ABSTRAK
KARYA TARI MBARANG KARSA SEBUAH UNGKAPAN PERJUANGAN DALAM BENTUK TARI DRAMATIK
Nama Mahasiswa : Hapsari Mustikaningrum
NIM : 15020134005
Prodi/Jurusan : Pendidikan Sendratasik/Sendratasik
Fakultas : Bahasa dan Seni
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Dra. Jajuk Dwi Sasanadjati, M.Hum.
Tahun : 2019
Kata kunci : Jaranan , ungkapan, perjuangan, dramatik, bentuk, isi
Keberadaan Jaranan Sentherewe di Kabupaten Tulung-agung saat ini sangat memprihatinkan. Pagelaran atau pe-nampilan Jaranan Shentherwe tidak mendapatkan izin per-tunjukan pada malam hari. Hal ini bermula ketika suatu jenis jaranan yang bukan Jaranan Sentherewe mengadakan pertun-jukan pada suatu daerah di Tulungagung yang kemudian mendapatkan respons negatif oleh masyarakat sekitar dan penonton yang ada. Berawal dari masalah kecil hingga masa-lah besar. Edukasi kejadian ini ada kurban fisik, ekonomi, sanggar seni dan kelompok seni, terutama kesenian Jaranan Sentherewe. Koreografer terta-rik untuk menjadikan fenome-na yang ada di Kabupaten Tulungagung untuk sebuah peng-kajian maka munculah dua variabel yaitu vadiabel bentuk merupakan sebuah karya tari dramatik yang terinspirasi dari Kesenian Jaranan Sentherewe dan variabel isi tentang protes sosial seniman Jaranan yang memperjuangkan Jaranan di Kabupaten Tulungagung. Variabel bentuknya. Protes sosial dan perjuangan seniman jaranan tersebut koreografer mem-buat sebuah karya tari yang bertujuan agar Jaranan Senthe-rewe dapat dipentaskan kem-bali pada malam hari.
Karya tari Mbarang Karsa, koreografer telah melakukan pengkajian terhadap karya tari yang terdahulu. Karya yang relevan tersebut berjudul tari Ambarang dari Bimo Wijayanto. Karya tari ini berangkat dari fenomena pengamen jaranan di Tulungagung. Koreografer menggunakan karya tari Amba-rang karena memiliki persaaman dalam subjek utama yaitu Jaranan Sentherewe. Pada karya ini memiliki perbedaan yaitu pada variable isi yaitu protes sosial dan perjuangan seniman jaranan sentherewe. Koreografer mengkaji karya tari ini menggunakan landasan Teori yaitu 1) Pengertian Tari 2) Tari Dramatik 3) Konstruksi Tari 4) Teori Koreografi 5) Prinsip-prinsip Bentuk 6) Ungkapan 7) Perjuangan 8) Jaranan .
Hasil Penciptaan Karya membahas tentang penggam-baran prajurit berkuda , oleh karenanya dalam peng-gunaan warna eye shadow, blosh on, maupun lipstick mengunakan war-na yang sesuai dengan konsep keprajuritan yang biasanya mempunyai pipi yang merona karena untuk mempertegas sifat keprajuritannya, dengan menggunakan teknik memper-tegas garis wajah yang bertujuan memberikan kesan cantik pada penari putri. Karya tari ini tata pentas yang digunakan adalah panggung prosenium. Panggung prosce-nium mampu membuat suatu tampilan karya lebih fokus dan panggung ini memiliki bagian daerah kuat lemah untuk bias mendukung penguatan suasana dan dinamika pertunjukan dengan pe-nontonya. Menggunakan property jaranan , pecut atau cam-buk, dan gongseng. Tata lampu yang dihadirkan bertujuan untuk membangun suasana dan pe-nguatan. Pada karya tari Mbarang Karsa ini menggunakan iri-ngan gamelan laras pe-log. Karena laras pelog memiliki pola-pola suasana yang se-suai dengan karya Mbarang Karsa.
Setelah terciptanya karya tari Mbarang Karsa koreo-grafer mengambil simpulan sebagai referensi karya selan-jutnya. Bawasannya kesenian Jaranan di Tulungagung sangat memprihatinkan karena tidak dapat dipentaskan kembali pada malam hari. Oleh karena itu disini timbulah sebuah perjuangan untuk memperjuangkan kesenian jaranan .
ABSTRACT
MBARANG KARSA DANCE WORK A EXPRESSION OF STRUGGLE IN THE FORM OF DRAMATIK DANCE
Student Name : Hapsari Mustikaningrum
Study Program/Department : Sendratasik / Sendratasik Education Faculty : Language and Art
Name of Institution : Surabaya State University
Advisor : Dra. Jajuk Dwi Sasanadjati, M.Hum.
Year : 2019
Key: Jaranan, expressions, struggles, dramatic, forms, contents
The existence of Jaranan Sentherewe in Tulungagung Regency is currently very alarming. Jaranan Shentherwe's performances or performances did not get permission to perform at night. This began when a type of jaranan that was not Jaranan Sentherewe performed in an area in Tulungagung which then received a negative response by the surrounding community and the audience. Starting from a small problem to a big problem. report this incident to the authorities and the impact of this incident on any type of network does not get permission to show at night. Educating on this event there are physical, economic, art studios and art groups, especially Jaranan Sentherewe. Choreographers are interested in making the phenomenon in Tulungagung Regency an assessment. Two variables, namely the form vadiabel, are a dramatic dance work inspired by Jaranan Sentherewe Art and a content variable about Jaranan artists' social protests fighting for Jaranan in Tulungagung Regency. The shape variable. The social protest and struggle of the jaranan artists choreographed a dance work aimed at making Jaranan Sentherewe staged at night.
Mbarang Karsa's dance work, the choreographer has conducted a study of the previous dance work. The relevant work is titled Ambarang dance from Bimo Wijayanto. This dance work departs from the phenomenon of jaranan busking in Tulungagung. Choreographers use the Ambarang dance work because they have the same subject matter namely Jaranan Sentherewe. In this work, there is a difference in the content variable, namely social protest and the struggle of sentherewe jaranan artists. The choreographer examines this dance work using the theoretical foundation 1) Understanding Dance 2) Dramatic Dance 3) Dance Construction 4) Choreography Theory 5) Form Principles 6) Expressions 7) Struggle 8) Jaranan.
The Work of Creation discusses the depiction of horsemen, therefore in the use of eye shadow, blosh on, and lipstick colors using colors that are in accordance with the concept of soldiering which usually has flushed cheeks because to emphasize the nature of soldiering, by using techniques to sharpen facial lines that aim to provide beautiful impression on the dancer of the princess. This dance performance system used is the prosenium stage. The proscenium stage is able to make a display of work more focused and this stage has a strong weak region to be able to support the strengthening atmosphere and dynamics of the show with the audience. Using property jaranan, whip or whip, and gongseng. The lighting system presented aims to build atmosphere and reinforcement. In this Mbarang Karsa dance work, the accompaniment of pelog barrel gamelan accompaniment. Because pelog barrel has atmospheric patterns in accordance with the work of Mbarang Karsa.
After the creation of the Mbarang Karsa dance work the choreographer took the conclusion as a reference for the next work. His insight into the art of Jaranan in Tulungagung is very alarming because it cannot be staged at night. Therefore here arises a struggle to fight for art jaranan.