ABSTRAK
Collaborative
Governance Dalam Upaya Pemberdayaan Penyandang Tunagrahita
Melalui Budidaya Ikan Lele
Di Desa Karangpatihan Kecamatan Balong
Kabupaten Ponorogo
Nama : Miftahul
Solikhin
NIM :
15040674051
Program Studi : S1 Ilmu Administrasi
Negara
Jurusan : Administrasi
Publik
Fakultas : Fakultas Ilmu
Sosial dan Hukum
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Tjitjik Rahaju, S.Sos.,
M.Si.
Penyandang disabilitas di Indonesia saat ini hidup dalam
kondisi rentan, terbelakang, dan/atau miskin . Penyandang disabilitas yang merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang juga
memiliki hak untuk hidup sejahtera , termasuk
penyandang tunagrahita didalamnya.
Kesejahteraan penyandang disabilitas tercantum dalam UU No. 8 Tahun 2016 . Pemerintah Desa Karangpatihan berupaya mewujudkan
kesejahteraan bagi penyandang tunagrahita berupa pemberdayaan melalui budidaya
ikan lele. Pemerintah Desa Karangpatihan berkolaborasi dengan Kelompok Swadaya
Masyarakat Rumah Harapan Karangpatihan Bangkit, Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Kediri, pengepul lele, beserta masyarakat dalam pelaksanaan
pemberdayaan bagi penyandang tunagrahita ini. T ujuan dari penelitian ini untuk menganalisis dan
mendeskripsikan proses collaborative governance dalam upaya pemberdayaan
penyandang tunagrahita melalui budidaya ikan lele di Desa Karangpatihan.
Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan fokus penelitian
menggunakan teori proses collaborative
governance menurut Ansell dan Gash (2007:228) yang terdiri dari face to face dialogue, trust building, commitment
to the procces, shared understanding, dan intermediate outcomes. Teknik pengumpulan data melalui teknik
wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
merupakan teknik analisis data menurut Miles dan Huberman yang meliputi
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian tersebut berdasarakan teori Ansell and Gash
sebagai berikut: 1) Face to face
dialogue, dimana telah dilakukan pertemuan rutin antara Pemerintah Desa
Karangpatihan bersama KSM Rumah harapan dan masyarakat, serta terdapat
kunjungan-kunjungan dari KPw BI Kediri ke Desa karangpatihan; 2) Trust building, yang dilakukan antar stakeholder dengan melakukan
pertemuan-pertemuan yang intensif dan melakukan transparansi; 3) Commitment to the process , masih
terdapat beberapa pengurus KSM Rumah Harapan yang belum maksimal dalam
mendampingi penyandang tunagrahita; 4) Shared
understanding dengan melalui pertemuan atau dialog maupun komunikasi antar stakeholder ; 5) Intermediate outcomes , dengan memastikan bahwa penyandang
tunagrahita menguasai cara-cara budidaya ikan lele yang benar agar mampu
melaksanakan budidaya ikan lele secara mandiri. Dan dikarenakan adanya hambatan
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penyandang tunagrahita dalam budidaya
ikan lele, maka pemberdayaan penyandang tunagrahita melalui budidaya ikan lele
ini dihentikan. Maka untuk itu diperlukan pelatihan dan pendampingan intensif
dari tenaga profesional ataupun pihak-pihak lainnya bagi penyandang
tunagrahita. Dan juga perlu diperhatikannya pemilihan bentuk kegiatan
penyandang tunagrahita agar mereka mampu menjalankannya dengan baik.
Kata kunci : Collaborative governance, pemberdayaan,
tunagrahita.