Pengaruh Industrialisasi Terhadap Persoalan Perumahan dan Pemukiman di Kotamadya Surabaya Tahun 1989-1994.
The Effect of Industrialization on Housing and Settlement Issues in the Municipality of Surabaya in 1989-1994.
Abstrak
Kegiatan industri merupakan salah satu tumpuan ekonomi bagi Surabaya. Di masa Orde Baru, pemerintah mengupayakan kemudahan bagi para investor untuk mengembangkan sektor industri, salah satunya di Surabaya. Industri di Surabaya semakin berkembang pada tahun 1989 hingga 1994 dengan meningkatnya jumlah industri dan tenaga kerja. Kondisi ini mempengaruhi arus urbanisasi dan meningkatnya jumlah penduduk Surabaya. Peningkatan jumlah penduduk diikuti dengan peningkatan jumlah tempat tinggal yang dibutuhkan. Permasalahan yang muncul ialah semakin banyak pemukiman liar, dan kumuh. Pemerintah Kotamadya Dati II Surabaya berusaha mengatasi masalah akibat industrialisasi tersebut dengan memenuhi kebutuhan perumahan dan pemukiman yang sebagian besar ditujukan bagi masyarakat menengah ke bawah.
Rumusan masalah yang digunakan ialah (1) Bagaimana kondisi perindustrian Surabaya di tahun 1989-1994?; (2) Bagaimana kondisi tersebut mempengaruhi kebijakan sektor perumahan dan pemukiman yang diambil Pemeritah Kotamadya Dati II Surabaya tahun 1989-1994?; dan (3) Bagaimana implementasi kebijakan di sektor perumahan dan pemukiman di Surabaya tahun 1989-1994? Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri atas heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Berdasarkan analisis terhadap sumber yang telah didapat, terdapat 2 usaha Pemerintah Kotamadya Surabaya untuk mengatasi permasalahan perumahan dan pemukiman. Yang pertama, Kampung Improvement Program (KIP) dengan merelokasi para pemukim liar ke rumah susun sewa yang dibangun pemerintah. Yang kedua dengan membangun Rumah Sederhana (RS), dan Rumah Sangat Sederhana (RSS). Pembangunan RS dan RSS ini dilakukan oleh PT. YKP, Perum Perumnas, dan para pengembang swasta. Dengan mengembangkan kawasan pinggiran Surabaya yang masih jarang penduduk, dan berpotensi untuk dilakukan pembangunan perumahan.
Abstract
Industrial activities is one of the economic bases for Surabaya. During the New Order era, the government sought facilities for investors to develop the industrial sector, one of which was in Surabaya. Industry in Surabaya increasingly developed in 1989 to 1994 with the increasing number of industries and labor. This condition affects the flow of urbanization and the increasing number of residences needed. The problem that arises was more and more illegal settlements, and slums. The municipal government level II of Surabaya was tried to overcome the problems caused by the industrialization, by provided housing and settlement needs which were mostly aimed to the lower middle class.
The formulation of the problem used is (1)How was the condition of industry in Surabaya in 1989-1994?; (2) How does this condition affect the policies in housing and settlement sector taken by the municipal government level II of Surabaya?; (3) How was the implementation of housing and settlement policies in Surabaya in 1989-1994?This research used historical methods consisting of heuristics, criticism, interpretation, and historiography.
Based on the analysis of the sources that have been obtained, there were 2 attempted by Surabaya municipal government to address housing and settlement problems. First, Kampung Improvement Program (KIP) by relocating illegal settlers to rented flats built by the government. Secondly, by build simple houses and very simple houses. The development of RS and RSS was carried out by PT. YKP, Perum Perumnas, and private developers. By developing suburban area of Surabaya that are still sparsely populated, and the potential for housing development.