KONSTRUKSI PENGASUH TENTANG LANSIA TERLANTAR DI UPT PESANGGRAHAN PMKS MAJAPAHIT

CAREGIVER CONSTRUCTION OF ABANDONED ELDERLY AT UPT PESANGGRAHAN PMKS MAJAPAHIT

Menurut UU No.13 Tahun 1998, lansia merupakan seseorang yang telah berumur 60 tahun keatas. Lansia mengalami beberapa kemunduran yang menyebabkan kebergantungan hidupnya kepada orang lain, terutama keluarga. Namun, masih ditemukan adanya kegagalan peran keluarga dalam merawat lansia yang disebabkan oleh ketidakmampuan secara emosional, finansial maupun lainnya. Hal ini menyebabkan adanya kasus lansia terlantar. Dalam menghadapi permasalahan ini, pemerintah kabupaten Mojokerto menyediakan UPT Pesanggrahan PMKS Majapahit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kondisi objektif, realitas objektif dan subjektif serta proses internalisasi, eksternalisasi dan objektivasi pengasuh tentang lansia terlantar di UPT Pesanggrahan PMKS Majapahit. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif perspektif fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan internalisasi dimulai dengan adanya proses penerimaan pengetahuan atau pemahaman awal pengasuh tentang lansia terlantar. Pengetahuan atau pemahaman pada proses ini diperoleh dari sosialisasi dalam masyarakat. Kemudian, dilanjutkan dengan proses eksternalisasi dimana pengasuh mulai mengekspresikan pengetahuan tentang lansia terlantar dan ditafsirkan secara individu. Proses ini dihasilkan dari interaksi pengasuh dengan lansia terlantar di dalam panti. Terakhir, proses objektivasi dimana pengasuh menghasilkan realitas baru yang dihasilkan oleh kebiasaan di dalam panti hingga membentuk pola yang berlaku dan menghasilkan kondisi sebenarnya tentang lansia terlantar di dalam panti. 

According to Law No. 13 of 1998, an elderly person is someone who is 60 years or older. The elderly experience several setbacks which cause them to become dependent on other people, especially family. However, it is still found that there is a failure in the family's role in caring for the elderly which is caused by emotional, financial or other incapacity. This causes cases of neglected elderly people. In dealing with this problem, the Mojokerto district government provided UPT Pesanggrahan PMKS Majapahit. The aim of this research is to identify objective conditions, objective and subjective realities as well as the process of internalization, externalization and objectivation of caregivers regarding neglected elderly at UPT Pesanggrahan PMKS Majapahit. This research approach uses a qualitative approach from a phenomenological perspective. The research results show that internalization begins with the process of accepting the caregiver's initial knowledge or understanding about neglected elderly people. Knowledge or understanding of this process is obtained from socialization in society. Then, it continues with the externalization process where caregivers begin to express knowledge about neglected elderly people and interpret it individually. This process results from the caregiver's interaction with the neglected elderly in the institution. Lastly, the objectivation process in which the caregiver produces a new reality that is generated by habits in the institution to form a pattern that applies and produces the actual conditions of neglected elderly people in the institution.