. MARGOMULYO, KAB. BOJONEGORO PADA TAHUN 1966-2000
DEVELOPMENT OF HUMAN RESOURCE OF SAMIN COMMUNITY IN JEPANG HAMLET, MARGOMULYO VILLAGE, MARGOMULYO DISTRICT, BOJONEGORO REGENCY INI 1966-2000
Abstrak
Pembangunan Nasional yang dicanangkan pemerintah memiliki hakikat dan tujuan untuk melindungi, mengembangkan dan memajukan kesejahteraan umum bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah juga mengupayakan pembangunan nasional sampai pada KAT, yaitu Kelompok Adat Terpencil, yang meliputi beberapa suku tertentu yang tidak mau terjamah dengan perubahan. Masyarakat Samin adalah sebuah kelompok masyarakat atau komunitas yang menganut ajaran Saminisme yang hidup menyebar dari Jawa Tengah sampai Jawa Timur meliputi, Blora, Kudus, Pati, Ngawi, Bojonegoro dan Madiun. Mereka adalah komunitas petani yang telah masyhur dari era pemerintahan kolonial sebagai kelompok pembangkang yang tidak kooperatif dengan pemerintah kolonial. Oleh sebab itu, mereka mendapatkan cap sebagai orang-orang yang tertutup dan pembangkang hingga sekarang.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) apa faktor yang menyebabkan masyarakat Samin di Dusun Jepang, Ds. Margomulyo, Kec. Margomulyo, Kab. Bojonegoro berbeda dengan komunitas Samin di daerah lain, sehingga mereka cenderung lebih terbuka dan kooperatif terhaap pembangunan? (2) bagaimana program pembangunan nasional beserta implementasinya dalam rangka pembangunan sumber daya manusia masyarakat Samin di Dusun Jepang, Ds. Margomulyo, Kec. Margomulyo, Kab. Bojonegoro pada tahun 1966-2000? (3) Apa dampak pembangunan sumber daya manusia masyarakat Samin di Dusun Jepang, Ds. Margomulyo, Kec. Margomulyo, Kab. Bojonegoroterhadap kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Samin?.
Adapun penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan metode sejarah (historical approach) yang meliputi empat tahap, yaitu Heuristik (Pengumpulan data/ sumber) didapatkan peneliti dari perpustakaan balai desa Margomulyo dan juga arsip jurnal desa Margomulyo. Sumber berupa hasil wawancara dilakukan oleh peneliti dengan Narasumber yang berkaitan langsung dengan pembangunan sumber daya manusia masyarakat Samin pada tahun 1966-2000. Sumber pendukung lainnya yang digunakan penulis adalah sumber dari buku dan jurnal ilmiah. Kritik sumber dilakukan peneliti agar sumber dan data yang telah diperoleh dapat menjadi sumber interpretasi agar dapat menghasilkan tulisan yang baik. Interpretasi, adalah tahap analisis yang dilakukan oleh penliti berdasarkan sumber data dan kritik yang telah dilakukan agar mendapatkan fakta sejarah yang diperlukan. Historiografi, adalah tahap akhir metode penlitian sejarah, yakni penulisan hasil dari penelitian kedalam bentuk tulisan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi pembeda komunitas Samin yang ada di Dusun Jepang, dengan di daerah lainnya adalah keberadaan sang pemimpin yang dianggap sebagai mahdi (messiah). Yaitu Mbah Hardjo Kardi, yang merupakan keturunan generasi ketiga dari pendiri Saminisame itu sendiri. Yang terkenal sebagai pemimpin yang lebih terbuka, pembaharu yang sangat kooperatif dengan pemerintah. Pembangunan sumber daya manusia yang dilakukan pemerintah tercermin dalam setiap kegiatan pembangunan di dusun Jepang, dan desa Margomulyo. Seperti pembangunan puskesmas, adanya kegiatan posyandu, serta keberadaan sekolah dari rumah – rumah sebelum lembaga sekolah di bangun. Serta pembekalan pelestarian budaya dari pemerintah. Dampak dari pembangunan ini bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Samin di dusun Jepang adalah mereka menjadi Komunitas yang lebih terbuka dengan dunia luar, meskipun mereka masih termasuk dalam KAT (Komunitas Adat Terpencil) sebenarnya mereka hidup berdampingan dengan warga dusun Jepang non Samin pada umunya dan tidak memiliki perbedaan secara fisik dengan warga dusun Jepang pada Umumnya. Selain itu semakin banyak pula warga Samin yang mau bertransaksi dengan uang, juga memiliki pekerjaan lain selain menjadi petani.
Kata Kunci: Pembangunan sumber daya manusia, Samin, dusun Jepang
Abstract
The Samin community is a community group or community that adheres to the teachings of Saminism which live spread from Central Java to East Java including Blora, Kudus, Pati, Ngawi, Bojonegoro and Madiun. They are a famous peasant community from the era of colonial rule as dissident groups that were not cooperative with the colonial government. Therefore, they get a stamp as people who are closed dan dissident until now.
The problem formulation of the research is as follows: (1) What are the factors that led to the Samin community in Jepang hamlet, Margomulyo village, Margomulyo district, Bojonegoro regency is different from the Samin community in another region, so they tend to be more open and cooperative development? (2) How the National Development Program and its implementation in the framework of human resources development of Samin community in Jepang hamlet, Margomulyo village, Margomulyo district, Bojonegoro regency in 1966-2000? (3) what is the impact of human resources development of the Samin community in Jepang hamlet, Margomulyo village, Margomulyo district, Bojonegoro regency towards socio-economic life of Samin society?
The research is a qualitative study that uses a historical; approach which includes the four phases, namely heuristic (data collection) obtained researchers from the Library village hall Margomulyo and also the journal Archives of the village Margomulyo. The source of interviews is conducted by researchers with the resource directly related ti the development of human resources of Samin in 1966-2000. Other sources of support used by authors are the source of books and scientific journals. Source criticism is conducted by researchers so that the source and data obtained can be a source of interpretation in order to produce good writing. Interpretation is a stage of analysis conducted by researchers based on data sources and criticism that has been done in order to obtain the necessary historical facts. Historiography is the final stage of the historical Cholate method, which is the writing of the result of the research into writing.
The results showed that the difference between the Samin community in Jepang Hamlet, and in other areas was the presence of the leader who was considered a Mahdi (Messiah). Namely Mbah Hardjo Kardi, who is a third-generation descendant of the founder of Saminisme itself. What is known as a leader who is more open, a reformer who is very cooperative with the government. The development of human resources by the government is reflected in every development activity in the Jepang Hamlet, and Margomulyo village. Such as the construction of Puskesmas ( community health center), the existence of posyandu (integrated service post) activities, and the existence of schools from homes before the school institution was built. And the provision of cultural preservation from the government. The impact of this development on the social-economy of the Samin community in the Jepang hamlet is that they become a more open community with the outside world, even though they are still included in the KAT/ RIC (Remote Indigenous Community) in fact, they live side by side with non- Samin Jepang hamlets in general and have no physical differences from Jepang hamlet residents in general. In addition, more and more Samin residents who want to transact with money, also have other jobs besides becoming farmers.
Keywords: Human resource development, Samin, Jepang hamlet.