Pengembangan Model Critical Thinking-Independent Learning (CTIL) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP

Development of the Critical Thinking-Independent Learning (CTIL) Model to Improve Critical Thinking Skills of Middle School Students

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model Critical Thinking-Independent Learning (CTIL) yang valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis (KBK) siswa melalui pembelajaran IPA di SMP. Model CTIL memiliki lima sintaks yaitu: 1) motivasi, 2) identifikasi dan analisis fenomena, 3) penyelidikan mandiri, 4) interpretasi data dan mengomunikasikan hasil, 5) refleksi. Penelitian pengembangan ini menggunakan desain model pengembangan yang diadaptasi dari Borg and Gall yang terdiri atas tiga tahap yaitu: 1) tahap pendahuluan dan pengembangan model, 2) tahap uji coba terbatas dan luas, dan 3) tahap uji model. Desain uji coba model menggunakan one group pre-test and pos-test design dengan kelas replikasi tanpa menggunakan kelas kontrol. Sampel penelitian sebanyak 239 siswa kelas VII dari SMP Negeri 16 Surabaya, SMP Negeri 21 Surabaya, dan SMP Negeri 36 Surabaya. Instrumen penelitian terdiri atas lembar validasi, lembar observasi, panduan wawancara, tes keterampilan berpikir kritis (TKBK), dan angket respons siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) model CTIL valid secara isi dan konstruk dengan skor validitas rata-rata 3,74 berkategori sangat valid, 2) model CTIL praktis ditinjau dari keterlaksanaan pembelajaran dengan skor rata-rata lebih dari 3,25 berkategori sangat baik, dan 3) model CTIL efektif ditinjau dari adanya peningkatan skor KBK yang secara statistik signifikan pada α = 5%, rata-rata n-gain KBK dari tiga sekolah secara berurutan sebesar 0,71, 0,72, dan 0,73 semua berkategori tinggi, peningkatan KBK konsisten dengan rata-rata n-gain tidak berbeda secara signifikan pada dua kelas untuk tiap sekolah pada tiga sekolah, dan rata-rata respons siswa sebesar 84,2% berkategori sangat baik. Oleh karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa model CTIL dinyatakan layak (valid, praktis, dan efektif) untuk meningkatkan KBK siswa melalui pembelajaran IPA di SMP.

This research aims to produce a valid, practical, and effective Critical Thinking-Independent Learning (CTIL) model to improve students' critical thinking skills (KBK) through science learning in junior high school. The CTIL model has five syntaxes, namely: 1) motivation, 2) identification and analysis of phenomena, 3) independent investigation, 4) interpretation of data and communicating results, 5) reflection. This development research uses a development model design adapted from Borg and Gall which consists of three stages, namely: 1) preliminary stage and model development, 2) limited and broad trial stage, and 3) model testing stage. The model trial design used a one group pre-test and pos-test design with a replication class without using a control class. The research sample was 239 seventh grade students from SMP Negeri 16 Surabaya, SMP Negeri 21 Surabaya, and SMP Negeri 36 Surabaya. The research instruments consisted of validation sheets, observation sheets, interview guides, critical thinking skills tests (TKBK), and student response questionnaires. The results showed that: 1) the CTIL model was valid in terms of content and construct with an average validity score of 3.74 categorized as very valid, 2) the CTIL model was practical in terms of learning implementation with an average score of more than 3.25 categorized as very good, and 3) the CTIL model was effective in terms of an increase in the KBK score which was statistically significant at α = 5%, the average n-gain of KBK from three schools in order of 0.71, 0.72, and 0.73 are all high categories, the improvement of KBK is consistent with the average n-gain not significantly different in two classes for each school in three schools, and the average student response of 84.2% is very good category. Therefore, it can be concluded that the CTIL model is feasible (valid, practical, and effective) to improve students' KBK through science learning in junior high school